Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Mereka yang Bertaruh Nyawa di Lubang Tambang Emas Tradisional Banyumas

Kompas.com - 30/07/2023, 09:39 WIB
Rachmawati

Editor

KOMPAS.com - Sebanyak delapan pekerja tambang tradisional terjebak di dalam lubang tambang emas di Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, sejak Selasa (25/7/2023) malam.

Lokasi tambang emas tradisional tersebut berada di areal persawahan mili pribadi warga seluas 2 hektare di Desa Panurendang, Kecamatan Ajibarang, Banyumas.

Polisi memastikan tambang emas tradisional yang ada sejak tahun 2014 itu tak memiliki izin dan dipastikan ilegal.

Saat pembukaan lahan tambang, ada kesepakatan antara pemilik lahan dengan penambang dengan persentase bagi hasil 20 persen untuk pemilik lahan, 20 persen untuk pemodal, dan 60 persen untuk pekerja.

Baca juga: Melihat Lubang Bogor Lokasi Terjebaknya 8 Penambang di Banyumas, Jadi Primadona karena Temuan 1 Kg Emas

Di lahan seluas 2 hektare itu terdapat 35 lapak tambang dan lima di antaranya tak lagi aktif.

Kades Pancurendang, Narisun mengatakan sejak ia menjabat kades pada tahun 2015, tambang itu sudah beroperasi.

“Pemerintah desa hanya sebatas mengimbau saja, jangan diteruskan. Tetapi ya begitu, masih tetap jalan terus. Saya menyadari kalau itu sudah menjadi bagian dari ekonomi rakyat. Saya juga tidak pernah berani masuk ke sini,” tuturnya.

Ia menjelaskan, warga desa yang bekerja di tambang tersebut hanya sekitar 50 orang.

“Sebagian besar dari Jawa Barat. Saya tidak tahu dari mana saja. Warga di sini jarang yang berani masuk ke dalam,” jelasnya.

Baca juga: 5 Fakta Terbaru soal 8 Penambang di Banyumas yang Terjebak di Lubang Galian, Warga Gelar Ritual

Bertaruh nyawa di lubang tambang

Area pertambangan emas ilegal di Desa Pancurendang, Kecamatan Ajibarang, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah.FADLAN MUKHTAR ZAIN Area pertambangan emas ilegal di Desa Pancurendang, Kecamatan Ajibarang, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah.
Memasuki lubang sempit dengan diameter hanya 80-90 cm menjadi keseharian dari para penambang emas di Grumbul Tajur, Desa Pancurendang, Kecamatan Ajibarang, Kabupaten Banyumas.

Mereka merangkak memasuki lubang tambang dengan kedalaman 40-60 meter.

Hal tersebut diceritakan oleh penambang emas asli Banyumas yakni Nino (40), Agus (40) dan Darkim (45).

Keberanian dan kenekatan para pekerja tambang emas itu sangat berisiko karena nyawa adalah taruhannya.

Dengan adanya kejadian tersebut mereka harus berpikir dua kali untuk kembali bekerja sebagai penambang emas.

Baca juga: Bantu Selamatkan 8 Penambang dari Lubang Galian Banyumas, Warga Lokal Gelar Ritual

Nino bercerita kondisi area tambang sangat gelap dan penerangan hanya bergantung pada lampu senter atau head lamp yang digunakan penambang.

Ada tiga alat utama yang mereka andalkan ketika akan menambang. Pertama adalah pipa blower yang berfungsi mengalirkan udara atau oksigen.

Pipa blower inilah yang digunakan juga untuk berkomunikasi dengan petugas yang berada di atas.

Kedua adalah pipa penyedot air, yang digunakan untuk menyedot air selama 24 jam. Jika kondisi mesin panas maka akan segera diganti.

Yang ketiga adalah dril atau alat bor yang digunakan untuk untuk mengebor tanah.

"Kita kasih kode pakai tali dan kompresor untuk udara, termasuk untuk makanan.Jadi ngomong aja langsung pakai pipa blower pipa panjang itu," ujar Nino kepada Tribunbanyumas.com, Kamis (27/7/2023).

Baca juga: Menunggu Kabar 8 Penambang Emas di Banyumas yang Terjebak di Dalam Lubang

Tim ESDM Jateng menurunkan kamera hold ke lubang galian tambang emas Desa Pancurendang, Kecamatan Ajibarang, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Kamis (27/7/2023).DOK BASARNAS CILACAP Tim ESDM Jateng menurunkan kamera hold ke lubang galian tambang emas Desa Pancurendang, Kecamatan Ajibarang, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Kamis (27/7/2023).
Nino mengaku bisa menambang dalam lubang selama setengah hari. Bahkan ia pernah berada di area lubang tambang selama 24 jam.

"Di dalam itu jalurnya seperti tangga dan didalamnya ada yang namanya 'Raja Tikus' yang akan mengikuti jalur urat-urat emas," katanya.

Menurutnya lubang diameter 90 centimeter hanya disangga kayu-kayu balok. Dalam satu lubang tambang bisa dimasuki sampai 10 orang pekerja tambang dan bekerja tim.

"Di dalam bisa 10 orang, ada yang nge-drill atau nge-bor dan ada yang mengangkut material pakai karung," jelasnya.

Terkait dengan penghasilan dari tambang emas dia memperkirakan dapat uang Rp1 juta sampai Rp5 juta dalam seminggu.

Ia mengatakan pembagian kerja masing-masing orang berbeda-beda. Ada yang bagi material mengolah sendiri dan ada juga yang terima hasilnya saja.

Baca juga: Kesaksian Penambang Emas di Banyumas, Pernah Nyaris Terjebak Dalam Lubang Puluhan Meter

"Kalau sehari ya bisa sampai minim Rp 100.000. Tapi kalau zonk sering juga," jelasnya.

Nino dan kawan-kawannya sudah bekerja 10 tahunan sejak ada penambangan emas pada 2014 silam. Lokasi tambang emas rakyat itu diapit dua sungai yaitu, Sungai Tajur dan Sungai Datar.

Berdasarkan informasi yang diceritakan oleh pekerja tambang lain, Agus (40) butuh modal ratusan juga untuk buka lapak atau buka satu area lubang tambang.

"Satu lapak ratusan juta bisa Rp 300 juta-Rp 500 juta, mahalnya itu karena perlengkapannya juga, kayu dan lain sebagainya," jelasnya.

Meski bekerja di dalam lubang sempit, para penambang bisa melalukan kegiatan lain seperti merokok, makan, minum bahkan ngopi dan tiduran.

Baca juga: Mereka yang Menanti Kepulangan Korban Insiden Tambang Emas Banyumas...

Ada yang pernah terjebak di kedalaman 35 meter

Tim SAR menyiapkan pompa untuk menyedot air yang menggenangi lubang galian tambang emas di Desa Pancurendang, Kecamatan Ajibarang, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Jumat (28/7/2023).DOK BASARNAS CILACAP Tim SAR menyiapkan pompa untuk menyedot air yang menggenangi lubang galian tambang emas di Desa Pancurendang, Kecamatan Ajibarang, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Jumat (28/7/2023).
Ternyata beberapa penambang nyaris terjebak di lubang galian saat ada kebocoran air yang tiba-tiba memenuhi lubang.

Kala itu, para penambang berhasil menyelamatkan diri. Hal tersebut diceritakan Darkim (44) - bukan nama sebenarnya- yang pernah terjebak di kedalaman 38 meter.

"Pernah di kedalaman sekitar 35 meter air jebol, posisinya di atas saya. Begitu (teman) yang di atas melihat, saya langsung menyelamatkan diri," ujar Darkim di sekitar lokasi kejadian, Kamis (27/7/2023)

Kala itu ia memiliki cukup banyak waktu untuk sampai ke mulut sumur sebelum air membanjiri area tembang. Bersama 10 penambang lainnya, Darkim pun selamat.

"Diameter lubangnya paling satu jari, tapi tekanan cukup kencang. Untuk menyelamatkan diri sekitar 5 menit, karena naiknya air pelan," kisah pria yang menambang sejak 2014 ini.

Baca juga: 8 Pekerja Tambang Emas Ilegal di Banyumas Terjebak Sekitar 70 Jam, Basarnas: Tetap Berdoa yang Terbaik

Namun kali ini, Darkim menduga air yang menggenangi delapan pekerja ini datang lebih cepat dengan debit yang besar.

"Baru kali ini, ini air dari mana," heran Darkim.

Ia mengatakan air adalah ancaman bagi setiap penambang. Menurutnya, di kedalamaan tertentu lubang memang selalu digenangi air.

Menurut Darkim, beberapa kali juga ada lubang yang terendam air, bahkan hingga seminggu. Namun tidak ada pekerja yang sedang menambang.

Untuk itu, penambang harus selalu mengoperasikan pompa air secara non-stop.

"Tapi kalau ada pemadaman listrik bisa seminggu baru kering, itu juga tidak bisa kering total," kata Darkim.

SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Fadlan Mukhtar Zain | Editor : Teuku Muhammad Valdy Arief), Tribunbanyumas.com

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Belum Punya Lahan Sendiri, SMA Negeri di Ende Dapat Hibah 1,5 Hektar Tanah dari Warga

Belum Punya Lahan Sendiri, SMA Negeri di Ende Dapat Hibah 1,5 Hektar Tanah dari Warga

Regional
Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Senin 13 Mei 2024, dan Besok : Cerah Berawan Sepanjang Hari

Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Senin 13 Mei 2024, dan Besok : Cerah Berawan Sepanjang Hari

Regional
Aktivitas Gunung Ile Lewotolok Meningkat, Lava Mengalir ke Desa Amakaka

Aktivitas Gunung Ile Lewotolok Meningkat, Lava Mengalir ke Desa Amakaka

Regional
Anggota DPRD Lampung Meninggal Saat Ikut Acara Penanaman Pohon

Anggota DPRD Lampung Meninggal Saat Ikut Acara Penanaman Pohon

Regional
Update Banjir di Sumbar, Basarnas: Korban Tewas Capai 37 Orang

Update Banjir di Sumbar, Basarnas: Korban Tewas Capai 37 Orang

Regional
Jalan Rusak, Pasien di Sikka Ditandu 1 Jam Cari Tumpangan ke Puskesmas

Jalan Rusak, Pasien di Sikka Ditandu 1 Jam Cari Tumpangan ke Puskesmas

Regional
Cerita Kang Zen, Pengusaha Rumah Makan Legendaris di Demak Pilih Jalan Hidup Jadi Relawan Tagana

Cerita Kang Zen, Pengusaha Rumah Makan Legendaris di Demak Pilih Jalan Hidup Jadi Relawan Tagana

Regional
Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Senin 13 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Senin 13 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Senin 13 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Senin 13 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Petir

Regional
Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Senin 13 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Senin 13 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Longsor di Kelok 9, Akses Sumbar-Riau Sempat Tertutup 8 Jam

Longsor di Kelok 9, Akses Sumbar-Riau Sempat Tertutup 8 Jam

Regional
[POPULER NUSANTARA] Kecelakaan Subang, Sopir Bus Sebut Rem Tak Berfungsi | Korban Banjir Nunukan Tidur Bawa Parang untuk Usir Buaya

[POPULER NUSANTARA] Kecelakaan Subang, Sopir Bus Sebut Rem Tak Berfungsi | Korban Banjir Nunukan Tidur Bawa Parang untuk Usir Buaya

Regional
Duel Maut Sesama Sopir Truk di Banjarmasin, Seorang Tewas

Duel Maut Sesama Sopir Truk di Banjarmasin, Seorang Tewas

Regional
Satu Korban Longsor Luwu Ditemukan Tewas di Kebun, Jumlah Korban Kini Mencapai 14 Orang

Satu Korban Longsor Luwu Ditemukan Tewas di Kebun, Jumlah Korban Kini Mencapai 14 Orang

Regional
Longsor Tutup Jalan Penghubung Kabupaten Tanah Bumbu dan HSS Kalsel, Sebuah Mobil Terjebak

Longsor Tutup Jalan Penghubung Kabupaten Tanah Bumbu dan HSS Kalsel, Sebuah Mobil Terjebak

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com