Salin Artikel

Makam Sunan Kudus dan Tradisi Buka Luwur Tiap 10 Muharam

KOMPAS.com - Kompleks Makam Sunan Kudus merupakan salah satu destinasi wisata religi di Jawa Tengah.

Sosok Sunan Kudus adalah salah satu Wali Songo yang menyebarkan Islam di sekitar wilayah Kudus.

Sunan Drajat yang memiliki nama asli Ja’far Shadiq adalah putra dari Raden Usman Haji atau Sunan Ngudung. Raden Usman Haji sendiri merupakan saudara kandung dari Sunan Ampel.

Sunan Kudus memperkenalkan ajaran Islam dengan menggunakan pendekatan seni dan budaya.

Bahkan Sunan Kudus membangun Masjid Kudus dengan menara yang berbentuk seperti candi dan padasan atau tempat wudhu yang mengadopsi arsitektur bangunan zaman pra Islam.

Makam Sunan Kudus

Makam Sunan Kudus berada di dalam Kompleks Masjid Menara Kudus di Desa Kauman Kulon, Kecamatan Kota, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah.

Kompleks Makam Sunan Kudus dan Masjid Menara Kudus dikelilingi oleh pemukiman penduduk yang cukup padat.

Dilansir dari laman Kemendikbud, Kompleks Masjid Menara Kudus terbagi menjadi sebelas halaman yang dipisahkan oleh pagar dengan pintu berbentuk Padukraksa atau Candi Bentar.

Bangunan masjid dan menara terletak di halaman pertama, sedangkan halaman kedua yang terletak disebelah selatan masjid merupakan jalan utama menuju kompleks makam Sunan Kudus.

Di sebelah barat halaman kedua terdapat halaman ketiga baru kemudian masuk kehalaman keempat yang akan menyambut peziarah.

Pada halaman keempat terdapat dua Bale Bubud yang menempel pagar sisi timur, yaitu bangunan terbuka sebagai tempat menerima tamu yang akan berziarah.

Ditengah-tengah halaman keempat terdapat tajug yatu bangunan terbuka yang berfungsi sebagai tempat istirahat sementara bagi peziarah.

Di sudut timur laut halaman keempat juga terdapat sebuah bak tempat untuk berwudhu yang diberi atap pelindung.

Masuk ke halaman kelima, peziarah akan menemukan sebuah cungkup yang berisi beberapa makam. Salah satunya adalah makam Pangeran Poncowati, seorang senopati yang juga menantu Sunan Kudus.

Pada halaman keenam terdapat sebuah gapura berbentuk candi bentar serta dua buah cungkup makam.

Pada halaman ke tujuh terdapat sebuah gapura berbentuk paduraksa serta dua buah cungkup makam.

Pada halaman kedelapan terdapat beberapa buah cungkup diantara terdapat cungkup makam utama yaitu makam Sunan Kudus.

Di sebelah selatan halaman kedelapan masih dijumpai tiga halaman yang berisi beberapa makam.

Tradisi Buka Luwur

Di Makam Sunan Kudus terdapat tradisi tahunan yang dilaksanakan tradisi Buka Luwur setiap 10 Muharam pada penanggalan Hijriyah.

Dilansir dari laman Kemendikbud, tradisi Buka Luwur Makam Sunan Kudus merupakan tradisi yang dilkasanakan turun temurun oleh masyarakat Kudus.

Istilah Buka Luwur berasal dari kata buka berarti membuka dan luwur berarti kain mori penutup makam.

Sehingga tradisi Buka Luwur Makam Sunan Kudus adalah ritual membuka dan menggantil luwur atau kain penutup atau kain mori di makam Sunan Kudus.

Meski tradisi ini dilaksanakan setiap 10 Muharam, namun biasanya pembukaan luwur dilaksanakan pada tanggal 1 Muharram.

Dalam tradisi buka luwur, terdapat beberapa rangkaian acara salah satunya pembagian sego brekat yang dimaksudkan untuk bersedekah dan juga ngalap berkah.

Dikutip dari laman ppid.kuduskab.go.id, menurut Bupati Kudus Hartopo, sego brekat buka luwur Kangjeng Sunan Kudus dipercaya membawa banyak keberkahan bagi masyarakat yang turut mengkonsumsinya.

"Ini sudah dipercaya masyarakat luas di Kabupaten Kudus, bukan sekedar mitos semata. Banyak yang sudah membuktikan manfaatnya sebagai salah satu obat. Tapi semua atas izin Allah, sego brekat ini hanya perantara melalui doa yang dipanjatkan para alim ulama," terang Hartopo ketika menghadiri pembagian sego brekat di desa Kaliwungu (8/8/2022).

Sumber:
kebudayaan.kemdikbud.go.id  
warisanbudaya.kemdikbud.go.id  
ppid.kuduskab.go.id  

https://regional.kompas.com/read/2023/09/21/230741678/makam-sunan-kudus-dan-tradisi-buka-luwur-tiap-10-muharam

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke