Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Soal Status Jokowi di PDI-P, Sukur Henry: Bagi Saya itu Masa Lalu

Kompas.com - 18/05/2024, 18:34 WIB
Puthut Dwi Putranto Nugroho,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

GROBOGAN, KOMPAS.com - Ketua Bidang Keanggotaan dan Organisasi DPP PDI-P Sukur Henry Nababan buka suara soal status Presiden Joko Widodo di internal partai berlambang kepala banteng itu.

Saat ditanya apakah Jokowi diundang di Rakernas V PDI-P yang dihelat 24-26 Mei di Ancol, Jakarta Utara, Sukur merespons santai.

Menurut Sukur, sepak terjang Jokowi saat ini di PDI-P sudah berlalu.

Baca juga: Soal Status Jokowi dan Gibran di PDI-P, Hasto: Kader Bukan dalam Bentuk KTA, tetapi Juga Sikap Politiknya

"Itu jangan ditanya ke kami. Ditanya dulu ke Jokowi. Tapi kalau bagi saya itu masa lalu semua. Jadi kita bicara yang ke depan aja lah, jadi kenapa kita harus bicara masa lalu," tegas anggota DPR RI tiga periode ini di prosesi penyulutan api Rakernas di kompleks Api Abadi Mrapen, Kecamatan Godong, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah, Jumat (17/5/2024) sore.

Sukur pun meminta terkait kepastian status Jokowi di internal PDI-P sudah selazimnya ditanyakan langsung ke yang bersangkutan.

"Ditanya kepada pak Jokowi apakah masih merasa PDI-P. Kan gitu kan. Jangan ditanya ke saya. Karena saya gak bisa menjawab itu," jelas Sukur.

Terlepas dari segala macam problematika, Sukur menyampaikan hingga sejauh ini PDI-P masih tetap solid meski tanpa peran Jokowi.

"Pileg pilpres 2024 kan gak ada, kami bisa menang kok pilegnya. Biarpun kita harus banting tulang dengan segala sesuatu yang kami hadapi. Seluruh kader kami kompak kok di manapun berada," terang Sukur.

Sukur pun kembali menegaskan, tidak ada satupun entitas yang bisa memengaruhi elektabilitas PDI-P.

Namun justru sebaliknya, kata Sukur, partailah yang mengangkat kasta kader yang dimunculkan sebagai pemimpin.

"Jadi jangan sampai ada orang lain yang seolah-olah menguatkan partai kami. Partai kami itu sudah tiga kali menang pemilu sebelumnya. Jadi jangan dibalik-balik. Kami yang menguatkan setiap orang, kami yang menjagokan setiap orang, kami yang membangun setiap orang. Bukan partai yang dibangun. Jadi jangan dibalik-balik ya," kata Sukur.

Untuk diketahui, nyala api obor Rakernas V PDI-P disulut dari Api Abadi Mrapen dan dibawa atlet-atlet pelari maraton secara estafet melintasi puluhan kabupaten/kota di tiga provinsi menuju Jakarta.

"Sesungguhnya kader PDI-P memiliki semangat yang luar biasa. Di rakernas ini kita mau melambangkan, mengambil api abadi bahwa jiwa kader PDI-P tak akan pernah padam. Di rakernas kita tunjukkan kepada rakyat Indonesia bahwa kader kompak, kokoh dan tidak pernah mundur dalam situasi apapun," kata Sukur.

Di gelarnya Rakernas V, kata Sukur, sebagai momentum penguatan seluruh kader dalam persiapan menyongsong kontestasi Pilkada 2024.

Baca juga: Tak Kunjung Tegaskan Diri Jadi Oposisi, PDI-P Dinilai Sedang Tunggu Hubungan Jokowi dan Prabowo Renggang

"Rakernas itu konsolidasi organisasi, konsolidasi kekuatan seluruh struktur partai untuk menghadapi pilkada November nanti. Harapan kita dorong kader terbaik kita di setiap kabupaten kota untuk di konstetasi politik dan berharap menang. Dari api abadi memacu adrenalin dan semangat kader untuk memenangkan siapapun yang diputuskan partai," kata Sukur.

Sementara menyoal sikap dan arah politik PDI-P pada pemerintahan mendatang, masih menunggu instruksi elite partai.

"Ketua umum kami memiliki hak prerogatif sesuai anggaran dasar rumah tangga kami. itu keputusan mutlak ketua umum. Apapun yang jadi keputusan akan dijaga dan dimenangkan. Apakah nanti diumumkan di rakernas sikap dari PDI-P terkait dengan pemerintahan ke depan, kita lihat saja nanti," pungkas Sukur.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Hinca Pandjaitan Laporkan Dugaan Korupsi di Pertamina Hulu Rokan ke Kejati Riau

Hinca Pandjaitan Laporkan Dugaan Korupsi di Pertamina Hulu Rokan ke Kejati Riau

Regional
Mengenal Suntiang, Hiasan Kepala Pengantin Wanita Minang

Mengenal Suntiang, Hiasan Kepala Pengantin Wanita Minang

Regional
Marshel Widianto Maju di Pilkada Tangsel agar Petahana Tak Lawan Kotak Kosong

Marshel Widianto Maju di Pilkada Tangsel agar Petahana Tak Lawan Kotak Kosong

Regional
Mengintip Tugas Pantarlih, Deni Grogi Lakukan Coklit Bupati Semarang Ngesti Nugraha

Mengintip Tugas Pantarlih, Deni Grogi Lakukan Coklit Bupati Semarang Ngesti Nugraha

Regional
Petugas Pantarlih di Banten Bisa Data via 'Video Call' jika Pemilih Sibuk

Petugas Pantarlih di Banten Bisa Data via "Video Call" jika Pemilih Sibuk

Regional
Panggung Teater sebagai Jalan Hidup

Panggung Teater sebagai Jalan Hidup

Regional
Di Hari Anti Narkotika Internasional, Pj Gubri Terima Penghargaan P4GN dari BNN RI

Di Hari Anti Narkotika Internasional, Pj Gubri Terima Penghargaan P4GN dari BNN RI

Regional
Menilik Kampung Mangoet, Sentra Pengasapan Ikan Terbesar di Kota Semarang

Menilik Kampung Mangoet, Sentra Pengasapan Ikan Terbesar di Kota Semarang

Regional
7 Jemaah Haji Asal Kebumen Meninggal di Mekkah, Kemenag Pastikan Pengurusan Asuransi

7 Jemaah Haji Asal Kebumen Meninggal di Mekkah, Kemenag Pastikan Pengurusan Asuransi

Regional
Mudahkan Akses Warga ke Puskesmas dan RS, Bupati HST Serahkan 3 Unit Ambulans Desa

Mudahkan Akses Warga ke Puskesmas dan RS, Bupati HST Serahkan 3 Unit Ambulans Desa

Regional
Polisi Sebut Remaja Penganiaya Ibu Kandung Alami Depresi

Polisi Sebut Remaja Penganiaya Ibu Kandung Alami Depresi

Regional
Jadi Kuli Bangunan di Blora, Pria Asal Kediri Ditemukan Tewas Tertimpa Tiang Pancang

Jadi Kuli Bangunan di Blora, Pria Asal Kediri Ditemukan Tewas Tertimpa Tiang Pancang

Regional
Orangtua yang Buang Bayi Perempuan di Depan Kapel Ende Ditangkap

Orangtua yang Buang Bayi Perempuan di Depan Kapel Ende Ditangkap

Regional
Program Pengentasan Stunting Pemkot Semarang Dapat Penghargaan dari PBB

Program Pengentasan Stunting Pemkot Semarang Dapat Penghargaan dari PBB

Regional
Alasan Pj Gubernur Nana Sebut Pilkada Serentak 2024 Lebih Rawan Dibanding Pilpres

Alasan Pj Gubernur Nana Sebut Pilkada Serentak 2024 Lebih Rawan Dibanding Pilpres

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com