Yosep mengungkapkan, warga telah melaporkan kondisi tersebut ke pemerintah daerah Sikka.
Pemerintah, menurut dia, berjanji bakal membangun satu gedung permanen di kampung itu. Namun hingga saat ini tak kunjung terealisasi.
Penjabat Kepala Desa Bura Bekor Nolastus mengatakan, gedung sekolah darurat dibangun secara swadaya oleh masyarakat setempat. Tujuannya untuk pendekatan pelayanan bagi para siswa.
“Saat itu masyarakat membangun tiga rumah darurat untuk KBM, tapi pada 2021 gedung darurat roboh akibat diterpa angin kencang,” ujar Nolastus.
Baca juga: Hamili Gadis Desa Lain, Pria Beristri di Sikka Didenda Adat Serahkan 3 Kuda dan Sebidang Tanah
Nolastus menuturkan, setahun lalu pemerintah Desa Wolonwanu dan Desa Bura Bekor telah bersepakat membangun tiga gedung baru secara swadaya. Namun, pembangunannya hanya sebatas fondasi lantaran ketiadaan biaya.
“Kami dari pemerintah desa kumpul uang Rp2,5 juta untuk biaya sensor kelapa, sementara warga kumpul satu lembar seng per KK, perangkat desa dua lembar, dan Ketua BPB 10 lembar untuk rencana pembangunan ke depan,” bebernya.
Nolastus menambahkan, telah melaporkan rencana pembangunan tersebut kepada Dinas Pendidikan Kepemudaan dan Olahraga (PKO), Kabupaten Sikka.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.