Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terhambat Proyek Tol Laut, Puluhan Nelayan di Kota Semarang Tak Bisa Melaut

Kompas.com - 05/02/2024, 14:20 WIB
Titis Anis Fauziyah,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi


SEMARANG, KOMPAS.com – Puluhan nelayan Terboyo Wetan dan nelayan Trimulyo di Kota Semarang terhambat tak dapat membawa perahunya melaut ke tengah lautan karena adanya proyek tol tanggul laut yang kini masih terus berjalan.

Pantuan Kompas.com di lokasi, terpasang rangkaian bambu yang menancap di dasar lautan di sepanjang jalur laut yang biasa dilewati nelayan.

Kondisi itu menjadi berbahaya bila perahu kecil para nelayan nekat menerobos.

Alhasil, pembangunan tol laut itu menutup akses mereka untuk ke tengah laut.

Baca juga: Antisipasi Angin dan Rob saat Pemilu, Pemkot Semarang Siapkan Skenario Khusus

“Sudah beberapa bulan ini pokoknya semenjak proyeknya berjalan. Ini perahu nelayan tangkap yang ada di sini tidak bisa keluar ke lautan karena di sana ditutup, ada bambu yang dipasang katanya bagian dari proyek itu sepanjang 5 kilometer yang kena,” ujar Agus (45), sembari duduk termangu di atas perahu kecilnya usai mondar mandir di Polder Sringin, Senin (5/2/2024).

Agus mengaku, sejak proyek tol dan tanggul laut ini mulai digarap, ia dan puluhan nelayan lainnya hanya bisa mencari ikan di sekitar Kali Sringin.

Akibatnya, pendapatannya pun menurun drastis. Padahal, mereka harus menghidupi keluarganya.

“Dulu waktu masih melaut biasa sehari bisa dapat Rp 100.000-Rp 200.000, banyak ikannya ada kakap, udang, sembilang, pokoknya macam-macam. Sekarang dapat Rp 50.000 saja sulit,” ujar dia.

Tak ada pilihan lain kecuali berlayar ke Kali Sringin. Dia enggan mengambil resiko menerobos tiang bambu dan mengorbankan perahu kecil miliknya.

Mereka khawatir perahunya justru rusak atau bocor dan malah pulang tanpa membawa hasil tangkapan.

“Itu kan bambunya kalau ditabrak itu bahaya bisa bocor atau pecah kapal kita. Wong perahunya orang proyek juga sering kena terus rusak sendiri,” ungkap dia.

Baca juga: 2 Nelayan Aceh Hanyut 5 Hari, Diselamatkan Polis Marin Malaysia

Mereka sangat menyayangkan sikap pemerintah yang tidak melibatkan mereka sejak awal proyek itu berjalan. Tanpa pernah mendapat sosialiasi, tiba-tiba rute menuju lautan tertutup.

“Tidak pernah ada ada sosilisasi, saya dan puluhan nelayan lainnya di daerah Terboyo Wetan dan Trimulyo kami ini dilewati. Kami juga tidak peenah mendapat bantuan apapun baik dari pemerintah atau pihak kontraktor,” beber dia.

Sebelumnya mereka memang pernah menemui pihak kontraktor, Pemkot Semarang dan DPR RI untuk membicarakan nasib mereka yang terdampak proyek tersebut. Namun, hingga kini tak ada solusi nyata untuk mereka.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Berlayar Ilegal ke Australia, 6 Warga China Ditangkap di NTT

Berlayar Ilegal ke Australia, 6 Warga China Ditangkap di NTT

Regional
Video Viral Diduga Preman Acak-acak Salon di Serang Banten, Pelaku Marah Tak Diberi Uang

Video Viral Diduga Preman Acak-acak Salon di Serang Banten, Pelaku Marah Tak Diberi Uang

Regional
Tawuran 2 Kampung di Magelang, Pelaku Kabur, Polisi Amankan 5 Motor

Tawuran 2 Kampung di Magelang, Pelaku Kabur, Polisi Amankan 5 Motor

Regional
Dua Dekade Diterjang Banjir Rob, Demak Rugi Rp 30 Triliun

Dua Dekade Diterjang Banjir Rob, Demak Rugi Rp 30 Triliun

Regional
Rektor Universitas Riau Cabut Laporan Polisi Mahasiwa yang Kritik UKT

Rektor Universitas Riau Cabut Laporan Polisi Mahasiwa yang Kritik UKT

Regional
Pembuang Bayi di Semarang Tinggalkan Surat di Ember Laundry, Diduga Kenali Saksi

Pembuang Bayi di Semarang Tinggalkan Surat di Ember Laundry, Diduga Kenali Saksi

Regional
Pencuri Kain Tenun Adat di NTT Ditembak Polisi Usai 3 Bulan Buron

Pencuri Kain Tenun Adat di NTT Ditembak Polisi Usai 3 Bulan Buron

Regional
Duel Maut 2 Residivis di Temanggung, Korban Tewas Kena Tusuk

Duel Maut 2 Residivis di Temanggung, Korban Tewas Kena Tusuk

Regional
Tungku Peleburan di Pabrik Logam Lampung Meledak, 3 Pekerja Alami Luka Bakar Serius

Tungku Peleburan di Pabrik Logam Lampung Meledak, 3 Pekerja Alami Luka Bakar Serius

Regional
Pria Misterius Ditemukan Penuh Lumpur dan Tangan Terikat di Sungai Babon Semarang

Pria Misterius Ditemukan Penuh Lumpur dan Tangan Terikat di Sungai Babon Semarang

Regional
Wali Kota Semarang Minta PPKL Bantu Jaga Kebersihan Kawasan Kuliner di Stadion Diponegoro

Wali Kota Semarang Minta PPKL Bantu Jaga Kebersihan Kawasan Kuliner di Stadion Diponegoro

Regional
Korban Tewas Tertimpa Tembok Keliling di Purwokerto Bertambah, Total Jadi 2 Anak

Korban Tewas Tertimpa Tembok Keliling di Purwokerto Bertambah, Total Jadi 2 Anak

Regional
Tingkatkan Pengelolaan Medsos OPD Berkualitas, Pemkab Blora Belajar ke Sumedang dan Pemprov Jabar

Tingkatkan Pengelolaan Medsos OPD Berkualitas, Pemkab Blora Belajar ke Sumedang dan Pemprov Jabar

Regional
Ingin Tiru Aplikasi Sapawarga, Pemkab Blora Lakukan Kunjungan ke Pemprov Jabar

Ingin Tiru Aplikasi Sapawarga, Pemkab Blora Lakukan Kunjungan ke Pemprov Jabar

Regional
Cerita Jadi Jemaah Haji Termuda di Semarang, Halima Ngaku Sudah Nabung sejak TK

Cerita Jadi Jemaah Haji Termuda di Semarang, Halima Ngaku Sudah Nabung sejak TK

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com