KOMPAS.com - Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) Moh Wahyu Yulianto mengatakan, perekonomian Sumsel masih didominasi oleh lapangan usaha pertambangan dan penggalian sebesar 27,12 persen.
Kemudian, diikuti oleh industri pengolahan sebesar 17,55 persen serta pertanian kehutanan, dan perikanan sebesar 13,51 persen.
“Peranan ketiga lapangan usaha tersebut dalam perekonomian Sumsel mencapai 58,18 persen. Perekonomian Sumsel berdasarkan besaran produk domestik regional bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku triwulan II-2023 mencapai Rp 158,88 triliun dan atas dasar harga konstan 2010 mencapai Rp 90,59 triliun,” kata Yulianto dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Rabu (9/8/2023).
Baca juga: Dongkrak Pertumbuhan Ekonomi, BI Update Insentif Likuiditas Perbankan
Wahyu mengungkapkan, ekonomi Sumsel mengalami pertumbuhan sebesar 4,57 persen quarter-to-quarter (q-to-q ) per triwulan II-2023 dibandingkan periode yang sama sebelumnya.
Dari sisi produksi, lapangan usaha administrasi pemerintahan, pertahanan dan jaminan sosial wajib mengalami pertumbuhan tertinggi sebesar 25,86 persen.
Sementara dari sisi pengeluaran, komponen pengeluaran konsumsi pemerintah (PK-P) mengalami pertumbuhan tertinggi sebesar 40,38 persen.
Baca juga: Konsumsi Rokok Terus Sumbang Kemiskinan di Indonesia
BPS Sumsel juga mencatat, ekonomi provinsi Sumsel pada triwulan II-2023 mengalami pertumbuhan sebesar 5,24 persen year-on-year (yoy) dibanding triwulan II-2022.
Dari sisi produksi, lapangan usaha penyediaan akomodasi dan makan minum mengalami pertumbuhan tertinggi sebesar 12,91 persen.
Sementara dari sisi pengeluaran, pertumbuhan tertinggi terjadi pada komponen pengeluaran konsumsi lembaga non profit yang melayani rumah tangga (PK-LNPRT) yaitu sebesar 9,48 persen.
Yulianto mengungkapkan, pertumbuhan ekonomi di Sumsel terjadi pada hampir semua lapangan usaha, kecuali jasa kesehatan dan pengadaan air yang mengalami kontraksi masing-masing sebesar 3,15 persen dan 2,71 persen.
Baca juga: 13 Bahaya Makanan Cepat Saji untuk Kesehatan yang Pantang Disepelekan
“Lapangan usaha yang mengalami pertumbuhan tertinggi adalah penyediaan akomodasi dan makan minum sebesar 12,91 persen,” tuturnya.
Kemudian, lanjut dia, diikuti administrasi pemerintahan sebesar 10,94 persen, pertambangan dan penggalian sebesar 10,36 persen.
Untuk perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor sebesar 8,13 persen serta informasi dan komunikasi sebesar 7,08 persen,
Sementara itu, lapangan usaha industri pengolahan dan pertanian kehutanan dan perikanan yang memiliki peran dominan mengalami pertumbuhan masing-masing sebesar 2,14 persen dan 1,97 persen.
Baca juga: Menteri Sandiaga Kunjungi 2 Pesantren di Jombang, Dorong Santri Buka Usaha Industri Halal
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.