Dosen Agroteknologi Universitas Halmahera Anang Mulyantana menjelaskan, tanaman pala bernama latin Myristica fragrans. Pohon pala memiliki masa belajar berbuah yaitu dari umur 3-4 tahun setelah pertama kali ditanam.
Pohon pala bisa masuk panen perdana di tahun kelima.
Pala terdiri dari biji pala, salut biji atau fuli, daging buah, serta kulit. Buah pala memiliki aroma yang khas.
Dalam satu bulan, kata dia, satu pohon bisa menghasilkan dua sampai lima kilogram biji pala.
"Kebanyakan warga memanen secara harian," kata dia.
Menurutnya, kualitas pala yang bagus didapat saat buah pala tersebut dipetik, bukan diambil usai jatuh ke tanah.
"Selanjutnya diperlukan proses pengeringan untuk menurunkan kadar air. Kadar air yang bagus adalah 14 sampai 16 persen," katanya.
Tak heran di Halmahera, banyak warga menjemur pala di depan rumah mereka.
Anang mengatakan, rasa pala yang ditanam di satu kecamatan dengan kecamatan lainnya bisa berbeda-beda.
"Hal ini berhubungan dengan kondisi tanahnya," ujarnya.
Kabupaten Halmahera Utara, Provinsi Maluku Utara, menjadi salah satu wilayah penghasil rempah, seperti pala dan cengkeh. Pala adalah primadonanya.
Menurut data Pemerintah Kabupaten Halmahera Utara, pada tahun 2023, tercatat ada 9.127 petani pala di Halmahera Utara. Dari jumlah itu, petani pala terbanyak berada di Kecamatan Galela Barat sejumlah 1.518 orang.
Disusul kemudian Kecamatan Malifut sebanyak 973 petani pala. Lalu Kecamatan Kao Utara, 767 orang dan Tobelo Barat 704 petani.
Sekretaris Daerah Halmahera Utara, Erasmus J. Papilaya saat membuka Festival Kala Hara, Kamis (4/8/2023) petang mengungkapkan, pala adalah komoditas unggulan di daerahnya.