Empat ekor anjing lagi dalam perawatan karena sakit akibat jerat tali, dehidrasi, dan kepanasan. Enam ekor anjing betina yang ada dalam truk itu juga sedang hamil besar.
Christian Josua Pale menduga kuat anjing-anjing itu didapat dari tiga daerah: Tasikmalaya, Garut dan Sumedang.
Hewan itu disebut dibeli dari pemasok sekitar Rp40.000-Rp50.000 per ekor dan dijual ke pedagang sekira Rp38.000-40.000 perkilogram.
Informasi yang dia dapat, para pengepul mendapatkan anjing tersebut dengan cara mencuri anjing milik orang lain, mengambil anjing liar, dan dari hasil ternak sendiri.
"Jadi ada kemungkinan anjing curian, kenapa? Karena ditemukan ada kalung di leher anjingnya, itu kan berarti ada pemiliknya."
Bisnis jagal anjing seperti ini, sambung Christian juga menggiurkan.
Baca juga: Ratusan Anjing Dibawa Masuk ke Semarang secara Ilegal, Pemprov Khawatirkan Wabah Rabies
Para pengepul bisa mendapat uang Rp15 juta setiap kali mengangkut atau mengantar anjing-anjing itu ke tujuan.
"Ini bisnis gelap yang cepat menghasilkan uang."
Berdasarkan penuturan warga Sragen kepada Animals Hope Shelter Indonesia, mereka sudah jengah dengan aksi para pelaku yang mengepul anjing untuk dijagal.
Pasalnya kampung yang mayoritas Muslim tersebut menilai tindakan pelaku tidak sesuai dengan ajaran agama Islam.
Christian mencurigai para pelaku yang ditangkap Polrestabes Semarang sudah bertahun-tahun beraksi dan menjalankan bisnis gelap ini secara turun-temurun.
"Bisnis ini turun-temurun dari bapak ke anaknya."
Baca juga: Kata Media Asing soal Polisi Hentikan Truk Angkut 226 Anjing di Tol Kalikangkung Semarang
"Kalau saat ini memang yang jumlahnya paling banyak itu. Kapan hari di Kulonprogo itu jumlahnya 78 ekor anjing, terus di Karanganya 53 ekor anjing. Yang di Surabaya cuma empat ekor anjing, terus di Blitar 30 ekor anjing," kata dia melalui sambungan telepon kepada wartawan Fajar Sodiq yang melaporkan untuk BBC News Indonesia.
Mustika menduga ratusan anjing itu akan didistribusikan ke sejumlah warung penjaja kuliner olahan daging anjing di wilayah Solo Raya yang meliputi Sukoharjo, Karanganyar, Boyolali, Sragen dan Solo.
"Itu platnya AD, tapi saya pernah menyelidiki orang itu dan tinggal di Mijan, Sragen," imbuhnya.
Ia menjelaskan konsumsi daging anjing di wilayah Solo Raya yang merupakan eks Karesidenan Surakarta merupakan yang tertinggi di Indonesia.
Baca juga: Respons Wali Kota soal Ratusan Anjing Jagal Berhasil Diamankan di Semarang
Tetapi jumlahnya berapa, ia tidak menyebut dengan rinci. Bahkan posisi tersebut telah menggeser Manado dan Medan.
Sedangkan di Solo, terdapat 50 warung yang menjual olahan daging anjing.
Berdasarkan penulusuran DMFI penjual yang tergabung dalam grup WhatsApp penjuang kuliner daging anjing mencapai 78 orang.
"Setelah kami selidiki ternyata di Medan menyembelih seperti di pasar itu paling satu, dua tiga, empat, lima, enam ekor tapi untuk satu hari dikonsumsi masyarakat itu. Tapi kalau di Sukoharjo, Karanganyar itu setiap warung minimal dua ekor."
Dari jumlah tersebut, Mustikan menyebut setiap warung rata-rata per harinya menghabiskan sebanyak 2-4 ekor anjing sehingga jika dikalikan dengan jumlah penjualnya maka konsumsi daging anjing di Solo mencapai 100 ekor anjing per hari.
Baca juga: Kondisi Terkini 226 Anjing Terikat yang Diamankan di Tol Semarang, 11 Ekor Mati
Dia pun kuat menduga pasokan anjing di daerah Solo berasal dari Jawa Barat seperti Pangandaran, Tasikmalaya, Cimahi, Majalengka dan Cirebon.
Pasalnya suplai anjing dari Solo dan sekitarnya sudah tidak mampu untuk memenuhi tingginya permintaan untuk konsumsi di kota ini.
Tingginya tingkat konsumsi daging anjing di Solo, menurut Mustika, disebabkan adanya mitos yang memercayai bahwa mengonsumsi daging anjing akan menambah stamina perkasa.
Selain itu, juga dipercaya untuk obat penyembuhan kulit.
"Ada yang mempercayai kalau habis tato, makan daging anjing itu mudah kering tatonya. Terus untuk orang sunat itu dapat mudah kering. Untuk orang abis operasi organ dalam, kalau konsumsi daging anjing cepat kering. Ada lagi mitos untuk penyakit kulit," bebernya.
Mereka bahkan menuliskan 'Rica-rica guk-guk'.