"Sekarang lebih nyaman, bersih enek saja. Dari pertama muncul sampai sekarang. Tapi ini, soal pembayaran hanya boleh satu kartu untuk satu orang," kata Sri Martini (40), saat ditemui didalam bus BST Koridor 1.
"Karena satu kartu untuk satu orang, tidak bisa saling bantu orang tua saya. Kan, ibu saya ikut kategori lansia, kadang tidak tau kalau saldonya habis, jadi orang tua bingung, belum lagi kalau mau isi ulang kadang ada gangguan. Ya kalau kita sebenarnya maunya bayar cash saja," lanjutnya.
Di sisi lain, Pengemudi BST Koridor 1, Arlan yang telah bekerja selama tiga tahun ini, Setiap harinya berubah-ubah, pada Rabu (8/11/2023), ia berangkat bekerja pukul 11.30 WIB hingga 17.30 WIB.
Suami yang memiliki dua anak ini, pulang pergi mengendarai BST dari Terminal Palur ke Bandar Udara Internasional Adi Soemarmo, mengendarai BST.
Ia mengaku setiap perjalanan, menemui berbagai karakter penumpang. Mulai dari anak-anak, pelajar hingga lansia.
Karena saat ini, hanya satu sopir dalam satu bus tanpa petugas lain. Pembayaran langsung menggunakan tapiing kartu e-money atau QRIS, sangat memudahkannya.
Namun, saat berhadapan dengan lansia. Kondisi ini, cukup membuat dirinya perlu bersabar.
Baca juga: 6 Tahun Trans Siginjai Beroperasi dan Persoalan yang Menyelimuti
"Kejadian tap gagal itu sering terjadi. Karena banyak orang tua gagal, bisa karena saldo kurang atau tidak pas ngetapnya," kata Arlan saat mempersiapkan BST di Terminal Palur.
Oleh karenanya, dia perlu memberikan pemahaman lebih dan para lansia tetap bisa menggunakan fasiltas BST dan akan dibantu untuk membayarnya.
"Kita berikan pengertian, tetap boleh naik, tapi nanti sampai tempat tujuan tetap kami bantu untuk pembayaran pakai Qris," katanya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.