Dimana, masyarakat mulai membangun rumah serta membuka ladang pertanian dan perkebunan.
Masyarakat Tumang kemudian memanfaatkan kabel-kabel berbahan tembaga dengan membuatnya menjadi alat dapur.
Proses yang dilakukan dengan cor, ditempa, dan dibentuk.
Melihat pembuatan alat apur dari tembaga tersebut, PB X berpesan kepada masyarakat setempat supaya aktivitas diteruskan karena dapat menjadi rezeki bagi Tumang.
Masyarakat Tumang kemudian menjalankan titah tersebut.
Hingga saat ini, kawasan Tumang dapat berkembang menjadi pusat produksi kerajinan berbahan logam tembaga, termasuk besi, alumunium, dan kuningan.
Barang-barang tersebut memiliki ekonomi tinggi bahkan menembus pasar ekspor, antara lain ke Perancis, Australia, Amerika Serikat, maupun Malaysia.
Sebagian besar masyarakat Tumang memiliki keterampilan membuat kerajinan tembaga dan kuningan secara turun temurun.
Baca juga: 5 Obyek Wisata Boyolali, Pas untuk Dikunjungi saat Mudik
Kerajinan logam Boyolali berupa tembaga dan kuningan.
Kerajinan tersebut menghasilkan berbagai macam produk, seperti perabotan rumah tangga (pot, wajan, kendil, dan lainnya), dekorasi gerbang, dekorasi relief, kubah masjid, lampu hias, mangkok, hiasan dinding, dan lain sebagainya.
Pembuatan mangkok, lampu hias, kaligrafi, dan hiasan dinding dibuat menggunakan teknik ketok udul, teknik menempa, dan mengukir untuk membuat desain sesuai rencana.
Proses pembuatan kerajinan logam melalui beberapa tahap, yaitu dimulai dengan pembuatan sketsa, njabung (membuat alas), memahat/mengukir logam, pembentukan, hingga finishing.
Wisatawan dapat melihat secara langsung proses pembuatan kerajinan logam, khususnya pengrajin yang memiliki showroom dan workshop.
Jarak tempuh Desa Cepogo dari pusat Boyolali sekitar 11,1 kilometer dengan waktu tempuh kurang lebih 18 menit.
Perjalanan menuju Desa Cepogo akan melalui Jalan Semarang-Surakarta, dan Jalan Cepogo-Ampel.