Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perang Topat, Cara Masyarakat Lombok Merawat Keberagaman

Kompas.com - 28/11/2023, 16:42 WIB
Fitri Rachmawati,
Andi Hartik

Tim Redaksi

MATARAM, KOMPAS.com - Perang selalu identik dengan kekerasan, senjata dan korban. Namun, perang yang yang satu ini berbeda. Perang yang terjadi di Lingsar, Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB), ini  justru perang yang penuh dengan kedamaian dan saling menghargai.

Perang tanpa kekerasan ini adalah tradisi Perang Topat. Tradisi turun-temurun sejak abad ke-16 ini merupakan wujud keharmonisan antar-umat beragama di Pulau Lombok.

Perang topat adalah salah satu cara masyarakat Lombok merawat keberagaman.

"Ini adalah tradisi turun-temurun leluhur kami, jadi tiap tahun wajib kita gelar di pura Lingsar ini, warisan leluhur inilah yang menjaga kita umat muslim dan hindu di Lombok tetap saling menghargai," kata Sahyan, Kepala Desa Lingsar di sela-sela pelaksanaan tradisi Perang Topat di Pura Lingsar, Senin sore (27/11/2023).

Baca juga: Bawaslu NTB Akan Plenokan Dugaan Pelanggaran Mendes PDTT di Lombok

Pada purnama ketujuh dalam penanggalan Suku Sasak, yang tahun ini jatuh pada Senin 27 November 2023, ratusan umat Hindu dan Islam berkumpul di Pura Lingsar, Lombok Barat. Mereka bersiap untuk melaksanakan tradisi Perang Topat. Perang yang senjatanya menggunakan ketupat.

Kata Sahyan, senjata perang adalah ketupat yang dimasak oleh warga sejak malam hari sebelum perang digelar. Ketupat yang terbuat dari daun kelapa muda atau janur disiapkan oleh laki-laki, perempuan dan anak-anak dalam kegembiraan.

Baca juga: Tradisi Sasi, Cara Perempuan Salafen Raja Ampat Merawat Laut

Ada juga makanan khas Sasak yang dibuat warga untuk dihidangkan pada tamu undangan dan sebagian dipersiapkan untuk upacara piodalan atau pujawali di kemaliq (tempat mata air suci) yang diyakini oleh umat Hindu dan Islam bersumber dari mata air Gunung Rinjani.

"Prosesi sebelum menuju Perang Topat itulah yang menjadi perhatian para wisatawan, baik lokal maupun luar negeri, untuk berkunjung ke kawasan wisata religi Pura Lingsar ini," katanya.

Saat tiba perang, dua kelompok warga yang sebagian besar adalah anak-anak muda bersiap. Kelompok pemuda muslim bersiaga di depan area kemaliq sementara pemuda Hindu di area depan lokasi pujawali, kesemuanya adalah kompleks Pura Lingsar yang luas dan menawan dengan arsitektur kerajaan abad ke-16 yang masih terjaga.

Halaman:


Terkini Lainnya

Soal Mutilasi di Ciamis, Apakah Orang dengan Gangguan Jiwa Berpotesi Melakukan Tindak Kejahatan?

Soal Mutilasi di Ciamis, Apakah Orang dengan Gangguan Jiwa Berpotesi Melakukan Tindak Kejahatan?

Regional
Sempat Laporkan Mahasiswanya ke Polisi, Rektor Unri: Tak Ada Maksud Mengkriminalisasi

Sempat Laporkan Mahasiswanya ke Polisi, Rektor Unri: Tak Ada Maksud Mengkriminalisasi

Regional
Punya 2 Profesi, Lurah di Prabumulih Jadi Bidan Diduga Malapraktik hingga Pasien Meninggal

Punya 2 Profesi, Lurah di Prabumulih Jadi Bidan Diduga Malapraktik hingga Pasien Meninggal

Regional
Tak Punya Bandara Internasional, Iklim Investasi di Jawa Tengah Dikhawatirkan Terganggu

Tak Punya Bandara Internasional, Iklim Investasi di Jawa Tengah Dikhawatirkan Terganggu

Regional
Bandara Lombok Siap Layani Pemberangkatan 13 Kloter Jemaah Haji 2024

Bandara Lombok Siap Layani Pemberangkatan 13 Kloter Jemaah Haji 2024

Regional
Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Jumat 10 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Jumat 10 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Jumat 10 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Jumat 10 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Cerah Berawan

Regional
Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Jumat 10 Mei 2024, dan Besok : Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Jumat 10 Mei 2024, dan Besok : Malam ini Hujan Ringan

Regional
Ibu di Riau Beri Racun Tikus ke Anak Tirinya gara-gara Sakit Hati Pada Ayah Korban

Ibu di Riau Beri Racun Tikus ke Anak Tirinya gara-gara Sakit Hati Pada Ayah Korban

Regional
Rektor Unsa Maju Pilkada 2024 Lewat Partai Gerinda, Sosok Perempuan Pertama

Rektor Unsa Maju Pilkada 2024 Lewat Partai Gerinda, Sosok Perempuan Pertama

Regional
Di Balik Penutupan Pabrik Sepatu Bata di Purwakarta, Salah Satunya Kendala Bahan Baku Impor

Di Balik Penutupan Pabrik Sepatu Bata di Purwakarta, Salah Satunya Kendala Bahan Baku Impor

Regional
Update Kasus Penemuan Mayat di Indekos Cirebon, Korban Berlumuran Darah dan Sempat Disembunyikan di Dalam Lemari Baju

Update Kasus Penemuan Mayat di Indekos Cirebon, Korban Berlumuran Darah dan Sempat Disembunyikan di Dalam Lemari Baju

Regional
KPU Karawang Polisikan Pembuat SK Palsu Caleg Terpilih

KPU Karawang Polisikan Pembuat SK Palsu Caleg Terpilih

Regional
Diduga Lecehkan Santri, Ponpes di Sekotong Lombok Dirusak Warga

Diduga Lecehkan Santri, Ponpes di Sekotong Lombok Dirusak Warga

Regional
Didorong Maju Pilkada, Rumah Petani di Brebes Digeruduk Ribuan Warga

Didorong Maju Pilkada, Rumah Petani di Brebes Digeruduk Ribuan Warga

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com