Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Belum Dibayar Subkontraktor, Sejumlah Tukang Bangunan Segel SD di Sebatik, Para Siswa Belajar "Online"

Kompas.com - 31/01/2024, 05:25 WIB
Ahmad Dzulviqor,
Dita Angga Rusiana

Tim Redaksi

NUNUKAN, KOMPAS.com – Sudah sepekan, sejak para tukang bangunan SDN 02 Sebatik, Nunukan, Kalimantan Utara, menyegel gedung sekolah. Akibatnya, 172 murid sekolah tersebut belajar secara daring atau online. 

Aksi mogok ini dilakukan para tukang sejak Rabu (24/1/2024). Seperti saat Covid-19, para murid terpaksa menerima materi pelajaran melalui HP.

‘’Kami sudah pusing sekali ini masalah berlarut. Ini kejadian kesekian kalinya. Pada bulan Oktober 2023 lalu, sekolah kami juga disegel tukang bangunan karena mereka belum menerima pembayaran dari pihak subkontraktor,’’ ujar Kepala Sekolah SDN 02 Sebatik, Meliani, saat dihubungi, Selasa (30/1/2024).

Ada 6 ruang kelas, dan sejumlah bangunan lain yang disegel oleh para tukang. Mereka mengunci semua pintu, dan memberi tanda silang dengan plester hitam di semua pintu.

Hanya ruang guru yang disisakan para tukang. Itu pun setelah Meliani memohon dan memelas agar menyisakan satu ruangan untuk kerja para guru.

Baca juga: KPK Segel Kantor BPPD Sidoarjo, Sejumlah Pejabat Diamankan

‘’Bagaimana kalau semua disegel, anak anak masa kita liburkan tidak belajar dan ketinggalan pelajaran. Akhirnya dikasihlah satu ruang guru, dan kami memberi materi ajar daring untuk 172 murid kami,’’lanjut Meliani.

Meski ada solusi untuk kelangsungan belajar mengajar, Meliani tetap menyesal. Pasalnya ia yakin tidak sampai 50 persen murid muridnya mengikuti sistem belajar daring.

Selain karena kepedulian orangtua di Pulau Sebatik juga kurang maksimal. Sebab, mayoritas orangtua sibuk bekerja di laut atau kebun. 

‘’Tidak semua murid, memiliki Hp Android. Dulu sewaktu Kementerian memberikan gratis pulsa saja tidak semua terlayani daring, apalagi sekarang. Kita hanya bisa berdo’a agar tuntutan tukang bangunan segera diselesaikan subkontraktor,’’harapnya.

Meliani juga sudah mencoba mengundang para tukang bangunan serta orangtua murid, untuk mediasi dan menjelaskan kondisi yang terjadi.

Kendati demikian, tidak ada jalan keluar apa pun, kecuali subkontraktor melunasi pembayaran para tukang.

Pun demikian ketika Meliani melaporkan peristiwa penyegelan sekolah kepada Dinas Pendidikan. Tidak ada cara apa pun yang bisa dilakukan.

‘’Selama tuntutan mereka belum terpenuhi, sekolah kami bisa diibaratkan jadi korban terus. Pembangunan gedung sekolah selesai bulan 10 tahun 2023, subkontraktor mengulur waktu pembayaran, dan sampai hari ini, para tukang belum dibayar juga,’’imbuhnya.

Meliani juga mengaku simalakama, para tukang sebelumnya datang baik-baik dan menjelaskan kondisi mereka.

Hanya dengan cara menyegel sekolah, tuntutan mereka segera didengar dan gaji mereka akan dibayar.

Halaman:


Terkini Lainnya

Tawuran Pelajar SMK di Jalan Raya Bogor, Satu Tewas akibat Luka Tusukan

Tawuran Pelajar SMK di Jalan Raya Bogor, Satu Tewas akibat Luka Tusukan

Regional
Kunjungi Banyuwangi, Menhub Siap Dukung Pembangunan Sky Bridge

Kunjungi Banyuwangi, Menhub Siap Dukung Pembangunan Sky Bridge

Regional
Berlayar Ilegal ke Australia, 6 Warga China Ditangkap di NTT

Berlayar Ilegal ke Australia, 6 Warga China Ditangkap di NTT

Regional
Video Viral Diduga Preman Acak-acak Salon di Serang Banten, Pelaku Marah Tak Diberi Uang

Video Viral Diduga Preman Acak-acak Salon di Serang Banten, Pelaku Marah Tak Diberi Uang

Regional
Tawuran 2 Kampung di Magelang, Pelaku Kabur, Polisi Amankan 5 Motor

Tawuran 2 Kampung di Magelang, Pelaku Kabur, Polisi Amankan 5 Motor

Regional
Dua Dekade Diterjang Banjir Rob, Demak Rugi Rp 30 Triliun

Dua Dekade Diterjang Banjir Rob, Demak Rugi Rp 30 Triliun

Regional
Rektor Universitas Riau Cabut Laporan Polisi Mahasiwa yang Kritik UKT

Rektor Universitas Riau Cabut Laporan Polisi Mahasiwa yang Kritik UKT

Regional
Pembuang Bayi di Semarang Tinggalkan Surat di Ember Laundry, Diduga Kenali Saksi

Pembuang Bayi di Semarang Tinggalkan Surat di Ember Laundry, Diduga Kenali Saksi

Regional
Pencuri Kain Tenun Adat di NTT Ditembak Polisi Usai 3 Bulan Buron

Pencuri Kain Tenun Adat di NTT Ditembak Polisi Usai 3 Bulan Buron

Regional
Duel Maut 2 Residivis di Temanggung, Korban Tewas Kena Tusuk

Duel Maut 2 Residivis di Temanggung, Korban Tewas Kena Tusuk

Regional
Tungku Peleburan di Pabrik Logam Lampung Meledak, 3 Pekerja Alami Luka Bakar Serius

Tungku Peleburan di Pabrik Logam Lampung Meledak, 3 Pekerja Alami Luka Bakar Serius

Regional
Pria Misterius Ditemukan Penuh Lumpur dan Tangan Terikat di Sungai Babon Semarang

Pria Misterius Ditemukan Penuh Lumpur dan Tangan Terikat di Sungai Babon Semarang

Regional
Wali Kota Semarang Minta PPKL Bantu Jaga Kebersihan Kawasan Kuliner di Stadion Diponegoro

Wali Kota Semarang Minta PPKL Bantu Jaga Kebersihan Kawasan Kuliner di Stadion Diponegoro

Regional
Korban Tewas Tertimpa Tembok Keliling di Purwokerto Bertambah, Total Jadi 2 Anak

Korban Tewas Tertimpa Tembok Keliling di Purwokerto Bertambah, Total Jadi 2 Anak

Regional
Tingkatkan Pengelolaan Medsos OPD Berkualitas, Pemkab Blora Belajar ke Sumedang dan Pemprov Jabar

Tingkatkan Pengelolaan Medsos OPD Berkualitas, Pemkab Blora Belajar ke Sumedang dan Pemprov Jabar

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com