Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Mentawai Disebut Sebagai Bumi Sikerei?

Kompas.com - 22/08/2023, 23:05 WIB
Puspasari Setyaningrum

Editor

Hal ini mengingat tugasnya sebagai mediator untuk menjaga kelancaran komunikasi antara masyarakat suku Mentawai dengan alam arwah para leluhur.

Semuanya tak lepas dari kebiasaan hidup masyarakat Suku Mentawai yang dikenal masih bergantung penuh pada alam dan jauh dari peradaban modern.

Sikerei adalah Orang Pilihan

Tidak semua orang dari suku Mentawai bisa menjadi Sikerei, namun hanya orang-orang pilihan saja.

Dilansir dari laman ksdae.menlhk.go.id, Penetapan Sikerei dilihat dari tiga cara, yaitu kemauan diri sendiri, perintah dari orang tua atau leluhur, dan karena sakit.

Bagi mereka yang menjadi Sikerei karena keinginan sendiri, maka orang tersebut cukup menjalankan aturan-aturan serta menghindari pantangan-pantangannya (kei-kei).

Adapun pantangan-pantangan (kei-kei) yang wajib dijauhi oleh seorang Sikerei antara lain tidak boleh bersetubuh bahkan dengan istri selama dalam proses Kerei, tidak boleh makan sembarang waktu (sesuai waktu ritual), serta tidak boleh memakan owa Mentawai (Bilou atau Simabilau) dan ikan panjang (belut).

Sementara bagi mereka yang ditunjuk oleh orang tua atau leluhur maka mereka juga wajib untuk menjadi Sikerei dan harus memenuhi syarat dan proses-prosesnya.

Begitu pula bagi yang disembuhkan penyakit oleh Sikerei, yang dalam keyakinan setempat adalah bentuk panggilan dari roh para leluhur untuk menjadi seorang Sikerei.

Masyarakat Suku Mentawai meyakini apabila hal tersebut tidak dijalankan dan dipatuhi, akan datang kutukan dan malapetaka yang menimpa orang tersebut.

Selain pantangan, untuk menjadi seorang Sikerei, seseorang harus melaksanakan upacara adat atau yang disebut dengan Lia.

Sebelum sampai kepada pelaksanaan upacara tersebut, ada syarat-syarat yang harus dipenuhi.

Syaratnya tersebut antara lain, seorang calon Sikerei harus memiliki banyak ternak babi yang dipelihara, memiliki umur minimal 40 tahun, sanggup mematuhi aturan Kerei dan menjauhi pantangannya yakni kei-kei.

Setelah syarat-syarat tersebut terpenuhi, dilanjutkan proses yang disebut kerei yang diawali dengan Menyagu (mengolah sagu), Luluplup, Ulainok, Ugettek, Uogbug, dan diakhiri dengan pasigabah iba.

Dalam pelaksanaan tahapan-tahapan tersebut ada beberapa alat-alat yang digunakan, meliputi kabit, salipak dan bakluh, talatak, tetekuk, luat, singenyet, sibodhag, lai-lai, lekkau, sabot Kerei, sineibag dan ngalou.

Bumi Sikerei Butuh Sikerei Muda

Belakangan ini jumlah pertambahan Sikerei pada masyarakat Mentawai disebut kian berkurang.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Belum Punya Lahan Sendiri, SMA Negeri di Ende Dapat Hibah 1,5 Hektar Tanah dari Warga

Belum Punya Lahan Sendiri, SMA Negeri di Ende Dapat Hibah 1,5 Hektar Tanah dari Warga

Regional
Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Senin 13 Mei 2024, dan Besok : Cerah Berawan Sepanjang Hari

Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Senin 13 Mei 2024, dan Besok : Cerah Berawan Sepanjang Hari

Regional
Aktivitas Gunung Ile Lewotolok Meningkat, Lava Mengalir ke Desa Amakaka

Aktivitas Gunung Ile Lewotolok Meningkat, Lava Mengalir ke Desa Amakaka

Regional
Anggota DPRD Lampung Meninggal Saat Ikut Acara Penanaman Pohon

Anggota DPRD Lampung Meninggal Saat Ikut Acara Penanaman Pohon

Regional
Update Banjir di Sumbar, Basarnas: Korban Tewas Capai 37 Orang

Update Banjir di Sumbar, Basarnas: Korban Tewas Capai 37 Orang

Regional
Jalan Rusak, Pasien di Sikka Ditandu 1 Jam Cari Tumpangan ke Puskesmas

Jalan Rusak, Pasien di Sikka Ditandu 1 Jam Cari Tumpangan ke Puskesmas

Regional
Cerita Kang Zen, Pengusaha Rumah Makan Legendaris di Demak Pilih Jalan Hidup Jadi Relawan Tagana

Cerita Kang Zen, Pengusaha Rumah Makan Legendaris di Demak Pilih Jalan Hidup Jadi Relawan Tagana

Regional
Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Senin 13 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Senin 13 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Senin 13 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Senin 13 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Petir

Regional
Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Senin 13 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Senin 13 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Longsor di Kelok 9, Akses Sumbar-Riau Sempat Tertutup 8 Jam

Longsor di Kelok 9, Akses Sumbar-Riau Sempat Tertutup 8 Jam

Regional
[POPULER NUSANTARA] Kecelakaan Subang, Sopir Bus Sebut Rem Tak Berfungsi | Korban Banjir Nunukan Tidur Bawa Parang untuk Usir Buaya

[POPULER NUSANTARA] Kecelakaan Subang, Sopir Bus Sebut Rem Tak Berfungsi | Korban Banjir Nunukan Tidur Bawa Parang untuk Usir Buaya

Regional
Duel Maut Sesama Sopir Truk di Banjarmasin, Seorang Tewas

Duel Maut Sesama Sopir Truk di Banjarmasin, Seorang Tewas

Regional
Satu Korban Longsor Luwu Ditemukan Tewas di Kebun, Jumlah Korban Kini Mencapai 14 Orang

Satu Korban Longsor Luwu Ditemukan Tewas di Kebun, Jumlah Korban Kini Mencapai 14 Orang

Regional
Longsor Tutup Jalan Penghubung Kabupaten Tanah Bumbu dan HSS Kalsel, Sebuah Mobil Terjebak

Longsor Tutup Jalan Penghubung Kabupaten Tanah Bumbu dan HSS Kalsel, Sebuah Mobil Terjebak

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com