"Rauf saya sumpel mulutnya dengan boneka kecil milik adiknya, kemudian tangan Rauf diikat, kepalanya dibenturkan ke dinding dan kusen, serta di pukul kepalanya menggunakan tongkat kayu (alat bantu kakeknya untuk berjalan), pipa paralon, dan sebilah bambu pagar," kata Nurhani.
Polisi pun langsung mengamankan Nurhani, S, W serta pemilik motor untuk diminta keterangan. Saat dinterogasi, Nurhani mengaku perbuatannya.
Baca juga: Remaja Tanpa Identitas Ditemukan Tewas dengan Tangan Terikat di Indramayu
Ia nekat melakukan hal tersebut karena emosi Rauf kerap mengambil ponsel miliknya, walau telah dikembalikan.
Dalam olah TKP, tim Inafis Polda Jabar menemukan sejumlah bercak darah di beberapa titik, di antaranya di ruang tamu, pipa paralon, tongkat kayu, kusen, dan besi rel kereta berukuran panjang 20 cm.
Selain itu, bercak darah juga ditemukan di gergaji kayu, sebilah kayu patah dua yang diduga dipukulkan ke korban, pecahan genteng, satu bata merah, dinding, baju perempuan berwarna ungu, serta sejumlah bercak darah halaman belakang rumah menuju kebun.
Dari keterangan polisi, ada 37 titik bercak darah di sekitar tempat kejadian perkara.
Artikel ini telah tayang di TribunJabar.id dengan judul Kalimat Terakhir Rauf saat Dibonceng Ibunya untuk Dibuang, 'Mah Saya Ngantuk Mah, Capek Mah'
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.