KOMPAS.com - Bendera Merah Putih dan sejumlah pernak-pernik HUT Kemerdekaan Indonesia terpasang di Jalan Jenderal Sudirman, Kota Pangkalpinang, Kepulauan Bangka Belitung (Babel).
Siang itu, Aceng (30) tampak merapikan bendera dan pernak-pernik yang dijualnya. Barang-barang tersebut dijual mulai dari Rp 5.000 hingga ratusan ribu rupiah.
Siapa sangka, demi mencari rezeki dari berjualan bendera, Aceng harus menempuh perjalanan panjang lintas pulau.
Aceng berasal dari Kabupaten Garut, Jawa Barat (Jabar). Di momen HUT RI ini, Aceng bersama kawan-kawannya merantau ke berbagai daerah, seperti Sumatera, Kalimantan, bahkan Papua, untuk berjualan bendera.
Oleh bosnya di Garut, Aceng dan rekan-rekannya ditugaskan ke Pangkalpinang. Mereka pergi dalam tiga kelompok.
Baca juga: Kisah Ibu di Kulon Progo Jahit dan Sambung Bendera Merah Putih Sepanjang 780 Meter
Perjalanan panjang Aceng menuju Pangkalpinang dimulai dari Garut. Menggunakan mobil, mereka diantar menuju Bandung, Jabar.
Setiba di Bandung, mereka naik travel untuk menuju Sumatera. Mereka kemudian menyeberang ke Kepulauan Babel dari Pelabuhan Tanjung Api-api di Kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan.
Sesampainya di Pelabuhan Tanjung Kalian, Kabupaten Bangka Barat, Kepulauan Babel, Aceng dan rekan-rekannya menempuh perjalanan darat sekitar tiga jam menggunakan bus menuju Pangkalpinang.
Lalu, mereka turun di Kampung Keramat, daerah yang menjadi pusat penjual bendera musiman di Pangkalpinang.
Mereka tiba di Pangkalpinang pada 15 Juli 2023. Namun, rombongan tersebut tak langsung berjualan. Mereka terlebih dulu menunggu paket barang dagangan selama dua hingga tiga hari.
Sambil menunggu paket, Aceng mencari tempat kos yang akan dijadikan tempat tinggal selama berjualan di Pangkalpinang.
Baca juga: Merantau ke Bangka demi Jualan Bendera, Vega Terpaksa Berhenti Sekolah