Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

6 Tahun Trans Siginjai Beroperasi dan Persoalan yang Menyelimuti

Kompas.com - 13/11/2023, 05:53 WIB
Suwandi,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

JAMBI, KOMPAS.com – Kendaraan pribadi masih menjadi pilihan banyak warga Jambi dalam beraktivitas, dibanding menggunakan kendaraan umum seperti Trans Siginjai.

Awal November lalu, Kompas.com menaiki Trans Siginjai. Jadwal keberangkatan paling pagi tertera pukul 6.00 WIB sampai 17.30 WIB.

Sekitar pukul 6.20 WIB, Kompas.com sudah berada di halte dekat Lapas Kelas II A Jambi. Namun, bus Trans Siginjai baru tiba lebih dari satu jam kemudian.

Bus dengan kapasitas 20 tempat duduk ini tidak terlalu ramai pagi itu. Sekilas, tidak ada handle atau pegangan tangan bagi penumpang yang tidak kebagian tempat duduk. AC di dalam bus pun tidak terlalu dingin.

Menurut Asep Masuji, sopir trans Siginjai, keterlambatan pagi itu karena kelangkaan BBM dan kemacetan di Kota Jambi.

Baca juga: Menjajal Bus Listrik Trans Metro Pasundan Rute Leuwipanjang-Dago yang Kembali Beroperasi

Informasi terkait rute, jadwal keberangkatan, dan posisi real time bus hanya ada di grup WhatsApp Trans Siginjai yang bisa diperoleh dengan menanyakan langsung ke kondektur bus.

“Kalau mau informasi yang akurat secara real time, ya memang harus masuk grup WhatsApp. Kita informasikan di sana,” kata Asep di halte Universitas Jambi Gedung Telanai, Rabu (1/11/2023).

Butuh armada tambahan

Menurut Asep, trans Siginjai butuh armada tambahan agar dapat memberi pelayanan optimal.

Sebab, saat ini hanya ada 10 armada. Di mana lima bus melayani koridor Sijenjang-Pijoan dan sisanya koridor Bandara-Sengeti dan Bandara-Candi.

Soal kedatangan Trans Siginjai yang tidak sesuai jadwal, hal ini biasanya karena kemacetan, kelangkaan BBM, dan kekurangan halte.

Sebagai contoh, saat terjadi kelangkaan BBM di Jambi, butuh waktu sekitar 3-4 jam untuk mengantre BBM di SPBU. Otomatis, jam keberangkatan jadi sangat mundur.

"Halte juga sangat berpengaruh. Karena terbatasnya halte, masyarakat jadi malas naik angkutan umum karena harus berjalan kaki lebih dari 1 kilometer," ungkapnya.

Selain itu, kata Asep, banyak pegawai negeri sipil (PNS) sebenarnya meminta penambahan koridor baru seperti Kota Jambi-Sabak.

Jadwal keberangkatan yang terpasang di papan informasi dekat halte Lapas Klas IIA Jambi tidak sesuai karena kemacetan dan kelangaan BBM, Rabu (1/11/2023)Kompas.com/SUWANDI Jadwal keberangkatan yang terpasang di papan informasi dekat halte Lapas Klas IIA Jambi tidak sesuai karena kemacetan dan kelangaan BBM, Rabu (1/11/2023)

Pasalnya, banyak PNS yang tinggal di Kota Jambi dan bekerja di Kota Sabak. Namun permintaan itu belum terwujud.

Padahal menurut Asep, rute Bandara-Candi sepi penumpang. Rute ini menurutnya bisa dialihkan untuk rute Jambi-Sabak.

“Atau kalau ingin maksimal pelayanan kepada masyarakat, ya tambah halte kemudian tambah armada. Kalau tidak, masyarakat akan memilih kendaraan pribadi. Karena naik angkutan umum, bukan cepat malah membuat lambat,” kata Asep.

Saat ini, penumpang Trans Siginjai didominasi oleh PNS dan mahasiswa. Sementara kebanyakan masyarakat memilih menggunakan kendaraan pribadi atau ojek online.

Baca juga: Trans Koetaradja, Bus Gratis Andalan Mahasiswa di Banda Aceh

Gambaran Trans Siginjai

Koridor Sijenjang-Pijoan merupakan salah satu rute yang diandalkan mahasiswa. Ada lima bus yang melayani rute ini.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com