MATARAM, KOMPAS.com - Sejumlah kontraktor di Nusa Tenggara Barat (NTB) yang tergabung dalam Kontraktor Bersatu kembali menagih utang Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB). Sebab, Pemprov NTB tak segera melunasi utang proyek sejak 2022 tersebut.
"Ini merupakan sejarah pertama bagi para kontraktor terkait peninggalan utang. Kalau orang dulu meninggalkan sejarah, kalau ini (Zulkieflimansyah) meninggalkan utang," kata Ahmad Amrullah, salah satu kontraktor, Jumat (18/8/2023).
Pernyataan Amrul itu merujuk pada masa jabatan Gubernur NTB Zulkieflimansyah yang akan segera berakhir.
Baca juga: Pebalap Jepang Haruki Noguchi Meninggal, Direktur RS NTB: Alami Multiple Trauma
Sementara itu, pada Selasa (15/8/2023), para kontraktor menagih utang dengan melakukan aksi sindiran mempersembahkan karangan bunga kepada Gubernur NTB Zulkieflimansyah.
Selain itu, para kontraktor juga membawa kue ulang tahun yang bertuliskan '2 TH (tahun) Hutang Pemprov'.
Baca juga: Pemprov NTB Dorong Wisata Hiu Paus di Desa Labuhan Jambu Masuk Side Event MXGP Samota
Amrul mengatakan, sejak 2022, utang proyek Pemprov NTB ini tidak pernah ada kejelasan kapan akan terbayar.
Akibatnya, para kontraktor merasa dirugikan dengan sikap buruk pengelolaan anggaran dari kepemimpinan Zulkieflimansyah dan Sitti Rohmi Djalilah.
"Kami sangat dirugikan dan merasa terzalimi. Mungkin itu maksud dari karangan bunga ini," paparnya.
Para kontraktor berharap, penjabat (PJ) gubernur yang akan melanjutkan roda pemerintahan di Pemprov NTB agar segera menyelesaikan soal utang tersebut.
"Mohon untuk Pj gubernur ini bisa mengatasi masalah kondisi ekonomi Pemprov yang sekarang agar pelaksanaan anggaran 2023 ini bisa diselesaikan dengan Pj gubernur," imbuhnya.
Amrul tidak bisa menyebutkan secara rinci jumlah seluruh utang proyek Pemprov NTB kepada para kontraktor.