HALMAHERA UTARA, KOMPAS.com- "Kami ini hidup dari pala. Ada empat anak yang harus dibiayai," kata Jainudin Kambosa, warga Desa Ngidiho, Kecamatan Galela Barat, Kabupaten Halmahera Utara, Maluku Utara.
Jainudin mengungkapkan, warga Desa Ngidiho di Halmahera Utara mayoritas memiliki kebun pala. Dalam satu kebun, setidaknya terdapat sekitar 50 pohon pala.
Baca juga: Rempah dan Strata Kebangsawanan Eropa (Bagian 1)
Jainudin biasa memanen kebunnya secara mingguan. Namun, ketika musim penghujan, panen pala tak sebagus biasanya.
Dalam seminggu Jainudin dan istrinya bisa mendapatkan uang minimal Rp 500.000 dari panen pala. Jumlah hasil panen pala tak selalu sama, tergantung kondisi cuaca.
"Untuk biaya empat anak yang semuanya bersekolah, ya cukup tidak cukup harus disyukuri," kata dia.
Baca juga: Benteng Tolukko, Saksi Bisu Perebutan Rempah di Maluku Utara (Bagian 2)
Theo Djiko, warga Desa Pitu, Kecamatan Tobelo Tengah, Halmahera Utara bercerita, pohon-pohon pala yang dikelolanya saat ini adalah warisan dari orangtuanya.
"Bapak saya yang tanam sudah ada 28 tahun mungkin usianya (pohon)," tutur dia.
Pala di kebun Djiko dipanen setiap hari. Selanjutnya ada tengkulak yang datang untuk mengambil hasil panen.
Baca juga: Rumah Adat Sasadu, Warisan Budaya Suku Sahu di Halmahera Barat
"Biji pala dijual seharga Rp 85.000 per kilogram. Kalau salut bijinya (fuli) adalah bagian paling mahal, bisa sampai sekitar Rp 200.000 per kilogram," kata dia.
Kepala Desa Ngidiho Kamal Abdullah mengatakan, sebelum tahun 2003, desanya memiliki program satu kepala keluarga minimal harus menanam 50 pohon pala.
"Hampir sekitar 400 kepala keluarga memiliki pohon pala," katanya.
Sejumlah keluarga memanen dengan cara menunggu buah pala yang jatuh. Beberapa lainnya memetik pala.
"Kalau 50 pohon kurang lebih bisa menghasilkan Rp 20 juta sesuai dengan usia palanya. Semakin tua kualitas palanya, semakin baik," ujar dia.
Warga setempat biasanya hanya memanfaatkan biji pala dan fulinya. Sedangkan buah dan kulit pala dibuang.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.