Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menyoal Kebocoran Gas Klorin di Karawang yang Terjadi Belasan Kali, Anak-anak Mengeluh Dadanya Sakit

Kompas.com - 25/01/2024, 15:45 WIB
Rachmawati

Editor

Sementara itu Faisal Yunus, dokter spesialis paru-paru dan pernapasan dari Rumah Sakit EMC, mengatakan anak kecil yang terpapar gas klorin bisa jadi mengalami gejala yang lebih berat, karena saluran pernapasannya lebih kecil dibanding orang dewasa.

"Anak-anak kan saluran napasnya sudah kecil. Kalau menyempit lagi, itu akan lebih berat risikonya," kata Faisal.

Di sisi lain, kata Faisal, mereka yang telah lanjut usia biasanya memiliki daya tahan tubuh relatif lebih rendah. Karena itu, bila terpapar gas klorin cukup lama, dikhawatirkan saluran pernapasannya menjadi lebih sensitif dan mudah terkena peradangan dan infeksi bakteri sehingga memicu munculnya penyakit-penyakit lain.

Saat ada kejadian seperti di Karawang, Faisal bilang tindakan pertama yang harus diambil adalah pergi menjauhi lokasi sebaran gas klorin sehingga tidak terpapar terlalu parah.

Baca juga: Kebocoran Gas Pabrik Caustic Soda, Warga di Karawang Keracunan

Lalu bila ada yang mengalami sesak napas, tenaga medis biasanya akan memberikan oksigen. Sejumlah obat pun bisa diberikan untuk mengatasi penyempitan saluran pernapasan dan peradangan.

Secara umum, Erlina mengatakan tidak ada efek jangka panjang bagi korban paparan gas klorin. Gejala yang dialami "tidak akan menetap", katanya.

Namun, Erlina tetap mempertanyakan berulangnya kebocoran gas klorin dari pabrik PT Pindo Deli Pulp and Paper Mills. Menurutnya, harus ada pengawasan dan pengendalian mutu yang lebih baik agar masyarakat sekitar tidak terus-terusan terdampak.

"Kasihan orang yang di sekitar," kata Erlina.

Apakah ada sanksi untuk perusahaan?

Hingga kini, pihak-pihak terkait masih melakukan investigasi.

PT Pindo Deli Pulp and Paper Mills berusaha memastikan kembali penyebab kebocoran yang terjadi, termasuk kemungkinan adanya pelanggaran prosedur pengisian klorin oleh operator.

Kusmayadi, kepala bagian hubungan masyarakat Polres Karawang, mengatakan Brimob Polda Jawa Barat telah menurunkan tim dari satuan kimia, biologi, radioaktif, dan nuklir (KBRN) untuk memeriksa lokasi kejadian. Temuannya lalu dibawa ke laboratorium forensik dan akan dipelajari lebih lanjut oleh penyidik, kata Kusmayadi.

"Polres Karawang akan menyelidiki apakah ada unsur kelalaian atau di luar kendali PT Pindo," kata Kusmayadi pada Selasa (23/01).

Baca juga: Menantu Perempuannya Jadi Dalang Pembunuhan Suami di Karawang. Ayah Korban: Dari Awal Saya Curiga sama Dia

Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan pun telah menurunkan tim untuk mengecek kondisi lapangan, tapi menolak untuk berkomentar lebih jauh.

Beda halnya dengan Bupati Karawang Aep Syaepuloh, yang berjanji akan mengambil tindakan tegas.

"Tentunya, pasti ya kami akan lakukan langkah-langkah dan tidak bisa dibiarkan," kata Aep pada Sabtu (20/01).

Wahyudin, direktur eksekutif Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Jawa Barat, menuntut seluruh pihak terkait, termasuk pemerintah pusat dan daerah, kepolisian, dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana, untuk bergerak cepat, termasuk dalam menjalankan investigasi dan mempublikasikan hasilnya kepada publik.

"Masyarakat perlu mengetahui, apa penyebab kejadian itu? Apa dampak serius yang kemudian perlu dihindari, perlu dipahami oleh masyarakat ketika itu terjadi? Apa mitigasi selanjutnya yang perlu dijalankan perusahaan dan masyarakat di sekitar lokasi?" kata Wahyudin pada Selasa (23/1).

Baca juga: Penjual dan Pembuat Knalpot Brong di Karawang Bisa Kena Denda Rp 50 Juta

Bila ada pelanggaran oleh perusahaan, entah terkait perizinan, pencemaran lingkungan, ataupun teknologi yang digunakan, Wahyudin bilang pemerintah harus memberi sanksi.

Wartawan di Karawang, Muhammad Azzam, berkontribusi untuk liputan ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

8 Alat Musik Tradisional Sumatera Barat dan Cara Memainkannya

8 Alat Musik Tradisional Sumatera Barat dan Cara Memainkannya

Regional
Trauma, Gadis Pemohon KTP Korban Pelecehan Seksual di Nunukan Menangis Saat Diperiksa

Trauma, Gadis Pemohon KTP Korban Pelecehan Seksual di Nunukan Menangis Saat Diperiksa

Regional
PKB-Gerindra Jajaki Koalisi untuk Pilkada Jateng, Gus Yusuf: Cinta Lama Bersemi Kembali

PKB-Gerindra Jajaki Koalisi untuk Pilkada Jateng, Gus Yusuf: Cinta Lama Bersemi Kembali

Regional
Sempat Jadi Bupati Karanganyar Selama 26 Hari, Rober Christanto Maju Lagi di Pilkada

Sempat Jadi Bupati Karanganyar Selama 26 Hari, Rober Christanto Maju Lagi di Pilkada

Regional
Antisipasi Banjir, Mbak Ita Instruksikan Pembersihan dan Pembongkaran PJM Tanpa Izin di Wolter Monginsidi

Antisipasi Banjir, Mbak Ita Instruksikan Pembersihan dan Pembongkaran PJM Tanpa Izin di Wolter Monginsidi

Regional
Soal Wacana DPA Dihidupkan Kembali, Mahfud MD Sebut Berlebihan

Soal Wacana DPA Dihidupkan Kembali, Mahfud MD Sebut Berlebihan

Regional
Baliho Bakal Cawalkot Solo Mulai Bermunculan, Bawaslu: Belum Melanggar

Baliho Bakal Cawalkot Solo Mulai Bermunculan, Bawaslu: Belum Melanggar

Regional
Ayah di Mataram Lecehkan Anak Kandung 12 Tahun, Berdalih Mabuk sehingga Tak Sadar

Ayah di Mataram Lecehkan Anak Kandung 12 Tahun, Berdalih Mabuk sehingga Tak Sadar

Regional
Jembatan Penghubung Desa di Kepulauan Meranti Ambruk

Jembatan Penghubung Desa di Kepulauan Meranti Ambruk

Regional
Universitas Andalas Buka Seleksi Mandiri, Bisa lewat Jalur Tahfiz atau Difabel

Universitas Andalas Buka Seleksi Mandiri, Bisa lewat Jalur Tahfiz atau Difabel

Regional
Pemkab Bandung Raih Opini WTP 8 Kali Berturut-turut dari BPK RI

Pemkab Bandung Raih Opini WTP 8 Kali Berturut-turut dari BPK RI

Regional
Berikan Pelayanan Publik Prima, Pemkab HST Terima Apresiasi dari Gubernur Kalsel

Berikan Pelayanan Publik Prima, Pemkab HST Terima Apresiasi dari Gubernur Kalsel

Regional
Penculik Balita di Bima Ditangkap di Dompu, Korban dalam Kondisi Selamat

Penculik Balita di Bima Ditangkap di Dompu, Korban dalam Kondisi Selamat

Regional
Candi Ngawen di Magelang: Arsitektur, Relief, dan Wisata

Candi Ngawen di Magelang: Arsitektur, Relief, dan Wisata

Regional
Pria di Magelang Perkosa Adik Ipar, Korban Diancam jika Lapor

Pria di Magelang Perkosa Adik Ipar, Korban Diancam jika Lapor

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com