Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Adi Latif Mashudi, Petani Milenial Blora yang Sempat Kerja di Korea Selatan (Bagian 2)

Kompas.com - 25/04/2024, 22:11 WIB
Aria Rusta Yuli Pradana,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

 

Bekerja dan kuliah di Korea

Selama bekerja di Korea sejak 23 Desember 2017, Adi tinggal di Kota Gyeongju, bertugas sebagai operator produksi untuk perusahaan pembuat sparepart mesin cuci LG.

"Dengan gaji perbulan estimasi Rp 30 sampai Rp 35 juta," kata dia.

Tak hanya bekerja, Adi juga membangun relasi dengan menempuh pendidikan sarjana di Universitas Terbuka yang bekerja sama dengan salah satu universitas di Korea Selatan.

"Waktu itu kampusnya di Yeungnam University, setiap hari Minggu kuliah ke sana, bukan hal mudah karena saya kerja dua shift, yaitu malam dan siang, dan itu rolling seminggu sekali, dan jam kerja wajib itu 12 jam," kata dia.

"Jadi, yang paling berat itu adalah ketika masuk kerja malam Minggu jam 8 malam berangkat jam 8 pagi pulang, kemudian kita langsung ke kampus. Nah, itu proses yang saya alami selama belajar di Korea Selatan sampai lulus, kemudian saya lulus tahun 2022," imbuh dia.

Baca juga: Perampok Bersenjata Api yang Gasak Toko Emas di Blora Masih Buron

Selama kuliah, pria kelahiran 25 April 1997 itu aktif di Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM), Unit Kegiatan Mahasiswa Universitas Terbuka (UKM UT), hingga menjadi ketua Pengurus Cabang Istimewa Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (PCI IPNU) Korea Selatan.

"Kemudian karier terakhir saya di sana sebagai marbot masjid, ketua takmir masjid di sana, dan alhamdulillah diberi kesempatan untuk bisa memindahkan masjid yang semula di basemen kemudian bisa naik ke lantai dua, nah itu proses akhir 2021 sampai awal 2022," ujar dia.

Menunaikan ibadah Haji dari Korea Selatan

Selama berada di Korea, Adi juga sudah mampu beribadah haji menggunakan kuota dari Korea Selatan, tanpa menunggu waktu bertahun-tahun lamanya.

"Kalau haji dari Korea itu relatif lebih cepat, karena kuotanya lebih banyak daripada yang daftar, termasuk saya daftar dua minggu sebelum berangkat, enggak harus menunggu bertahun-tahun," terang dia.

Pulang jadi petani 

Setelah modal usaha didapat, gelar sarjana diperoleh, ibadah haji telah ditunaikan, Adi mengaku tidak ada alasan lagi untuk tetap berada di Korea.

Baca juga: Dibutakan Dendam, Suami Siri di Semarang Tusuk Istri di Rumah Majikan

"Jadi, saya sudah kehabisan alasan untuk tetap bertahan di Korea, selain hanya mempertahankan ketakutan saya, jadi ketakutan saya bagaimana nanti kalau saya gagal di Indonesia, pada akhirnya selama proses haji itulah saya memohon petunjuk yang pada akhirnya saya dituntun dan saya mantapkan diri untuk memutuskan 'oke, saya pulang ke Indonesia'," ujar dia.

Dirinya kemudian pulang ke Indonesia pada 22 Juli 2023 untuk kemudian menggeluti dunia pertanian hidroponik dengan modal keseluruhan sekitar Rp 900 juta.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Usai Kecelakaan Maut Subang, Tim Gabungan Cek Kelayakan Bus Pariwisata di Banyumas

Usai Kecelakaan Maut Subang, Tim Gabungan Cek Kelayakan Bus Pariwisata di Banyumas

Regional
Soal 'Study Tour', Gibran: Jangan Dihilangkan

Soal "Study Tour", Gibran: Jangan Dihilangkan

Regional
Kebakaran Rumah di Bantaran Rel Kereta, Gibran Bakal Salurankan Bantuan Meski Tak ber-KTP Solo

Kebakaran Rumah di Bantaran Rel Kereta, Gibran Bakal Salurankan Bantuan Meski Tak ber-KTP Solo

Regional
Usai dari Lebak, 1.500 Warga Baduy Lanjutkan Perjalanan  Bertemu Pj Gubernur Banten

Usai dari Lebak, 1.500 Warga Baduy Lanjutkan Perjalanan Bertemu Pj Gubernur Banten

Regional
Kasus Penyerangan di Montong Lombok Barat, 2 Orang Ditetapkan Tersangka

Kasus Penyerangan di Montong Lombok Barat, 2 Orang Ditetapkan Tersangka

Regional
Siswi SMA Diperkosa Ayah Tiri dan Kakek, Pelaku Ancam Bunuh Ibu Korban

Siswi SMA Diperkosa Ayah Tiri dan Kakek, Pelaku Ancam Bunuh Ibu Korban

Regional
Isi Ratusan Liter BBM Subsidi di Kapal, 2 Warga Labuan Bajo Ditangkap

Isi Ratusan Liter BBM Subsidi di Kapal, 2 Warga Labuan Bajo Ditangkap

Regional
Sakit, 7 Calon Jemaah Haji Embarkasi Solo Ditunda Berangkat ke Tanah Suci

Sakit, 7 Calon Jemaah Haji Embarkasi Solo Ditunda Berangkat ke Tanah Suci

Regional
Tabungan Rp 5 Juta Terbakar, Penjual Angkringan di Solo: Padahal buat Mengembangkan Usaha

Tabungan Rp 5 Juta Terbakar, Penjual Angkringan di Solo: Padahal buat Mengembangkan Usaha

Regional
2 Penambang Timah Rakyat Ilegal di Babel Tertimbun Lumpur, 1 Tewas Tenggelam

2 Penambang Timah Rakyat Ilegal di Babel Tertimbun Lumpur, 1 Tewas Tenggelam

Regional
Kasus Oknum Polisi Diduga Aniaya Warga Aceh Utara hingga Tewas Berakhir Damai

Kasus Oknum Polisi Diduga Aniaya Warga Aceh Utara hingga Tewas Berakhir Damai

Regional
Tak Gubris Ajakan Salaman, Pelajar di Semarang Disetrika Kakak Kelasnya

Tak Gubris Ajakan Salaman, Pelajar di Semarang Disetrika Kakak Kelasnya

Regional
Terdampak Banjir, Aliran Listrik ke 1.890 Pelanggan PLN Padam

Terdampak Banjir, Aliran Listrik ke 1.890 Pelanggan PLN Padam

Regional
BNPB Salurkan Bantuan Rp 250 Juta dan Peralatan Penanganan Darurat Banjir Mahakam Ulu

BNPB Salurkan Bantuan Rp 250 Juta dan Peralatan Penanganan Darurat Banjir Mahakam Ulu

Regional
Soal Status Jokowi di PDI-P, Sukur Henry: Bagi Saya itu Masa Lalu

Soal Status Jokowi di PDI-P, Sukur Henry: Bagi Saya itu Masa Lalu

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com