DEMAK, KOMPAS.com - Masyarakat Kabupaten Demak sempat bersitegang dengan aparat soal tanggul sak di tepi Jalan Sultan Fatah depan Kampung Bogorame, Kelurahan Mangunjiwan, Kecamatan Demak.
Di mana terdapat 3 titik tanggul yang dibuat dari sak berisi pasir di tepi Jalan Sultan Fatah atau yang mengarah masuk ke gang Kampung Bogorame.
Tanggul difungsikan untuk menghalau banjir masuk ke Perkampungan Bogorame agar tidak lebih parah lagi dan mengarahkannya ke saluran pembuangan air di ujung kampung.
Sisi lain, warga Desa Jogoloyo, Kecamatan Wonosalam dan Kampung Stasiun, Demak Kota, menganggap sak berisi pasir di Jalan Sultan Fatah turut menghambat penyusutan genangan banjir di wilayah mereka yang mencapai kedalaman 50-70 sentimeter.
Baca juga: Banjir Tenggelamkan Alun-alun Demak, Terparah sejak 32 Tahun Terakhir
Sementara, warga Kampung Bogorame enggan membuka tanggul tersebut dan bersikukuh dengan hasil rapat Forum koordinasi kecamatan atau Forkompimcam Demak kota dan warga Kampung Bogorame pada Selasa (19/3/2024) pukul 10.00 WIB.
Di mana, warga Kampung Bogorame tidak bersedia membuka tanggul tersebut, menunggu perkembangan kenaikan debit air banjir 1x24 jam.
Pantauan Kompas.com, Selesa (19/3/2024) sore, antara kedua belah pihak sempat bersitegang. Adu mulut antar warga yang melibatkan TNI-Polri dari Kecamatan Wonosalam pun tak terhindarkan.
Komandan Kodim Demak, Letkol Kav Maryoto yang berada di lokasi nampak menenangkan kedua belah pihak dan memimpin jalannya mediasi.
"Ini ada sedikit problem antar warga, di mana ada warga yang terendam, kemudian ada yang sedikit terendam," kata Maryoto, kepada Kompas.com, Selasa.
"Harapan warga yang lebih banyak terendam ini, ingin dialirkan airnya ke tempat yang kurang airnya artinya, ada aliran air ke situ," imbuh dia.
Menurutnya, warga dari Kampung Bogorame sempat menolak. Namun, kini kuda belah pihak sudah saling berdamai dengan solusi, tanggul sak tersebut dibuka.