Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Motif Ayah Tiri Bunuh Balita di Pariaman, Kesal Korban Sering BAB

Kompas.com - 09/04/2024, 17:27 WIB
Perdana Putra,
Reni Susanti

Tim Redaksi

PADANG, KOMPAS.com - Pria di Pariaman, Sumatera Barat, DA (35), tega membunuh anak tirinya yang masih balita NZA (4,5 tahun). Alasannya hanya gara-gara korban sering buang air besar (BAB).

Kasat Reskrim Polres Pariaman, Iptu Rinto Alwi mengatakan, motif pembunuhan NZA karena DA kesal korban sering buang air besar.

"Saat itu korban dalam keadaan sakit dan sering buang air besar. Karena kesal, DA kemudian meninju korban berulang kali," kata Rinto yang dihubungi Kompas.com, Selasa (9/4/2024).

Baca juga: Video Pengakuan Ayah Tiri Bunuh Balita di Pariaman Viral

Rinto mengatakan, korban ditinju di bagian perut, pinggul, dan kepala hingga akhirnya tewas di tempat tidur.

Menurut Rinto, pelaku kesal karena DA yang membersihkan kotoran korban. Sebab sang istri tidak ada di rumah karena sedang jualan.

"Mereka berdua di rumah. Istri atau ibu kandung korban sedang pergi jualan," kata Rinto.

Baca juga: Balita Tewas Dianiaya Ayah Tiri di Pariaman, Pelaku Sempat Bawa ke RS Lalu Kabur

Sebelumnya diberitakan, pria di Pariaman, Sumatera Barat DA (35) tega menganiaya anak tirinya, NZA (4,5 tahun) hingga tewas di rumahnya sendiri.

DA menganiaya NZA di kamar tidur rumahnya dengan cara memukuli kepala korban, Kamis (4/4/2024).

Usai memukul korban, DA membiarkannya di dalam kamar hingga ibu kandungnya datang.

"Saat datang, ibu korban terkejut mendapati anaknya tidak bergerak di atas kasur dan badannya dingin," tutur Kasat Reskrim Polres Pariaman, Iptu Rinto Alwi.

Setelah itu, ibu korban dan DA membawa NZA ke rumah sakit, namun dinyatakan meninggal dunia. DA yang mendengar informasi tersebut, pura-pura menelpon lalu kabur dari rumah sakit.

"Setelah mendapat laporan, kita menyelidiki keberadaan pelaku," beber Rinto.

Akhirnya, DA ditangkap di rumah orangtuanya di Padang Panjang, Senin (8/4/2024).

"Tadi berhasil kita amankan dan dibawa ke Mapolres Pariaman untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya," pungkas Rinto.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cerita Korban Banjir Luwu yang Rumahnya Hanyut Terbawa Arus, Kini Menanti Perbaikan

Cerita Korban Banjir Luwu yang Rumahnya Hanyut Terbawa Arus, Kini Menanti Perbaikan

Regional
Ada Ritual Biksu Thudong, Polresta Magelang Siapkan Pengamanan Estafet

Ada Ritual Biksu Thudong, Polresta Magelang Siapkan Pengamanan Estafet

Regional
Mahakam Ulu Banjir Bandang, BPBD Baru Bisa Dirikan 1 Posko Pengungsian karena Akses Terputus

Mahakam Ulu Banjir Bandang, BPBD Baru Bisa Dirikan 1 Posko Pengungsian karena Akses Terputus

Regional
Mahakam Ulu Terendam Banjir: Ketinggian Air Capai 4 Meter, Ratusan Warga Mengungsi

Mahakam Ulu Terendam Banjir: Ketinggian Air Capai 4 Meter, Ratusan Warga Mengungsi

Regional
Baru Satu Minggu Dimakamkan, Makam Pemuda di Tarakan Dibongkar karena Ada Dugaan Penganiayaan

Baru Satu Minggu Dimakamkan, Makam Pemuda di Tarakan Dibongkar karena Ada Dugaan Penganiayaan

Regional
Nenek 65 Tahun di Sorong Diperkosa 5 Orang hingga Tewas, 1 Pelaku Ditangkap

Nenek 65 Tahun di Sorong Diperkosa 5 Orang hingga Tewas, 1 Pelaku Ditangkap

Regional
Bukit Kessapa, Tempat Bersejarah Penyebaran Ajaran Buddha yang Jadi Titik Awal Perjalanan Bhikku Thudong

Bukit Kessapa, Tempat Bersejarah Penyebaran Ajaran Buddha yang Jadi Titik Awal Perjalanan Bhikku Thudong

Regional
Lagi, 1 Anak di Gunungkidul Meninggal karena DBD, Total Ada 600 Kasus

Lagi, 1 Anak di Gunungkidul Meninggal karena DBD, Total Ada 600 Kasus

Regional
Mahakam Ulu Banjir Parah, Kantor Pemerintahan dan Mapolsek Terendam

Mahakam Ulu Banjir Parah, Kantor Pemerintahan dan Mapolsek Terendam

Regional
Banjir Rendam 37 Desa di Mahakam Hulu, BPBD: Terparah Sepanjang Sejarah

Banjir Rendam 37 Desa di Mahakam Hulu, BPBD: Terparah Sepanjang Sejarah

Regional
Dituntut 5 Tahun, Kades di Serang Banten Divonis Bebas Kasus Pemalsuan

Dituntut 5 Tahun, Kades di Serang Banten Divonis Bebas Kasus Pemalsuan

Regional
Beredar Surat Berkop DPRD Lebak Minta Loloskan 29 Anggota PPK Pilkada 2024

Beredar Surat Berkop DPRD Lebak Minta Loloskan 29 Anggota PPK Pilkada 2024

Regional
Lirik Lagu Sang Bumi Ruwa Jurai dan Arti, Lagu Daerah Lampung

Lirik Lagu Sang Bumi Ruwa Jurai dan Arti, Lagu Daerah Lampung

Regional
Paman dan Penasehat Maju Pilkada, Bobby: Itu Pilihan Masyarakat

Paman dan Penasehat Maju Pilkada, Bobby: Itu Pilihan Masyarakat

Regional
Cegah Bencana Susulan, Cuaca di Kaki Gunung Marapi Dimodifikasi

Cegah Bencana Susulan, Cuaca di Kaki Gunung Marapi Dimodifikasi

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com