Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Kalau Seperti Ini Terus, Demak Tidak Bisa Kering"

Kompas.com - 21/03/2024, 11:33 WIB
Rachmawati

Editor

Rohmah mengaku sangat lelah menghadapi banjir.

“Kondisi rumah ya morat-marit ke mana-mana. Dari banjir sebelumnya saja belum selesai bersih-bersih lumpurnya. Ini kedatangan lagi, semoga saja barang-barangnya tidak ke mana-mana,” kata Rohmah.

Dia berharap pemerintah bisa mencari solusi jangka panjang agar masyarakat tidak lagi harus berhadapan dengan banjir akibat tanggul jebol.

“Kalau saat ini, ya mungkin ndak mungkin karena kondisinya masih musim penghujan, dikuatkan seperti apa pun ndak bisa sekuat itu. Harapannya ya semoga pemerintah tetap memperhatikan kami yang dekat dengan sungai-sungai besar itu, bagaimana solusinya nanti ke depannya,” kata Rohmah.

Baca juga: Banjir Tenggelamkan Alun-alun Demak, Terparah sejak 32 Tahun Terakhir

"Kalau seperti ini, Demak tidak bisa kering"

Kepala Pelaksana BPBD Demak, Agus Nugroho mengaku “putus asa” apabila tanggul-tanggul yang jebol tidak segera diperbaiki. Pada Senin, hanya tinggal satu kecamatan di wilayah Demak yang belum terdampak banjir.

“Kami terus terang sudah putus asa. Kalau sampai tanggul Sungai Lusi, Desa Bugel, Kecamatan Godong itu tidak segera ditutup, maka Demak akan tenggelam, benar-benar akan tenggelam,” kata Agus kepada BBC News Indonesia.

Menurutnya, upaya perbaikan tanggul-tanggul yang dilakukan oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) sejauh ini “belum maksimal”.

“Masih mudah kena air, jebol lagi, jebol lagi. Kalau yang seperti ini berlanjut terus, Demak tidak akan pernah bisa kering karena air yang mengalir dari atas melalui Sungai Lusi dan Sungai Wulan itu sudah luar biasa volumenya,” kata Agus.

Baca juga: Banjir Lumpuhkan Demak Kota, Pemotor Bingung di Mana-mana Banjir

BBC News Indonesia telah menghubungi Juru bicara Kementerian PUPR Endra Atmawijaya, namun belum ada tanggapan sampai berita ini ditulis.

Sejauh ini, Penjabat Gubernur Jawa Tengah Nana Sudjana mengatakan penutupan tanggul jebol tengah diupayakan oleh Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS).

Tanggul-tanggul itu ditargetkan akan selesai diperbaiki pada akhir pekan ini.

Sementara itu, BMKG dan BNPB juga akan memperpanjang operasi teknologi modifikasi cuaca (TMC) untuk mengurangi dampak banjir di wilayah Jawa Tengah, khususnya Demak dan Kudus.

“Operasi TMC ini semula berakhir tanggal 20 Maret 2024, tetapi melihat genangan banjir di Kabupaten Demak dan Kudus ini, maka akan diperpanjang,” kata Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto dikutip dari Kantor Berita Antara.

Baca juga: Banjir Demak Meluas, Kampung Genggongan Terendam, Warga Mengungsi

Mengapa terasa 'lebih parah'?

Kondisi terkini perbaikan tanggul jebol di Dukuh Norowito, Desa Ketanjung, Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Demak, Rabu (20/3/2024). (Sekda Demak)KOMPAS.COM/NUR ZAIDI Kondisi terkini perbaikan tanggul jebol di Dukuh Norowito, Desa Ketanjung, Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Demak, Rabu (20/3/2024). (Sekda Demak)
Kepala Pusat Meteorologi Publik BMKG Andri Ramdhani menuturkan cuaca ekstrem kali ini dipicu oleh fenomena atmosfer yakni Madden Julian Oscillation (MJO) yang juga dipengaruhi oleh tiga bibit siklon tropis.

Menurutnya, dampak banjir di Demak terasa “lebih parah” dibandingkan pada Februari lalu karena saat cuaca ekstrem terjadi, kondisi air laut juga sedang pasang maksimum mencapai 165 cm.

“Ketika hujan ada peningkatan, dari laut juga naik sehingga air limpasan tidak bisa mengalir ke laut,” kata dia.

Belum lagi faktor drainase di sekitarnya yang tidak memadai untuk menyerap limpasan air sehingga banjir terasa lebih parah.

Baca juga: Soal Banjir di Jawa Tengah, Modifikasi Cuaca Diperpanjang, Tanggul Jebol di Demak Mulai Digarap

Pendapat berbeda soal pemicu cuaca ekstrem disampaikan oleh peneliti klimatologi BRIN Erma Yulihastin.

Menurut Erma, cuaca ekstrem selama sekitar 10 hari belakangan di Jawa Tengah “tidak lain dan tidak bukan dipicu oleh squall line” di area yang dia sebut sebagai Tanjung Jepara.

Squall line atau yang dia sebut sebagai “jalan tol hujan” merupakan sistem badai yang terbentuk dari pertumbuhan awan secara horizontal.

Tanjung Jepara yang dia maksud adalah wilayah di utara Jawa Tengah dari Demak hingga Jepara yang lebih menjorok ke laut.

“Di Laut Jawa itu langsung tiba-tiba ada garis panjang gitu kan, warnanya merah semua, langsung tiba-tiba hujan dengan intensitas tinggi di situ. Beda dengan penjalaran hujan biasa,” jelas Erma.

Baca juga: Demak Banjir Lagi, Petani: Hasil Panen Habis Sekarang Gagal Tanam

Hujan ekstrem yang intens selama 10 hari itu dinilai berkontribusi pada jebolnya tanggul.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Menyoal Perubahan Status Kewarganegaraan Marliah yang Tiba-tiba Jadi WN Malaysia

Menyoal Perubahan Status Kewarganegaraan Marliah yang Tiba-tiba Jadi WN Malaysia

Regional
Susul Sekda Kota Semarang, Ade Bhakti Dijadwalkan Ambil Formulir Pendaftaran Pilkada di PDI-P

Susul Sekda Kota Semarang, Ade Bhakti Dijadwalkan Ambil Formulir Pendaftaran Pilkada di PDI-P

Regional
Pemuda di Sleman Lecehkan Mahasiswi, Awalnya Diajak Ngabuburit.

Pemuda di Sleman Lecehkan Mahasiswi, Awalnya Diajak Ngabuburit.

Regional
Kecelakaan Beruntun di Depan KIW Semarang, Satu Pengendara Tewas

Kecelakaan Beruntun di Depan KIW Semarang, Satu Pengendara Tewas

Regional
Dugaan Korupsi Lahan Hutan Negara, Keterlibatan Anak Bupati Solok Selatan Diselidiki

Dugaan Korupsi Lahan Hutan Negara, Keterlibatan Anak Bupati Solok Selatan Diselidiki

Regional
Tersangka Pembunuh Waria di Sukabumi Ditangkap di Bus Menuju Bogor

Tersangka Pembunuh Waria di Sukabumi Ditangkap di Bus Menuju Bogor

Regional
Banjir Rob Menyulap Hamparan Sawah di Pesisir Demak Menjadi Lautan

Banjir Rob Menyulap Hamparan Sawah di Pesisir Demak Menjadi Lautan

Regional
Daftar ke Partai Nasdem, Sinyal Deny Indrayana Kembali Bertarung di Pilkada Kalsel

Daftar ke Partai Nasdem, Sinyal Deny Indrayana Kembali Bertarung di Pilkada Kalsel

Regional
Jadi yang Terparah, Banjir Rob di Pesisir Jateng Diprediksi Terjadi hingga Akhir Mei

Jadi yang Terparah, Banjir Rob di Pesisir Jateng Diprediksi Terjadi hingga Akhir Mei

Regional
Dugaan TPPO di NTB, Jebolan Ajang Pencari Bakat Nasional Jadi Tersangka

Dugaan TPPO di NTB, Jebolan Ajang Pencari Bakat Nasional Jadi Tersangka

Regional
Kesaksian Tagana Lubuklinggau, Bukan soal Uang tapi Selamatkan Orang

Kesaksian Tagana Lubuklinggau, Bukan soal Uang tapi Selamatkan Orang

Regional
Prakiraan Cuaca Pekanbaru Hari Ini Rabu 8 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Pekanbaru Hari Ini Rabu 8 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Regional
Dugaan Korupsi Lahan Hutan Negara, Bupati Solok Selatan Diperiksa 2 Jam

Dugaan Korupsi Lahan Hutan Negara, Bupati Solok Selatan Diperiksa 2 Jam

Regional
ABG Pembunuh Polisi di Lampung Divonis 9 Tahun 6 Bulan Penjara

ABG Pembunuh Polisi di Lampung Divonis 9 Tahun 6 Bulan Penjara

Regional
Inovasi Samsat Kebumen, Bayar Pajak Kendaraan Kini Bisa Malam Hari

Inovasi Samsat Kebumen, Bayar Pajak Kendaraan Kini Bisa Malam Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com