Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bajapuik, Tradisi ‘Menjemput’ Calon Mempelai Pria Pada Pernikahan Adat Minang Pariaman

Kompas.com - 22/08/2023, 21:57 WIB
Puspasari Setyaningrum

Editor

KOMPAS.com - Masyarakat Minangkabau di Sumatera Barat terutama yang tinggal di daerah Pariaman mengenal tradisi bajapuik dalam prosesi pernikahan adatnya.

Tradisi Bajapuik dalam bahasa setempat bermakna menjemput, yang merujuk pada tradisi menjemput calon pengantin pria pada prosesi pernikahan adat Minang Pariaman.

Baca juga: Mengenal Sumbang Duobaleh, UU Adat Minangkabau yang Dianggap Tak Pernah Ada

Tradisi bajapuik tidak terlepas dari sistem kekerabatan matrilineal yang dianut oleh masyarakat Minangkabau di Sumatera Barat.

Dalam hal ini terdapat falsafah adat Minangkabau yang memandang bahwa suami merupakan orang datang, di mana hukum adat memposisikan suami adalah tamu di rumah istrinya.

Baca juga: Budaya Matrilineal Suku Minangkabau: Pengertian, Sejarah, hingga Keistimewaan

Sebagai tamu atau orang datang, maka berlaku nilai moral ‘datang karano dipanggia, tibo karano dijapuik’ yang bermakna ‘datang karena dipanggil, tiba karena dijemput’.

Azami dalam bukunya yang berjudul Adat dan Upacara Perkawinan Daerah Sumatera Barat (1997) menjelaskan bahwa umumnya dalam adat Minang, meminang biasanya dilakukan oleh keluarga dari wanita kepada keluarga pria.

Adapun tradisi bajapuik dilaksanakan setelah menjalani tahap batimbang tando atau memberikan sesuatu untuk mengikat perjanjian sebelum pernikahan dan sebelum berlangsungnya akad nikah.

Baca juga: Mengapa Desa di Sumatera Barat Disebut Nagari?

Uang Japuik Bukan untuk ‘Membeli’ Mempelai Pria

Tak hanya menjemput, dalam tradisi bajapuik juga dikenal dengan pemberian uang jemputan (uang japuik) yang diberikan oleh keluarga calon mempelai wanita kepada keluarga calon mempelai pria.

Pada awalnya, uang jemputan diberikan kepada orang yang terpandang dalam masyarakat yaitu keturunan raja-raja atau bangsawan yang bergelar bagindo, sidi, atau sutan.

Adapun besaran uang jemputan yang diberikan keluarga calon mempelai wanita tergantung kepada kesepakatan dari kedua belah pihak.

Pandangan yang kurang tepat adalah tentang bajapuik yang dilihat sebagai bentuk usaha keluarga calon mempelai wanita yang ‘membayar’ atau ‘membeli’ keluarga calon mempelai pria dengan sejumlah uang yang disesuaikan dengan status sosial calon mempelai pria.

Hal ini karena uang jemputan ini nantinya akan dibalas oleh keluarga calon mempelai pria pada waktu anak dara berupa barang-barang hadiah yang nilainya mencapai satu setengah kali uang jemputan.

Biasanya balasan yang diberikan keluarga calon mempelai pria terdiri dari bahan pakaian, perhiasan, dan pecah-belah.

Tradisi Bajapuik Tidak Melanggar Hukum Islam

Masyarakat Minangkabau juga dikenal memiliki falsafah yaitu ‘Adat Basandi Sarak, Sarak Basandi Kitabullah’ sehingga biasanya berlakunya adat akan sejalan atau tidak bertentangan dengan nilai agama.

Begitu juga dengan tradisi bajapuik yang dimaknai sebagai prosesi menjemput pengantin laki-laki oleh pihak perempuan dengan membawa uang jemputan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda

Terkini Lainnya

Mahasiswi di NTB Tewas Overdosis, Diduga Bunuh Diri karena Hamil di Luar Nikah

Mahasiswi di NTB Tewas Overdosis, Diduga Bunuh Diri karena Hamil di Luar Nikah

Regional
Misteri Kematian Arya Bocah 4 Tahun di Pemalang, Hilang 3 Hari Saat Tidur hingga Ditemukan Tewas di Sungai

Misteri Kematian Arya Bocah 4 Tahun di Pemalang, Hilang 3 Hari Saat Tidur hingga Ditemukan Tewas di Sungai

Regional
Bocah 4 Tahun di Mataram Hilang Terseret Arus Sungai

Bocah 4 Tahun di Mataram Hilang Terseret Arus Sungai

Regional
Kisah Ihsan, Seorang Disabilitas yang Jadi Bos dan Berdayakan Tetangga Sekitar

Kisah Ihsan, Seorang Disabilitas yang Jadi Bos dan Berdayakan Tetangga Sekitar

Regional
Berkunjung ke Ponpes di Situbondo, Mahfud Bicara soal Dukungan Kiai

Berkunjung ke Ponpes di Situbondo, Mahfud Bicara soal Dukungan Kiai

Regional
Bertemu Ketua Kenadziran Kesultanan Banten, Prabowo Dipakaikan Peci Motif Spesial

Bertemu Ketua Kenadziran Kesultanan Banten, Prabowo Dipakaikan Peci Motif Spesial

Regional
Tercatat sebagai Kader Nasdem, Wagub Kepri Malah Masuk Timses Prabowo-Gibran

Tercatat sebagai Kader Nasdem, Wagub Kepri Malah Masuk Timses Prabowo-Gibran

Regional
Calon Pengantin di Palembang Menghilang Sepekan Jelang Akad Nikah, Keluarga Lapor Polisi

Calon Pengantin di Palembang Menghilang Sepekan Jelang Akad Nikah, Keluarga Lapor Polisi

Regional
Kunjungi Tuban, Kaesang Mendapat Titipan Kiswah untuk Presiden Jokowi

Kunjungi Tuban, Kaesang Mendapat Titipan Kiswah untuk Presiden Jokowi

Regional
Ganjar Kunjungi Kamar Bung Karno di Museum Asi Mbojo NTB

Ganjar Kunjungi Kamar Bung Karno di Museum Asi Mbojo NTB

Regional
Ganjar Janjikan Kesetaraan bagi Perempuan dan Penyandang Disabilitas

Ganjar Janjikan Kesetaraan bagi Perempuan dan Penyandang Disabilitas

Regional
Dimaki dan Dipukul, Karyawan Indomaret di Kupang Tikam Seorang Pemuda

Dimaki dan Dipukul, Karyawan Indomaret di Kupang Tikam Seorang Pemuda

Regional
7 Kasus Caleg Teseret Kasus Kriminal, Ada Pengguna Narkoba hingga Pelecehan Seksual

7 Kasus Caleg Teseret Kasus Kriminal, Ada Pengguna Narkoba hingga Pelecehan Seksual

Regional
Awali Kampanye di Banten, Prabowo Ziarah ke Makam Sultan Maulana Hasanudin

Awali Kampanye di Banten, Prabowo Ziarah ke Makam Sultan Maulana Hasanudin

Regional
Kapolri Mutasi 19 Perwira di Polda Kepri

Kapolri Mutasi 19 Perwira di Polda Kepri

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com