Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS DAERAH

Mengenal Ragam Tradisi Bangka Belitung, dari Kuliner hingga Berpantun

Kompas.com - 26/11/2023, 09:06 WIB
Sri Noviyanti

Penulis

Saat ini, martabak Bangka disajikan dengan beragam varian. Ada martabak manis biasa, ada juga martabak menggunakan topping keju, kacang, meses, pisang, dan durian.

Nah, berkunjung ke Bangka Belitung, jangn lupa cicipi martabak asli khas Bangka ya.

Ketiga, Mie Koba. Mie Koba merupakan makanan tradisional berkuah kaldu ikan tenggiri kental. Racikan makanan ini berupa mi, potongan daun seledri, dan tauge.

Baca juga: Cerita Menteri Puan Disuguhi Mie Koba...

Berbeda dengan mi biasanya, kuliner ini menggunakan mi yang terbuat dari daging ikan tenggiri sehingga terasa gurih. Dinamakan Koba karena makanan ini merupakan khas Kecamatan Koba, Kabupaten Bangka Tengah.

Keempat, Mi Belitung. Mi Belitung merupakan hidangan mi berkuah kental. Bedanya dengan mi biasa adalah ukuran mi yang cenderung lebih besar. Mi belitung disajikan dengan taburan bawang goreng, kerupuk melinjo, dan udang rebus. Selain itu, ada juga cumi dan varian hewan laut lainnya yang dijadikan sebagai pelengkap mi.

Baca juga: Nikmatnya Menyantap Mi Belitung

Cita rasanya akan semakin kaya jika Anda menambahkan saos sambal secara tepat. Hidangan yang dihargai Rp 10.000 hingga Rp 15.000 per porsi ini mudah didapatkan di warung-warung di Kota Tanjung Pandan, Belitung, maupun di lokasi obyek wisata.

Nganggung hingga pantun

Selain menu khas kuliner, Bangka Belitung memiliki beragam tradisi. Simak beberapa di antaranya.

Pertama, nganggung, yakni tradisi membawa makanan dari masing-masing rumah penduduk menuju tempat pertemuan besar yang dilakukan secara berbondong-bondong.

Baca juga: Mengenal Tradisi Nganggung dari Bangka Belitung: Pengertian, Tata Cara, dan Makna

Tempat pertemuannya dapat berupa masjid, surau, langgar atau lapangan. Kegiatan dilakukan pada waktu-waktu tertentu, terutama dalam perayaan agama Islam.

Tradisi tersebut umumnya dilakukan pada saat Maulid Nabi Muhammad SAW, Nisfu Sya'ban, Muharram atau setelah shalat Idul Fitri ataupun Idul Adha. Tradisi yang sama juga biasanya digelar untuk merayakan panen.

Di kampung-kampung, adat ini disebut juga Sepintu Sedulang atau Selawang Sedulang. Artinya, setiap bubung rumah menyediakan makanan untuk dibawa ke masjid atau balai desa sebagai tempat berkumpul masyarakat kampung.

Tradisi tersebut juga dilakukan pada acara sosial lainnya yang berhubungan dengan kepentingan masyarakat kampung.

Kedua, perang ketupat. Sesuai namanya, tradisi ini menggunakan ketupat dalam aksi perang-perangan. Acara ini dipopulerkan masyarakat Tempilang, Bangka Barat.

Baca juga: Perang Ketupat, Tradisi Jelang Ramadhan di Bangka Belitung

Di sana, setiap tahun selalu dilaksanakan perang ketupat. Biasanya, tradisi dilaksanakan saat menyambut kedatangan bulan puasa Ramadhan.

Perang ketupat juga menyimbolkan perlawanan terhadap kesewenang-wenangan serta persatuan warga dalam mengusir para perompak yang datang ke kampung mereka.

Halaman:
Baca tentang


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com