Rupanya, pada 2023 asap kembali muncul setelah empat tahun berlalu. Fikri mengaku tak habis pikir asap karhutla datang lagi.
"Apa memang siklus asap ini datang sekali empat tahun ya. Saya merasa heran kok masih ada lagi kabut asap. Saya pikir sudah tak akan ada lagi kabut asap akibat karhutla," kata Fikri.
Dia berharap, kepada pemerintah agar menanggulangi asap ini, karena sangat berdampak kepada kehidupan masyarakat.
Baca juga: Palembang Diselimuti Kabut Asap Tebal, Dinkes Sumsel Siapkan 3,6 Juta Masker
Di samping itu, dia juga meminta pelaku pembakar hutan dan lahan ditangkap.
"Ya, kalau bisa ditanggulangilah asap ini. Kemudia, tangkap pelaku yang masih bakar-bakar hutan. Karena dampak karhutla luar biasa. Kita bisa jadi sakit, susah keluar, ekonomi juga bisa terganggu," kata Fikri.
Yurnita (60), termasuk kelompok yang rentan terpapar asap.
Ibu rumah tangga (IRT) ini merupakan salah seorang pedagang di Pasar Baru, Jalan HR Soebrantas, Kecamatan Tuah Madani, Pekanbaru.
Meski diselimuti kabut asap, Yurnita tepat pergi jualan ke pasar. Ia menjual beberapa macam bahan pokok.
"Ya, tetap jualan. Kalau tidak jualan tak dapat uang," ujar Yurnita saat diwawancarai Kompas.com sembari melayani pembeli.
Baca juga: Lahan Gambut Terbakar di Kampar, Memperparah Kabut Asap Karhutla
Dalam dua hari ini, dia mengaku sesak napas karena menghirup asap. Mau tak mau, ia harus pergi ke pasar untuk jualan untuk meraup cuan.
"Sudah dua hari ini sesak napas karena asap, makanya saya pakai masker," akui dia.