Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perang Topat, Cara Masyarakat Lombok Merawat Keberagaman

Kompas.com - 28/11/2023, 16:42 WIB
Fitri Rachmawati,
Andi Hartik

Tim Redaksi

Berkah Perang Topat

Meski tak ikut berperang dan melempar ketupat, Inaq Hairi, petani perempuan yang menggarap kebun buah, ikut berburu sisa lemparan senjata ketupat. Bahkan, ia berusaha menangkap lemparan ketupat dengan kedua tangannya sambil berlindung di balik tanaman bunga di areal pura.

"Saya mau gantung di pohon buah-buahan saya, agar buahnya banyak dan subur, ini yang selalu kami tunggu tiap Perang Topat," kata Hairi.

Baca juga: Mengenal Mikoshi, Tradisi Arak Arakan Tandu di Jepang

Hairi mengatakan, dia mengetahui bahwa ketupat sisa perang bisa menyuburkan tanaman dari orangtuanya. Menurutnya, ketupat yang telah didoakan para tokoh agama di kemaliq akan mendapat berkah, karena di tempat inilah para wali pernah berkumpul dan berdoa.

"Apa yang disampikan orangtua kami dulu itulah yang selalu kami ingat dan jalankan, bukan ketupatnya yang akan bikin subur tetapi berkah doa dan keyakinan kami," katanya.

Ada juga yang menginginkan sisa ketupat karena mengidam dan ingin bawa pulang ketupat sisa perang.

Baca juga: Mengenal Tradisi Boh Gaca bagi Pengantin Baru di Aceh

Bagi masyarakat Lombok, banyak cara warga memaknai Perang Topat, salah satunya adalah keyakinan atas berkah dan limpahan kesuburan di muka bumi ini.

Namun yang utama adalah menjaga kerukunan umat beragama di Lombok yeng telah terjalin ratusan tahun lamanya dan kini warisan berharga itu tetap mereka rawat dengan menjalankan tradisi turun-temurun yaitu Perang Topat.

Prosesi Perang Topat diawali dengan arak-arakan kedua umat beragama ini menuju bangunan kemaliq sumber mata air dari Gunung Rinjani.

Arak-arakan berupa Tari Baris, Gendang Belek, warga Islam, Hindu, tokoh agama dan tokoh adat berbaris dalam arak-arakan membawa dulang, berisi makanan tradisional, buah-buahan serta ketupat memasuki kemaliq.

Mereka mengelilingi kemaliq hingga tujuh kali putaran. Prosesi ini adalah wujud kepercayaan suku Sasak di Lombok bahwa terdapat tujuh lubang dalam tubuh manusia yang dipercaya sebagai sumber kehidupan, di antaranya lubang mulut, kemaluan, dua lubang hidung, telinga, mata dan satu lubang ubun-ubun.

Berdasarkan alur sejarah di Lombok, sekitar 350 tahun silam atau tahun 1600 (abad ke-16) saat pemerintahan Raja Selaparang, telah dibangun sebuah bangunan bernama Kemaliq.

Halaman:


Terkini Lainnya

Jelang Penutupan Pendaftaran Pilkada Semarang di PDI-P, Mbak Ita Bertolak ke Jakarta

Jelang Penutupan Pendaftaran Pilkada Semarang di PDI-P, Mbak Ita Bertolak ke Jakarta

Regional
Pelajar SMK Ditemukan Tewas di Pinggir Jalan, Awalnya Dikira Korban Kecelakaan, Ternyata Dibunuh Teman

Pelajar SMK Ditemukan Tewas di Pinggir Jalan, Awalnya Dikira Korban Kecelakaan, Ternyata Dibunuh Teman

Regional
Pernah Viral karena Nasi Goreng, Ade Bhakti Akan Ambil Formulir Pendaftaran Pilkada Semarang di PDI-P

Pernah Viral karena Nasi Goreng, Ade Bhakti Akan Ambil Formulir Pendaftaran Pilkada Semarang di PDI-P

Regional
Awal Mula Rektor Unri Laporkan Mahasiswanya ke Polisi karena Kritik UKT hingga Laporan Dicabut

Awal Mula Rektor Unri Laporkan Mahasiswanya ke Polisi karena Kritik UKT hingga Laporan Dicabut

Regional
Sempat Dihentikan akibat Protes Kenaikan, Registrasi Mahasiswa Baru Unsoed Kembali Dibuka

Sempat Dihentikan akibat Protes Kenaikan, Registrasi Mahasiswa Baru Unsoed Kembali Dibuka

Regional
Bawa Bendara RMS Saat Nobar Timnas di Ambon, Anak di Bawah Umur Diamankan

Bawa Bendara RMS Saat Nobar Timnas di Ambon, Anak di Bawah Umur Diamankan

Regional
Cerita Bripka Leonardo, Polisi yang Ubah Mobil Pribadi Jadi Ambulans Gratis

Cerita Bripka Leonardo, Polisi yang Ubah Mobil Pribadi Jadi Ambulans Gratis

Regional
Kisah Relawan Tagana di Banten, Minim Fasilitas, Sering Pakai Uang Pribadi untuk Tugas

Kisah Relawan Tagana di Banten, Minim Fasilitas, Sering Pakai Uang Pribadi untuk Tugas

Regional
Soal Mutilasi di Ciamis, Apakah Orang dengan Gangguan Jiwa Berpotensi Melakukan Tindak Kejahatan?

Soal Mutilasi di Ciamis, Apakah Orang dengan Gangguan Jiwa Berpotensi Melakukan Tindak Kejahatan?

Regional
Sempat Laporkan Mahasiswanya ke Polisi, Rektor Unri: Tak Ada Maksud Mengkriminalisasi

Sempat Laporkan Mahasiswanya ke Polisi, Rektor Unri: Tak Ada Maksud Mengkriminalisasi

Regional
Punya 2 Profesi, Lurah di Prabumulih Jadi Bidan Diduga Malapraktik hingga Pasien Meninggal

Punya 2 Profesi, Lurah di Prabumulih Jadi Bidan Diduga Malapraktik hingga Pasien Meninggal

Regional
Tak Punya Bandara Internasional, Iklim Investasi di Jawa Tengah Dikhawatirkan Terganggu

Tak Punya Bandara Internasional, Iklim Investasi di Jawa Tengah Dikhawatirkan Terganggu

Regional
Bandara Lombok Siap Layani Pemberangkatan 13 Kloter Jemaah Haji 2024

Bandara Lombok Siap Layani Pemberangkatan 13 Kloter Jemaah Haji 2024

Regional
Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Jumat 10 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Jumat 10 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Jumat 10 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Jumat 10 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Cerah Berawan

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com