Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tari Campak dari Kepulauan Bangka Belitung: Asal-usul, Gerakan, dan Musik Pengiring

Kompas.com - 23/08/2023, 21:22 WIB
Dini Daniswari

Editor

KOMPAS.com - Tari Campak adalah tarian tradisional yang berasal dari Kepulauan Bangka Belitung.

Tari Campak menggambarkan keceriaan bujang dan dayang di wilayah Kapulauan Bangka Belitung.

Pertunjukan tari Campak awalnya ditampilkan usai panen padi atau sepulang dari ume (kebun).

Pada perkembangannya, tarian tersebut ditampilkan dalam penyambutan tamu atau pesta pernikahan di Bangka Belitung.

Tari Campak

Asal-usul Tari Campak

Berasarkan sumber sejarah, nama tari Campak berasal dari nama seorang nenek yang bernama Nek Campak.

Baca juga: 5 Tarian Bangka Belitung, Ada yang Terinpirasi dari Burung di Pulau Bangka

Nek Campak berasal dari Riau yang kemudian mengenalkan Tari Campak di Belitung.

Diperkirakan, Nek Campak membawa tarian tersebut melalui Pulau Seliu pada abad ke-18.

Tari Campak mengalami perubahan pada masa penjajahan Portugis, namun perubahan yang terjadi tidak mengubah semua bagian.

Perubahan tersebut menyebabkan alkuturasi atau percampuran dua budaya, antara budaya Portugis dan budaya di Tanah Air.

Dampak perubahan terlihat pada gerakan, kostum, dan musik pengiring yang terkesan bergaya Eropa.

Namun, budaya lokal masih melekat pada tarian ini yang terlihat pada kostum penari pria, alunan pantun, dan musik pengiring bergaya Melayu.

Gerakan Tari Campak

Penari perempuan tari Campak disebut Nduk Campak, sedangkan penari prianya disebut Penandak.

Gerakan Tari Campak telihat lincah menggambarkan keceriaan para remaja.

Kelincahan gerakan para penari terlihat pada saat mengibas selembar sapu tangan dengan mengiringi jari-jemari.

Para penari akan saling berbalas pantun sebagai simbol dan ciri khas budaya Melayu di tengah-tengah tarian.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Eks Komisioner KPU Batal Daftar Calon Independen Pilkada Magelang

Eks Komisioner KPU Batal Daftar Calon Independen Pilkada Magelang

Regional
Komplotan Maling Minimarket di Semarang Masih Bocah, Kasus Berujung Damai

Komplotan Maling Minimarket di Semarang Masih Bocah, Kasus Berujung Damai

Regional
Terlindas Mobil Pemadam, Petugas Damkar di Tegal Kritis

Terlindas Mobil Pemadam, Petugas Damkar di Tegal Kritis

Regional
Calon Perseorangan Serahkan Bukti Dukungan untuk Pilkada Pandeglang dan Tangerang

Calon Perseorangan Serahkan Bukti Dukungan untuk Pilkada Pandeglang dan Tangerang

Regional
Cerita Siswa SMA di Ende Tiap Hari Belajar Tanpa Meja

Cerita Siswa SMA di Ende Tiap Hari Belajar Tanpa Meja

Regional
Siswa SMA Tewas Tenggelam di Kolam Renang Wisata TTU, Sempat Minta Direkam

Siswa SMA Tewas Tenggelam di Kolam Renang Wisata TTU, Sempat Minta Direkam

Regional
Duka Korban Bencana Banjir Lahar Dingin di Sumbar: Ibu Saya Tak Bisa Diselamatkan...

Duka Korban Bencana Banjir Lahar Dingin di Sumbar: Ibu Saya Tak Bisa Diselamatkan...

Regional
Korban Banjir Sumbar Terseret Air 72 Km, dari Padang Panjang sampai Padang

Korban Banjir Sumbar Terseret Air 72 Km, dari Padang Panjang sampai Padang

Regional
Dimediasi di Polda Riau, Rektor Unri Berdamai dengan Mahasiswa yang Dilaporkan

Dimediasi di Polda Riau, Rektor Unri Berdamai dengan Mahasiswa yang Dilaporkan

Regional
Dapat Restu Ketum PKB, Gus Yusuf Dipastikan Maju Pilkada Jateng

Dapat Restu Ketum PKB, Gus Yusuf Dipastikan Maju Pilkada Jateng

Regional
Ketahuan Curi Motor, Maling Ini Dihajar Warga Saat Sembunyi di Sawah

Ketahuan Curi Motor, Maling Ini Dihajar Warga Saat Sembunyi di Sawah

Regional
Bunuh Badak dan Jual Culanya, Warga Pandeglang Dituntut 5 Tahun Penjara

Bunuh Badak dan Jual Culanya, Warga Pandeglang Dituntut 5 Tahun Penjara

Regional
Banjir Rob Demak Meninggi Lagi, 4 Akses Jalan di Pedukuhan Terputus

Banjir Rob Demak Meninggi Lagi, 4 Akses Jalan di Pedukuhan Terputus

Regional
Kenang Peran Jenderal Gatot Soebroto, Perjalanan Biksu Thudong 2024 Dimulai dari Semarang

Kenang Peran Jenderal Gatot Soebroto, Perjalanan Biksu Thudong 2024 Dimulai dari Semarang

Regional
Mengintip Teror Pelemparan Batu Argo Muria di Semarang...

Mengintip Teror Pelemparan Batu Argo Muria di Semarang...

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com