Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ratusan Anjing Dibawa Masuk ke Semarang secara Ilegal, Pemprov Khawatirkan Wabah Rabies

Kompas.com - 08/01/2024, 17:25 WIB
Titis Anis Fauziyah,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

SEMARANG, KOMPAS.com - Pemerintah Provinsi Jawa Tengah (Jateng) mengkhawatirkan potensi terjadinya wabah rabies setelah temuan ratusan anjing yang dibawa masuk ke Semarang secara ilegal.

Hal itu mengancam status Jateng yang selama ini disebut bebas rabies.

Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnakkeswan) Agus Wariyanto mengatakan, anjing bukan tergolong pangan yang lumrah dikonsumsi.

"Lalau kaitannya dengan anjing tadi, itu kan tergigit ada potensi rabies, Jateng termasuk provinsi bebas rabies sampai hari ini, kalau terjadi rabies sudah tidak bebas lagi," tutur Agus melalui sambungan telepon, Senin (8/1/2023).

Baca juga: Respons Wali Kota soal Ratusan Anjing Jagal Berhasil Diamankan di Semarang

Dia mengatakan, bila tak ada surat izin masuk berarti pengiriman itu ilegal. Namun, dia meminta agar polisi yang mengecek tidak mudah percaya dengan surat karena besar kemungkinan adanya pemalsuan.

Sehingga, pengecekan harus sangat ketat.

"Kalau enggak ada suratnya tapi itu melalui jalan tol, itu enggak ada pos lalu lintas tetep saja, itu otomatis dia tidak memenuhi norma atau aturan," lanjut dia.

Untuk mengantisipasi munculnya penyakit rabies, maka lalu lintas ternak itu harus adanya surat keterangan sehat hewan dari daerah pengirim itu yang dikeluarkan dinas bersangkutan.

"Tapi kalau dari kami secara teknis yang kita khawatirkan membawa penyakit rabies atau anjing gila, kalau sudah menggigit kan bahaya, terus dia bawa surat resmi kesehatan hewan enggak, ketiga itu daerah penyembelihan apakah untuk disembelih atau diternakan lagi, itu yang harus dicermati," ujar dia.

Pj Gubernur Jateng Nana Sudjana akan berkoordinasi dan berdiskusi dengan Kapolda Jateng berkaitan dengan temuan pengiriman ratusan anjing di pintu keluar Tol Kalikangkung di Semarang ini.

Baca juga: Kondisi Terkini 226 Anjing Terikat yang Diamankan di Tol Semarang, 11 Ekor Mati

"Ini akan kami diskusikan, kami evaluasi terkait masalah ini. Kami akan koordinasikan dengan Kapolda, kita akan mengecek, saya rasa tidak sepantasnya, mungkin bagi masyarakat  khususnya yang beragama Muslim, itu haram sifatnya daging anjing itu," kata Nana.

Nana juga bakal mencari tahu daerah yang menerima kiriman anjing tersebut untuk dikomsumsi. Kemudian menundaklanjuti dengan instansi terkait.

"Nanti akan kita dalami kembali, kira-kira warga mana saja yang memakan daging anjing itu. Kami akan koordinasikan dan memastikan, lalu akan kami koordinasikan dengan MUI, Kemenag," pungkas dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Buntut Penyerangan di Lombok Barat, Keluarga Korban Lapor ke Polda NTB

Buntut Penyerangan di Lombok Barat, Keluarga Korban Lapor ke Polda NTB

Regional
Anak di Rohil Selamat Usai Minum Kopi Beracun Pemberian Ibu Tiri

Anak di Rohil Selamat Usai Minum Kopi Beracun Pemberian Ibu Tiri

Regional
Mendaftar ke 6 Partai, Wakil Walkot Padang Ekos Albar Maju Pilkada Padang

Mendaftar ke 6 Partai, Wakil Walkot Padang Ekos Albar Maju Pilkada Padang

Regional
Tanggapan BBKSDA Riau soal Pekerja Tewas Diterkam Harimau Sumatera

Tanggapan BBKSDA Riau soal Pekerja Tewas Diterkam Harimau Sumatera

Regional
Baru Kelas 6 SD, Bocah di Jambi Punya Tinggi 2 Meter

Baru Kelas 6 SD, Bocah di Jambi Punya Tinggi 2 Meter

Regional
Bocah SMP di Garut Saksikan Sang Ibu Dibunuh Perampok di Kamar Mandi, Tangannya Sempat Diikat

Bocah SMP di Garut Saksikan Sang Ibu Dibunuh Perampok di Kamar Mandi, Tangannya Sempat Diikat

Regional
Isi Surat Wasiat di Dekat Jasad Bayi Dalam 'Paper Bag' di Bali, Ada Uang Rp 1 Juta untuk Pemakaman

Isi Surat Wasiat di Dekat Jasad Bayi Dalam "Paper Bag" di Bali, Ada Uang Rp 1 Juta untuk Pemakaman

Regional
Warga Tembalang dan Candisari Deklarasikan Dukungan kepada Mbak Ita untuk Maju Pilwakot Semarang 2024

Warga Tembalang dan Candisari Deklarasikan Dukungan kepada Mbak Ita untuk Maju Pilwakot Semarang 2024

Regional
Dipolisikan Rektor Unri karena Kritik UKT, Khariq: Saya Tetap Berjuang meski Dipenjara

Dipolisikan Rektor Unri karena Kritik UKT, Khariq: Saya Tetap Berjuang meski Dipenjara

Regional
Warga Gayamsari Deklarasikan Dukungan Mbak Ita Maju Pilwakot Semarang 2024

Warga Gayamsari Deklarasikan Dukungan Mbak Ita Maju Pilwakot Semarang 2024

Regional
Malam Mencekam di Lombok, 1 Desa Diserang Puluhan Warga dengan Sajam

Malam Mencekam di Lombok, 1 Desa Diserang Puluhan Warga dengan Sajam

Regional
2 Kali Jadi Wakil, Ita Daftar Bakal Calon Wali Kota Semarang lewat PDI-P

2 Kali Jadi Wakil, Ita Daftar Bakal Calon Wali Kota Semarang lewat PDI-P

Regional
Seorang Calon Jemaah Haji Mataram Batal Berangkat karena Hamil 2 Bulan

Seorang Calon Jemaah Haji Mataram Batal Berangkat karena Hamil 2 Bulan

Regional
Dirundung, Puluhan Siswi SMA Wira Bhakti Gorontalo Lari dari Sekolah

Dirundung, Puluhan Siswi SMA Wira Bhakti Gorontalo Lari dari Sekolah

Regional
Dituding Lecehkan Gadis Pemohon KTP, ASN Disdukcapil Nunukan: Saya Tidak Melakukan Itu

Dituding Lecehkan Gadis Pemohon KTP, ASN Disdukcapil Nunukan: Saya Tidak Melakukan Itu

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com