Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Caleg Kasari Petugas KPPS hingga Trauma, Mengaku Orang Penting di Lampung

Kompas.com - 17/02/2024, 10:46 WIB
Tri Purna Jaya,
David Oliver Purba

Tim Redaksi

LAMPUNG, KOMPAS.com - Robin Delmi, anggota KPPS TPS 17 Tiyuh (desa) Panaragan, Tulang Bawang Barat (Tubabar), dibentak dan diancam oleh seorang calon anggota legislatif (caleg) yang tiba-tiba datang menerobos masuk ke TPS tersebut pada hari pencoblosan Pemilu 2024, Rabu (14/2/2024).

Baca juga: Seorang Caleg di Lampung Masuk TPS Marahi dan Ancam Petugas KPPS

Saat Kompas.com menghubunginya, anggota KPPS bagian Sistem Informasi Rekapitulasi (Sirekap) itu masih trauma.

Baca juga: Suara 4 Caleg Menggelembung hingga 800 Suara, KPU Lampung: Sirekap Eror

Suaranya terdengar bergetar dan beberapa kali penuturannya terputus ketika dia menceritakan kembali kejadian itu.

Video Robin dibentak sampai nametag-nya ditarik putus oleh si caleg viral di Tiktok hingga Jumat (16/2/2024) sore telah ditonton sebanyak 4,5 juta kali.

"Benar, Bang, kejadian itu pas baru mulai TPS buka, tapi sampai sekarang belum ada tindak lanjutnya," kata Robin saat dihubungi dari Bandar Lampung, Jumat malam.

Robin menceritakan, peristiwa itu terjadi beberapa saat setelah dia bertanya kepada salah seorang saksi di TPS itu.

Sebagai petugas Sirekap, Robin memerlukan identitas saksi tersebut agar tahu mewakili caleg mana.

"Dia (saksi) memang bawa surat mandat, tapi cuma atas nama partai. Jjadi saya tanya dia mewakili siapa. Ya sesuai dengan instruksi PPS, Bang," kata dia.

Saksi itu lalu terlihat menghubungi seseorang melalui ponsel hingga tiba-tiba seorang pria datang dan langsung menerobos masuk ke dalam TPS.

Pria itu tampak emosi dan langsung mendatangi meja Robin. Lima lelaki dewasa ikut masuk bersama pria itu.

"Langsung masuk (TPS), Bang. Padahal kan aturannya enggak boleh siapa pun masuk, kecuali saksi yang dapat mandat, pemilih, sama anggota KPPS," kata dia.

Bahkan, petugas linmas yang berjaga di luar pintu masuk TPS dibentak oleh pria itu.

"Dia marah-marah pakai kata-kata kasar," katanya.

Keributan sempat terjadi di meja Robin bertugas. Pria itu membentaknya sambil mengatakan dia adalah orang penting di Tubabar.

"ID card saya ditarik, HP saya juga. Semua yang ada di situ (TPS) dimarahin sama dia," kata dia.

Belakangan, Robin baru mengetahui bahwa pria itu adalah caleg yang saksinya dia tanya sebelumnya. Pria itu merupakan caleg DPRD provinsi.

Robin menambahkan, usai kejadian itu, belum ada tindak lanjut dari KPU maupun Baswalu Tubabar. Dia berharap ada kepedulian dari instansi terkait atas peristiwa tersebut.

Menurutnya, semua yang dilakukannya pada hari kejadian semata mengikuti SOP sebagaimana dalam bimbingan teknis (Bimtek) dari KPU.

"Bagaimanapun saya kan KPPS, keluarga KPU juga. Saya juga cuma ngikutin instruksi dari Bimtek dulu," katanya.

Sementara, anggota Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Provinsi Lampung Hamid Badrul Munir mengatakan, peristiwa itu menjadi atensi oleh Bawaslu.

"Peristiwa ini menjadi atensi kita juga. Nanti hasil plenonya akan kita publish seperti apa kejadiannya," kata Hamid.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bawa Bendara RMS Saat Nobar Timnas di Ambon, Anak di Bawah Umur Diamankan

Bawa Bendara RMS Saat Nobar Timnas di Ambon, Anak di Bawah Umur Diamankan

Regional
Cerita Bripka Leonardo, Polisi yang Ubah Mobil Pribadi Jadi Ambulans Gratis

Cerita Bripka Leonardo, Polisi yang Ubah Mobil Pribadi Jadi Ambulans Gratis

Regional
Kisah Relawan Tagana di Banten, Minim Fasilitas, Sering Pakai Uang Pribadi untuk Tugas

Kisah Relawan Tagana di Banten, Minim Fasilitas, Sering Pakai Uang Pribadi untuk Tugas

Regional
Soal Mutilasi di Ciamis, Apakah Orang dengan Gangguan Jiwa Berpotensi Melakukan Tindak Kejahatan?

Soal Mutilasi di Ciamis, Apakah Orang dengan Gangguan Jiwa Berpotensi Melakukan Tindak Kejahatan?

Regional
Sempat Laporkan Mahasiswanya ke Polisi, Rektor Unri: Tak Ada Maksud Mengkriminalisasi

Sempat Laporkan Mahasiswanya ke Polisi, Rektor Unri: Tak Ada Maksud Mengkriminalisasi

Regional
Punya 2 Profesi, Lurah di Prabumulih Jadi Bidan Diduga Malapraktik hingga Pasien Meninggal

Punya 2 Profesi, Lurah di Prabumulih Jadi Bidan Diduga Malapraktik hingga Pasien Meninggal

Regional
Tak Punya Bandara Internasional, Iklim Investasi di Jawa Tengah Dikhawatirkan Terganggu

Tak Punya Bandara Internasional, Iklim Investasi di Jawa Tengah Dikhawatirkan Terganggu

Regional
Bandara Lombok Siap Layani Pemberangkatan 13 Kloter Jemaah Haji 2024

Bandara Lombok Siap Layani Pemberangkatan 13 Kloter Jemaah Haji 2024

Regional
Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Jumat 10 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Jumat 10 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Jumat 10 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Jumat 10 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Cerah Berawan

Regional
Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Jumat 10 Mei 2024, dan Besok : Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Jumat 10 Mei 2024, dan Besok : Malam ini Hujan Ringan

Regional
Ibu di Riau Beri Racun Tikus ke Anak Tirinya gara-gara Sakit Hati Pada Ayah Korban

Ibu di Riau Beri Racun Tikus ke Anak Tirinya gara-gara Sakit Hati Pada Ayah Korban

Regional
Rektor Unsa Maju Pilkada 2024 Lewat Partai Gerinda, Sosok Perempuan Pertama

Rektor Unsa Maju Pilkada 2024 Lewat Partai Gerinda, Sosok Perempuan Pertama

Regional
Di Balik Penutupan Pabrik Sepatu Bata di Purwakarta, Salah Satunya Kendala Bahan Baku Impor

Di Balik Penutupan Pabrik Sepatu Bata di Purwakarta, Salah Satunya Kendala Bahan Baku Impor

Regional
Update Kasus Penemuan Mayat di Indekos Cirebon, Korban Berlumuran Darah dan Sempat Disembunyikan di Dalam Lemari Baju

Update Kasus Penemuan Mayat di Indekos Cirebon, Korban Berlumuran Darah dan Sempat Disembunyikan di Dalam Lemari Baju

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com