Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

4 Hal soal Gempa M 7,1 Lombok, Data Sempat Diralat oleh BMKG

Kompas.com - 29/08/2023, 14:52 WIB
Pythag Kurniati

Editor

LOMBOK, KOMPAS.com- Gempa bumi berkekuatan magnitudo 7,1 mengguncang Lombok, Nusa Tenggara Barat, Selasa (29/8/2023) dini hari pukul 02.55 WIB.

Gempa tersebut dirasakan di sejumlah wilayah seperti Kuta, Gianyar, Tabanan Denpasar (Provinisi Bali), Waingapu (Provinsi Nusa Tenggara Timur), Trenggalek, Blitar (Provinsi Jawa Timur).

Baca juga: Gempa M 7,1 Lombok Dirasakan hingga Labuan Bajo, Ranjang dan Lampu Bergoyang

Data sempat diralat

Data gempa magnitudo 7,1 yang berpusat di 163 kilometer Timur Laut Lombok tersebut merupakan data yang telah dimutakhirkan oleh BMKG.

Sebelumnya BMKG sempat mengeluarkan informasi bahwa gempa berkekuatan magnitudo 7,4 dan berpusat di Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan.

Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono dalam keterangan tertulis yang diterima oleh Kompas.com menjelaskan alasan perubahan data tersebut.

Baca juga: BPBD NTB Telusuri Dampak Gempa Magnitudo 7,1

Menurutnya data bersifat fluktuatif. Di satu sisi BMKG memiiki batas waktu menyebarkan data atau yang disebut dengan "hukum dua menit".

"Di mana maksimum dua menit pasca-gempa di atas megnitudo 7 bermula maka parameter awal sudah harus dipublikasikan," kata dia.

Hal ini lantaran BMKG merupakan lembaga peringatan dini tsunami yang dituntut memberikan informasi secara cepat.

Menurutnya pada data awal muncul magnitudo 7,4 dekat dengan Kalsel.

Baca juga: Gempa M 7,4 Tanah Bumbu Terasa di Lombok, Warga Berhamburan Teringat Kejadian Tahun 2018

"Didiseminasikan. BMKG terus bekerja dengan data baru, sensor-sensor gempa se-Indonesia akhirnya final di magnitudo 7,1 utara Lombok," tutur Daryono.

Hingga pukul 03.22 WIB, hasil monitoring BMKG menunjukkan adanya dua aktivitas gempabumi susulan (aftershock) dengan Magnitudo 6,1 dan 6,5.

Warga Lombok berhamburan

Getaran gempa yang terasa kuat di Lombok membuat warga panik dan berhamburan.

Warga teringat kejadian gempa 2018 yang saat itu meluluhlantakkan Lombok.

Sejumlah orang juga mengumumkan informasi gempa melalui pengeras suara masjid. Seketika, warga berlarian di jalanan.

"Getaran keras sekali. Ini bulan Agustus, teringat saat gempa 2018 dulu di bulan yang sama," kata warga Desa Aok Darek, Kecamatan Batukliang, Lombok Tengah bernama Samsul Hadi, Selasa (29/8/2023).

Samsul juga berlari sembari menggendong cucunya.

Baca juga: Usai Guncang Laut Jawa, Gempa Kembali Terjadi di Laut Banda M 6,4

Buka hotline laporan kerusakan

Sementara itu, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) NTB membuka layanan laporan warga terkait dampak kerusakan gempa.

"Kita buka hotline laporan kerusakan lewat WhatsApp, website di masing-masing kepala pelaksana BPBD di masing-masing daerah juga," kata Kepala BPBD Provinsi NTB Ahmadi, Selasa (29/8/2023).

Hingga siang hari, kata dia, belum ada laporan kerusakan di 10 kabupaten di Nusa Tenggara Barat.

Menurutnya, sejak peristiwa gempa 2018, infrastruktur di NTB dibangun dengan konstruksi tahan gempa.

"Infrastruktur kita di Lombok Utara ya sudah cukup memadai karena sudah dilakukan rehabilitasi RTG (rumah tahan gempa). Itu sudah memenuhi persyaratan kegempaan," kata Ahmadi.

Baca juga: BPBD Maluku Tengah: Tidak Ada Kerusakan akibat Gempa M 6,4 Laut Banda

Tumbukan lempeng dan zona penunjaman

Melansir Kompas TV, Pelaksana Harian Kepala Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Hermasyah mengungkapkan, gempa bumi magnitudo 7,1 Lombok diikuti dengan aktivitas zona penunjaman.

Hal itu terbentuk karena hasil tumbukan antara Lempeng Benua Eurasia dan Lempeng Samudra Indo-Australia.

Menurutnya, mekanisme yang terlibat dalam tumbukan ialah sesar normal yang bergerak relatif ke arah barat laut dan timur tenggara.

"Kejadian gempa bumi tersebut tidak menimbulkan tsunami meski lokasi pusat gempa bumi terletak di laut, karenanya tidak mengakibatkan terjadinya deformasi dasar laut yang memicu terjadinya tsunami," kata Hermasyah, seperti dikutip dari Kompas TV.

Dia mengimbau masyarakat tetap tenang dan mengikuti arahan serta informasi petugas BPBD. Warga diharapkan tidak terpancing dengan isu tak bertanggung jawab.

Sumber: Kompas.com (Penulis: Idham Khalid | Editor: Andi Hartik, Farid Assifa), Kompas TV

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

6 WNI Jadi Tersangka Penyelundupan WN China ke Australia

6 WNI Jadi Tersangka Penyelundupan WN China ke Australia

Regional
Korban Tungku Meledak di Lampung Bertambah Jadi 4 Orang, Polisi Selidiki Penyebabnya

Korban Tungku Meledak di Lampung Bertambah Jadi 4 Orang, Polisi Selidiki Penyebabnya

Regional
Pilkada Demak: Dua Orang Mendaftar ke Gerindra, Ada yang Diantar Klub Sepak Bola

Pilkada Demak: Dua Orang Mendaftar ke Gerindra, Ada yang Diantar Klub Sepak Bola

Regional
Nekat Rebut Kalung Emas Lansia, Jambret di Brebes Babak Belur Dimassa

Nekat Rebut Kalung Emas Lansia, Jambret di Brebes Babak Belur Dimassa

Regional
Mawar Camp Gunung Ungaran di Semarang: Daya Tarik, Aturan, dan Harga Tiket

Mawar Camp Gunung Ungaran di Semarang: Daya Tarik, Aturan, dan Harga Tiket

Regional
Tak Hafal Lagu Indonesia Raya Saat Bikin KTP, Gadis di Nunukan Mengaku Dilecehkan ASN Disdukcapil

Tak Hafal Lagu Indonesia Raya Saat Bikin KTP, Gadis di Nunukan Mengaku Dilecehkan ASN Disdukcapil

Regional
Sabtu, Wali Kota Semarang Bakal Daftar Pilkada 2024 di DPC PDI-P

Sabtu, Wali Kota Semarang Bakal Daftar Pilkada 2024 di DPC PDI-P

Regional
Polisi Tangkap Preman yang Acak-acak Salon Kecantikan di Serang Banten

Polisi Tangkap Preman yang Acak-acak Salon Kecantikan di Serang Banten

Regional
Rumah Pembunuh Pelajar SMK Diserang Puluhan Massa Bersenjata Parang

Rumah Pembunuh Pelajar SMK Diserang Puluhan Massa Bersenjata Parang

Regional
Maju Bakal Calon Wakil Wali Kota Semarang, Ade Bhakti Mendaftar ke PDI-P

Maju Bakal Calon Wakil Wali Kota Semarang, Ade Bhakti Mendaftar ke PDI-P

Regional
Teka-teki Pria Ditemukan Terikat dan Berlumpur di Semarang, Korban Belum Sadarkan Diri

Teka-teki Pria Ditemukan Terikat dan Berlumpur di Semarang, Korban Belum Sadarkan Diri

Regional
Menikah Lagi, Pria di Sumsel Luka Bakar Disiram Air Keras oleh Istrinya

Menikah Lagi, Pria di Sumsel Luka Bakar Disiram Air Keras oleh Istrinya

Regional
Duduk Perkara Rektor Unri Laporkan Mahasiswa yang Kritik Soal UKT

Duduk Perkara Rektor Unri Laporkan Mahasiswa yang Kritik Soal UKT

Regional
Truk Dipalak Rp 350.000 di Jembatan Jalinteng, Polisi 'Saling Lempar'

Truk Dipalak Rp 350.000 di Jembatan Jalinteng, Polisi "Saling Lempar"

Regional
9 Orang Daftar Pilkada 2024 di PDIP, Tak ada Nama Wali Kota Semarang

9 Orang Daftar Pilkada 2024 di PDIP, Tak ada Nama Wali Kota Semarang

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com