Salin Artikel

Pala, Primadona Rempah Halmahera Utara (Bagian 3)

Jainudin mengungkapkan, warga Desa Ngidiho di Halmahera Utara mayoritas memiliki kebun pala. Dalam satu kebun, setidaknya terdapat sekitar 50 pohon pala.

Jainudin biasa memanen kebunnya secara mingguan. Namun, ketika musim penghujan, panen pala tak sebagus biasanya.

Dalam seminggu Jainudin dan istrinya bisa mendapatkan uang minimal Rp 500.000 dari panen pala. Jumlah hasil panen pala tak selalu sama, tergantung kondisi cuaca.

"Untuk biaya empat anak yang semuanya bersekolah, ya cukup tidak cukup harus disyukuri," kata dia.

Theo Djiko, warga Desa Pitu, Kecamatan Tobelo Tengah, Halmahera Utara bercerita, pohon-pohon pala yang dikelolanya saat ini adalah warisan dari orangtuanya.

"Bapak saya yang tanam sudah ada 28 tahun mungkin usianya (pohon)," tutur dia.

Pala di kebun Djiko dipanen setiap hari. Selanjutnya ada tengkulak yang datang untuk mengambil hasil panen.

"Biji pala dijual seharga Rp 85.000 per kilogram. Kalau salut bijinya (fuli) adalah bagian paling mahal, bisa sampai sekitar Rp 200.000 per kilogram," kata dia.

Kepala Desa Ngidiho Kamal Abdullah mengatakan, sebelum tahun 2003, desanya memiliki program satu kepala keluarga minimal harus menanam 50 pohon pala.

"Hampir sekitar 400 kepala keluarga memiliki pohon pala," katanya.

Sejumlah keluarga memanen dengan cara menunggu buah pala yang jatuh. Beberapa lainnya memetik pala.

"Kalau 50 pohon kurang lebih bisa menghasilkan Rp 20 juta sesuai dengan usia palanya. Semakin tua kualitas palanya, semakin baik," ujar dia.

Warga setempat biasanya hanya memanfaatkan biji pala dan fulinya. Sedangkan buah dan kulit pala dibuang.

Dosen Agroteknologi Universitas Halmahera Anang Mulyantana menjelaskan, tanaman pala bernama latin Myristica fragrans. Pohon pala memiliki masa belajar berbuah yaitu dari umur 3-4 tahun setelah pertama kali ditanam.

Pohon pala bisa masuk panen perdana di tahun kelima.

Pala terdiri dari biji pala, salut biji atau fuli, daging buah, serta kulit. Buah pala memiliki aroma yang khas.

Dalam satu bulan, kata dia, satu pohon bisa menghasilkan dua sampai lima kilogram biji pala.

"Kebanyakan warga memanen secara harian," kata dia.

Menurutnya, kualitas pala yang bagus didapat saat buah pala tersebut dipetik, bukan diambil usai jatuh ke tanah.

"Selanjutnya diperlukan proses pengeringan untuk menurunkan kadar air. Kadar air yang bagus adalah 14 sampai 16 persen," katanya.

Tak heran di Halmahera, banyak warga menjemur pala di depan rumah mereka.

Anang mengatakan, rasa pala yang ditanam di satu kecamatan dengan kecamatan lainnya bisa berbeda-beda.

"Hal ini berhubungan dengan kondisi tanahnya," ujarnya.

Kabupaten Halmahera Utara, Provinsi Maluku Utara, menjadi salah satu wilayah penghasil rempah, seperti pala dan cengkeh. Pala adalah primadonanya.

Menurut data Pemerintah Kabupaten Halmahera Utara, pada tahun 2023, tercatat ada 9.127 petani pala di Halmahera Utara. Dari jumlah itu, petani pala terbanyak berada di Kecamatan Galela Barat sejumlah 1.518 orang.

Disusul kemudian Kecamatan Malifut sebanyak 973 petani pala. Lalu Kecamatan Kao Utara, 767 orang dan Tobelo Barat 704 petani.

Sekretaris Daerah Halmahera Utara, Erasmus J. Papilaya saat membuka Festival Kala Hara, Kamis (4/8/2023) petang mengungkapkan, pala adalah komoditas unggulan di daerahnya.

"Di Halmahera ini ada yang namanya Pala Dukono (jenis pala). Nama Dukono diambil dari nama gunung api di sini. Pala ini sudah mendapat sertifikasi dari Kementerian Pertanian," kata dia.

Pala Dukono memiliki ukuran yang lebih besar dibandingkan pala jenis lainnya.

Pemerintah daerah menyambut baik berbagai penelitian mengenai pengembangan rempah.

Dia mengakui, pengembangan pala memang membutuhkan kerja sama dari berbagai pihak lantaran masyarakat masih belum bisa memanfaatkan secara optimal.

Dia berharap pengembangan pala bisa berujung pada peningkatan kesejahteraan warga dan peningkatan pendapatan daerah.

"Dengan mengantongi lisensi atau semacam hak paten baru kami bisa berharap rempah bisa mendatangkan pendapatan untuk kas daerah," ujar dia.

https://regional.kompas.com/read/2023/08/06/091942178/pala-primadona-rempah-halmahera-utara-bagian-3

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke