Sementara itu Faisal Yunus, dokter spesialis paru-paru dan pernapasan dari Rumah Sakit EMC, mengatakan anak kecil yang terpapar gas klorin bisa jadi mengalami gejala yang lebih berat, karena saluran pernapasannya lebih kecil dibanding orang dewasa.
"Anak-anak kan saluran napasnya sudah kecil. Kalau menyempit lagi, itu akan lebih berat risikonya," kata Faisal.
Di sisi lain, kata Faisal, mereka yang telah lanjut usia biasanya memiliki daya tahan tubuh relatif lebih rendah. Karena itu, bila terpapar gas klorin cukup lama, dikhawatirkan saluran pernapasannya menjadi lebih sensitif dan mudah terkena peradangan dan infeksi bakteri sehingga memicu munculnya penyakit-penyakit lain.
Saat ada kejadian seperti di Karawang, Faisal bilang tindakan pertama yang harus diambil adalah pergi menjauhi lokasi sebaran gas klorin sehingga tidak terpapar terlalu parah.
Baca juga: Kebocoran Gas Pabrik Caustic Soda, Warga di Karawang Keracunan
Lalu bila ada yang mengalami sesak napas, tenaga medis biasanya akan memberikan oksigen. Sejumlah obat pun bisa diberikan untuk mengatasi penyempitan saluran pernapasan dan peradangan.
Secara umum, Erlina mengatakan tidak ada efek jangka panjang bagi korban paparan gas klorin. Gejala yang dialami "tidak akan menetap", katanya.
Namun, Erlina tetap mempertanyakan berulangnya kebocoran gas klorin dari pabrik PT Pindo Deli Pulp and Paper Mills. Menurutnya, harus ada pengawasan dan pengendalian mutu yang lebih baik agar masyarakat sekitar tidak terus-terusan terdampak.
"Kasihan orang yang di sekitar," kata Erlina.
Hingga kini, pihak-pihak terkait masih melakukan investigasi.
PT Pindo Deli Pulp and Paper Mills berusaha memastikan kembali penyebab kebocoran yang terjadi, termasuk kemungkinan adanya pelanggaran prosedur pengisian klorin oleh operator.
Kusmayadi, kepala bagian hubungan masyarakat Polres Karawang, mengatakan Brimob Polda Jawa Barat telah menurunkan tim dari satuan kimia, biologi, radioaktif, dan nuklir (KBRN) untuk memeriksa lokasi kejadian. Temuannya lalu dibawa ke laboratorium forensik dan akan dipelajari lebih lanjut oleh penyidik, kata Kusmayadi.
"Polres Karawang akan menyelidiki apakah ada unsur kelalaian atau di luar kendali PT Pindo," kata Kusmayadi pada Selasa (23/01).
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan pun telah menurunkan tim untuk mengecek kondisi lapangan, tapi menolak untuk berkomentar lebih jauh.
Beda halnya dengan Bupati Karawang Aep Syaepuloh, yang berjanji akan mengambil tindakan tegas.
"Tentunya, pasti ya kami akan lakukan langkah-langkah dan tidak bisa dibiarkan," kata Aep pada Sabtu (20/01).
Wahyudin, direktur eksekutif Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Jawa Barat, menuntut seluruh pihak terkait, termasuk pemerintah pusat dan daerah, kepolisian, dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana, untuk bergerak cepat, termasuk dalam menjalankan investigasi dan mempublikasikan hasilnya kepada publik.
"Masyarakat perlu mengetahui, apa penyebab kejadian itu? Apa dampak serius yang kemudian perlu dihindari, perlu dipahami oleh masyarakat ketika itu terjadi? Apa mitigasi selanjutnya yang perlu dijalankan perusahaan dan masyarakat di sekitar lokasi?" kata Wahyudin pada Selasa (23/1).
Baca juga: Penjual dan Pembuat Knalpot Brong di Karawang Bisa Kena Denda Rp 50 Juta
Bila ada pelanggaran oleh perusahaan, entah terkait perizinan, pencemaran lingkungan, ataupun teknologi yang digunakan, Wahyudin bilang pemerintah harus memberi sanksi.
Wartawan di Karawang, Muhammad Azzam, berkontribusi untuk liputan ini.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.