Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pihak Yayasan di Palembang Bantah Santrinya Dibakar Teman, Sebut Korban Terkena Obat Nyamuk Bakar

Kompas.com - 21/10/2023, 06:06 WIB
Rachmawati

Editor

KOMPAS.com - RA (14), seorang santri di salah satu pondok pesantren di Palembang, Sumatera selatan harus menjalani perawatan di rumah sakit karena mengalami luka bakar di tangan dan kaki.

Diduga luka bakar terjadi karena RA dibakar temannya saat tidur. Tak terima dengan kejadian tersebut, orangtua RA pun membuat laporan ke polisi.

Namun pihak yayasan membantah pernyataan RA. Pengurus menyebut luka bakar yang dialami RA terjadi karena terkena obat nyamuk.

Baca juga: Santri di Palembang Dibakar Saat Tidur, Orangtua Lapor Polisi

Korban kabur dari asrama

Kartini, ibu korban bercerita kasus tersebut terungkap saat ia menerima telepon dari pihak pesantren di kawasan Sematang Borang, Palembangan.

Saat itu pihak pesantren menyebut anaknya, RA kabur dari asrama.

Ternyata RA pulang ke rumah dalam kondisi mengalami luka bakar di bagian kaki dan tangan. Ia pun segera dilarikan ke rumah sakit.

“Saya sempat konfirmasi ke pihak pesantren, mereka memang mengaku siap bertanggung jawab untuk mengobati anak saya. Tapi saya tidak terima,” kata Kartini.

Baca juga: Beraksi di Siang Hari, Pelaku Pelecehan di Palembang Babak Belur Dihajar Massa

Kartini mengaku tak tahu pasti penyebab anaknya dibakar. Namun RA bercerita ia dibakar saat tidur di asrama pada Minggu (15/10/2023).

Saat tidur, ia merasa panas hingga terbangun dan melihat celana serta bajunya dalam kondisi terbakar.

Ia pun dibantu oleh temannya yang tidur di satu asrama. Keesokan harinya, RA melapor ke pihak pesantren dan diobati.

Dua hari setelah kejadian, RA sakit dan ia pun memilih kabur dari pesantren untuk pulang ke rumah.

“Saya hanya ditelpon dan dikabarkan anak saya kabur dari pesantren dan telah dibakar,” ujarnya.

Baca juga: Silvia Kehilangan Uang Rp 1,4 Miliar Usai Klik Undangan Pernikahan, Pelaku Ditangkap di Palembang

Sebagai seorang ibu, Kartini berharap kasus itu cepat terungkap dan pelaku pembakaran anaknya segera ditangkap.

“Saya minta pelakunya bertanggung jawab,” ungkap Kartini.

Akibat kejadian yang dialami anaknya, Kartini pun membuat laporan ke Polrestabes Palembang pada Rabu (18/10/2023).

Selain itu Kartini juga mengunggah video kondisi anaknya hingga akhirnya viral di media sosial.

Di video tersebut terekam seorang remaja, RA yang mendapat perawatan medis karena mengalami luka bakar.

Dari keterangan beredar, remaja tersebut dibakar oleh temannya sesama santri sebuah ondok pesantren (Ponpes) di Kecamatan Sematang Borang, Sako, Palembang.

Baca juga: Kesal Foto Bugil Disebar, Perempuan di Palembang Laporkan Pacar ke Polisi

Dijelaskan, korban ketika itu sedang tertidur hingga tak menyadari perbuatan rekannya tersebut.

Sebut luka bakar gara-gara obat nyamuk

Ilustrasi obat nyamuk bakarstocksnapper Ilustrasi obat nyamuk bakar
Sementara itu pihak yayasan pesantren membantah tudingan keluarga RA yang menyebut anaknya dibakar oleh temannya sesama santri.

Bunda Paulin, salah satu pengajar di pesantren menyayangkan pihak keluarga yang mengunggah video dan seolah-olah pihak yayasan bersalah.

"Sesuatu yang belum benar, jangan diviralkan dulu karena itu masih penyelidikan. Ini sangat kami sayangkan karena viral sebelum dicari tahu, ini pencemaran nama baik yang sangat kami sesalkan sementara belum dicari kebenarannya, " ujar Paulin ketika dijumpai, Kamis (19/10/2023).

Baca juga: 1 Orang Tewas, 5 Pemuda yang Tawuran di Palembang Ditetapkan Tersangka

Dia menegaskan, penyebab tangan dan kaki RA terbakar itu adalah gara-gara obat nyamuk bakar yang ia pakai sendiri.

"Itu sudah diselidiki oleh polisi dan sudah diketahui tangannya itu terbakar gara-gara obat nyamuk yang dia gunakan sendiri. Di dekat RA tidur itu ada bekas bakar obat nyamuk. Kalaupun dibakar santri lain tidak mungkin langsung melepuh seperti itu, " jelasnya.

Sebelum video RA terbaring di rumah sakit viral di media sosial, pihak pengajar sudah menanyakan secara langsung ke para santri yang tidur di kamar dengan RA.

Saat itu tak ada satu pun santri yang melakukan pembakaran seperti yang dituduhkan oleh keluarga RA.

"Sudah saya tanya satu-satu jawabannya sama semua. Tidak ada yang membakar, " katanya.

Padahal, menurut Bunda Paulin, pihaknya berencana mengajak keluarga RA untuk bertemu dan menjelaskan masalah yang terjadi.

Baca juga: Balapan di Jalanan Palembang, Pajero dan Ferrari Diamankan Polisi

Selain itu Bunda Paulin menyebut ada salah satu keluarga RA yang diduga melakukan tindak pidana kekerasan kepada salah satu santri yang dituduh membakar RA.

"Ada seorang keluarganya yang menampar santri yang dituduh dan kami tidak terima, " katanya.

Ia juga menyebut setelah kejadian tersebut, RA kabur dari pesantren dan pulang ke rumahnya.

"Iya dia kabur tanpa membawa barang-barang. Sudah saya sampaikan, jangan balek masalah luko kau biso kami obati, tapi dio minggat informasi dari santri yang lain, kemarin sore (kabur)," tandasnya.

Sementara itu, Kasat Reskrim Polrestabes Palembang, AKBP Haris Dinzah, membenarkan kejadian itu.

Ia mengatakan Kasus tersebut saat ini sedang ditangani dengan melakukan pemeriksaan sejumlah saksi untuk mencari pelaku.

“Sekarang masih dalam penyelidikan,” ujarnya.

SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Aji YK Putra | Editor: Reni Susanti), Tribun Sumsel

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

9 Rumah Terbakar di Bantaran Rel Solo, BI Ganti Sebagian Uang yang Hangus

9 Rumah Terbakar di Bantaran Rel Solo, BI Ganti Sebagian Uang yang Hangus

Regional
Lansia Bersepeda Luka Berat Ditabrak Ibu Hamil Bawa Motor

Lansia Bersepeda Luka Berat Ditabrak Ibu Hamil Bawa Motor

Regional
Mayat Pria Tanpa Identitas Ditemukan di Selokan Sukoharjo, Tak Ada Tanda Penganiayaan

Mayat Pria Tanpa Identitas Ditemukan di Selokan Sukoharjo, Tak Ada Tanda Penganiayaan

Regional
Korban Banjir Lahar di Sumbar Butuh Genset hingga Pompa Air

Korban Banjir Lahar di Sumbar Butuh Genset hingga Pompa Air

Regional
Gunung Lewotobi Laki-laki Kembali Meletus, Kolom Abu Tebal Mengarah ke Timur Laut

Gunung Lewotobi Laki-laki Kembali Meletus, Kolom Abu Tebal Mengarah ke Timur Laut

Regional
Lagi, Calon Haji Embarkasi Solo Meninggal, Total 2 Orang

Lagi, Calon Haji Embarkasi Solo Meninggal, Total 2 Orang

Regional
Seorang Guru di Sikka Tewas Tertabrak Pikap, Korban Terseret 9 Meter

Seorang Guru di Sikka Tewas Tertabrak Pikap, Korban Terseret 9 Meter

Regional
Berprestasi di Bidang Matematika, Siswi SD Asal Banyuwangi Ini Bertemu Elon Musk di Bali

Berprestasi di Bidang Matematika, Siswi SD Asal Banyuwangi Ini Bertemu Elon Musk di Bali

Regional
Warisan Budaya Sriwijaya Berjaya: Dekranasda Sumsel Juara Umum Dekranas 2024

Warisan Budaya Sriwijaya Berjaya: Dekranasda Sumsel Juara Umum Dekranas 2024

Regional
Pj Gubernur Al Muktabar Terima Aspirasi Sejumlah Tokoh Banten

Pj Gubernur Al Muktabar Terima Aspirasi Sejumlah Tokoh Banten

Regional
Ribuan Mahasiswa dan Warga Doa Bersama untuk Korban Banjir Lahar di Sumbar

Ribuan Mahasiswa dan Warga Doa Bersama untuk Korban Banjir Lahar di Sumbar

Regional
Hari Kebangkitan Nasional, Ketum PP Muhammadiyah Berharap Pemimpin Baru Wujudkan Kedaulatan Indonesia

Hari Kebangkitan Nasional, Ketum PP Muhammadiyah Berharap Pemimpin Baru Wujudkan Kedaulatan Indonesia

Regional
Cerita Satu Keluarga Selamat dari Banjir Lahar Dingin Usai Panjat Loteng

Cerita Satu Keluarga Selamat dari Banjir Lahar Dingin Usai Panjat Loteng

Regional
Menganyam Rotan, Menganyam Hidup...

Menganyam Rotan, Menganyam Hidup...

Regional
Pasangan Petahana Sutarmidji-Norsan Maju Pilkada Kalbar

Pasangan Petahana Sutarmidji-Norsan Maju Pilkada Kalbar

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com