Pada halaman ke tujuh terdapat sebuah gapura berbentuk paduraksa serta dua buah cungkup makam.
Pada halaman kedelapan terdapat beberapa buah cungkup diantara terdapat cungkup makam utama yaitu makam Sunan Kudus.
Di sebelah selatan halaman kedelapan masih dijumpai tiga halaman yang berisi beberapa makam.
Di Makam Sunan Kudus terdapat tradisi tahunan yang dilaksanakan tradisi Buka Luwur setiap 10 Muharam pada penanggalan Hijriyah.
Dilansir dari laman Kemendikbud, tradisi Buka Luwur Makam Sunan Kudus merupakan tradisi yang dilkasanakan turun temurun oleh masyarakat Kudus.
Istilah Buka Luwur berasal dari kata buka berarti membuka dan luwur berarti kain mori penutup makam.
Sehingga tradisi Buka Luwur Makam Sunan Kudus adalah ritual membuka dan menggantil luwur atau kain penutup atau kain mori di makam Sunan Kudus.
Meski tradisi ini dilaksanakan setiap 10 Muharam, namun biasanya pembukaan luwur dilaksanakan pada tanggal 1 Muharram.
Dalam tradisi buka luwur, terdapat beberapa rangkaian acara salah satunya pembagian sego brekat yang dimaksudkan untuk bersedekah dan juga ngalap berkah.
Dikutip dari laman ppid.kuduskab.go.id, menurut Bupati Kudus Hartopo, sego brekat buka luwur Kangjeng Sunan Kudus dipercaya membawa banyak keberkahan bagi masyarakat yang turut mengkonsumsinya.
"Ini sudah dipercaya masyarakat luas di Kabupaten Kudus, bukan sekedar mitos semata. Banyak yang sudah membuktikan manfaatnya sebagai salah satu obat. Tapi semua atas izin Allah, sego brekat ini hanya perantara melalui doa yang dipanjatkan para alim ulama," terang Hartopo ketika menghadiri pembagian sego brekat di desa Kaliwungu (8/8/2022).
Sumber:
kebudayaan.kemdikbud.go.id
warisanbudaya.kemdikbud.go.id
ppid.kuduskab.go.id