Sembari membujuk Myanmar agar menuntaskan masalah domestiknya.
"Jadi katakan saya bahwa Indonesia tidak bisa mengendalikan [masalah Rohingya] sendiri. Tegas saja bahwa Indonesia hanya bisa menampung sampai di sini, kalau sudah menganggu kita kembalikan."
Pengamat hubungan internasional dari Universitas Padjajaran, Teuku Rezasyah, mengatakan, Pemerintah berada dalam posisi sulit.
Antara khawatir bakal dicap tidak becus mengurusi pengungsi, tetapi di sisi lain tak bisa membendung penolakan warga Aceh.
Dia mengusulkan langkah cepat yang bisa dilakukan Pemerintah dengan menyeleksi para pengungsi.
Teuku Rezasyah menyebut kemungkinan gelombang pengungsi yang berdatangan saat ini tidak benar-benar berstatus pengungsi.
Baca juga: Pengungsi Rohingya di Aceh: Saat Warga Lokal Dorong Kapal Kami, Anak Saya Meninggal
"Jadi tampaknya kita harus menerapkan assessment intelijen. Pengungsi yang datang diterima, tapi langsung diseleksi sehingga ketahuan ini pengungsi beneran atau kriminal atau punya masalah hukum."
"Kalau bukan pengungsi kirim balik ke Myanmar."
Kendati demikian, Teuku Rezasyah, sepakat bahwa persoalan pengungsi Rohingya sudah harus diputuskan di tingkat ASEAN.
Negara-negara ASEAN, menurutnya, harus kompak menekan Pemerintah Myanmar agar menjalankan Konsensus Lima Poin yang disepakati sebagai solusi atas krisis politik Myanmar.
Konsensus Lima Poin merupakan keputusan para pemimpin ASEAN yang diambil dalam pertemuan di Jakarta pada 24 April 2021, kurang dari dua bulan setelah junta militer Myanmar melakukan kudeta terhadap pemerintahan sipil pimpinan Aung San Suu Kyi.
Baca juga: Pengungsi Rohingya Terdampar di Sabang Dipindahkan Warga ke Halaman Kantor Wali Kota
Ketika konsensus itu disepakati, ASEAN diketuai oleh Brunei Darussalam.
Lima Poin Konsensus itu yakni pengiriman bantuan kemanusiaan, penghentian aksi kekerasan, diselenggarakannya dialog yang inklusif, pembentukan utusan khusus, dan kunjungan utusan khusus ke Myanmar.
"Mahfud MD harus menyegerakan pertemuan-pertemuan tingkat tinggi ASEAN untuk membantu Myanmar."
"Jadi multi-jalur, ada diplomasi di ASEAN dan solusi nyata di lapangan."
Sebab, tanpa solusi cepat yang dibuat Pemerintah, dia khawatir akan memunculkan konflik sosial di Aceh.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.