Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Simpatisan Caleg di Lombok Tengah Rusak Rumah Warga Diduga karena Dicurangi

Kompas.com - 16/02/2024, 18:32 WIB
Idham Khalid,
Pythag Kurniati

Tim Redaksi

LOMBOK TENGAH, KOMPAS.com- Video yang memperlihatkan aksi simpatisan calon anggota legislatif (caleg) DPRD Lombok Tengah Dapil lV mengamuk dengan narasi diduga karena kalah dalam pencoblosan, viral di media sosial.

Dari video yang beredar Rabu (14/2/2024) malam, tampak sejumlah warga dari simpatisan caleg tersebut mengamuk dan merusak rumah salah seorang warga. Mereka melempari rumah dengan batu sampai menyebabkan kaca pecah.

Baca juga: Satu TPS di Lombok Timur Roboh karena Hujan Deras

Terlihat juga sejumlah aparat kepolisian dan TNI hadir mengamankan saat insiden tersebut berlangsung.

Dari penelusuran, caleg yang ngamuk tersebut merupakan caleg dari Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Lalu Zulyadaini dari Desa Penujak, Lombok Tengah.

Baca juga: Satu TPS di Lombok Timur Roboh karena Hujan Deras

Menanggapi hal tersebut, Zulyadaini mengungkapkan aksi itu dilakukan karena simpatisannya kesal terhadap dugaan kecurangan yang dilakukan oleh salah satu tim sukses dari partai lain.

“Saya temukan ada kecurangan di TPS, yang punya rumah ini adalah tim sukses salah satu caleg, ada video saya dapatkan,” ungkap Zulyadaini saat dikonfirmasi, Jumat (16/2/2024).

Baca juga: KPU Lombok Barat Gunakan Perahu untuk Distribusikan 25 Kotak Suara ke Lokasi Terjauh di Gili

Zulyadaini mengakui, dirinya sempat memantau dugaan kecurangan timses tersebut dengan mengarahkan ibu-ibu mencoblos calon yang mereka dukung. Para ibu-ibu disebutnya dibimbing sampai ke TPS dan nyoblos

“Masa timses ini seperti dia miliki TPS dan bisa ngatur-ngatur. Saya enggak pakai uang dan dapat suara 57 di tempat itu,” ungkap Zulyadaini.

Zulyadaini mengungkapkan, dirinya saat itu sempat meminta petugas TPS tersebut untuk menghentikan penghitungan. Di TPS itu pula dia mengaku memberikan hak suara.

"Saya meminta penghitungan kabupaten dihentikan. Ada kok datang Panwascam, kepolisian dari Polsek dan saya diarahkan melaporkan. Bahkan saat itu sempat mau baku hantam, tapi dilerai,” katanya.

Baca juga: Insan Pariwisata Lombok Deklarasi Dukung Ganjar-Mahfud

Namun tim Gakkumdu meminta tolong agar proses penghitungan tetap dilanjutkan. Pihaknya kemudian malam itu sepakat melanjutkan proses penghitungan.

Situasi kembali memanas saat Zulyadaini bertemu dengan timses yang diduga melakukan kecurangan, sehingga memicu keributan kembali dengan sejumlah simpatisan.

Para simpatisan mendatangi rumah oknum yang dianggap melakukan kecurangan.

"Nah kembali berlanjut penghitungan Kabupaten (DPR), saya ketemu lagi sama orang-orang itu dan lagi terjadi cekcok dan menyulut simpatisan dan terjadi perusakan itu," kata Zulyadaini.

Baca juga: Tak Terima Ditegur Saat Penghitungan Suara, Anggota KPPS di Banjarmasin Ngamuk Pakai Senjata Tajam

Dirinya menegaskan bahwa peristiwa tersebut bukan karena dirinya kalah, namun murni karena kekesalan melihat dugaan kecurangan.

"Perlu digarisdibawahi, peristiwa itu bukan karena saya kalah, tapi karena kesal. Karena saat itu kan masih proses penghitungan suara," katanya.

Ketua Bawaslu Lombok Tengah Fauzan Hadi mengakui sudah menerima laporan dugaan kecurangan itu dari PSI Lombok Tengah.

"Tadi pagi laporannya sudah kita terima. Saat ini masih dalam tahap pendalaman laporan. Nanti kita akan sampaikan hasil perkembangannya," kata Fauzan melalui pesan singkat. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Juru Parkir Hotel Braga Purwokerto yang Tewas Ditembak Baru Bekerja Seminggu

Juru Parkir Hotel Braga Purwokerto yang Tewas Ditembak Baru Bekerja Seminggu

Regional
Gempa M 5,2 Guncang Maluku, BPBD: Tak Ada Kerusakan

Gempa M 5,2 Guncang Maluku, BPBD: Tak Ada Kerusakan

Regional
Bandara Supadio Hanya Layani Penerbangan Domestik, Warga Pontianak Merasa Dirugikan

Bandara Supadio Hanya Layani Penerbangan Domestik, Warga Pontianak Merasa Dirugikan

Regional
Gempa M 5,2 Guncang Tanimbar Maluku, Tak Berpotensi Tsunami

Gempa M 5,2 Guncang Tanimbar Maluku, Tak Berpotensi Tsunami

Regional
Deputi 1 KSP Febry Calvin Tetelepta Daftar Jadi Cagub Maluku dari PDI-P

Deputi 1 KSP Febry Calvin Tetelepta Daftar Jadi Cagub Maluku dari PDI-P

Regional
Speedboat Terbakar di Perairan Gili Trawangan, Kapten Alami Luka Bakar

Speedboat Terbakar di Perairan Gili Trawangan, Kapten Alami Luka Bakar

Regional
Polisi Ungkap Kasus Wanita Tewas di Kampar, Ternyata Dibunuh Mantan Suaminya karena Perselingkuhan

Polisi Ungkap Kasus Wanita Tewas di Kampar, Ternyata Dibunuh Mantan Suaminya karena Perselingkuhan

Regional
Bangka Belitung Rekrut 235 Anggota PPK, Digaji Rp 2,5 Juta

Bangka Belitung Rekrut 235 Anggota PPK, Digaji Rp 2,5 Juta

Regional
Korupsi 200 Ton Beras, Eks Wali Kota Tual Ditahan Polisi

Korupsi 200 Ton Beras, Eks Wali Kota Tual Ditahan Polisi

Regional
Sekda Maluku Sadli Ie Ditunjuk Jadi Pj Gubernur, Gantikan Murad yang Habis Masa Jabatan

Sekda Maluku Sadli Ie Ditunjuk Jadi Pj Gubernur, Gantikan Murad yang Habis Masa Jabatan

Regional
Kapal Belum Masuk, Harga Bawang Putih di Ambon Tembus Rp 50.000 Per Kg

Kapal Belum Masuk, Harga Bawang Putih di Ambon Tembus Rp 50.000 Per Kg

Regional
Pemkot Magelang Punya Layanan Sedot Tinja, Berikut Tarif dan Cara Pakai Jasanya

Pemkot Magelang Punya Layanan Sedot Tinja, Berikut Tarif dan Cara Pakai Jasanya

Regional
Penembak Juru Parkir Hotel Braga Purwokerto Ditangkap

Penembak Juru Parkir Hotel Braga Purwokerto Ditangkap

Regional
390 Kg Daging Celeng Diselundupkan ke Bekasi, Disembunyikan Dalam Truk Pengangkut Besi

390 Kg Daging Celeng Diselundupkan ke Bekasi, Disembunyikan Dalam Truk Pengangkut Besi

Regional
Kasus Adik Aniaya Kakak hingga Tewas di Klaten, Polisi: Tunggu Hasil Observasi

Kasus Adik Aniaya Kakak hingga Tewas di Klaten, Polisi: Tunggu Hasil Observasi

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com