Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS DAERAH

Studi Banding ke SATP, Bupati Willem Ingin Jajaki Kerja Sama untuk Pendidikan Anak Puncak

Kompas.com - 18/07/2023, 09:27 WIB
Dwi NH,
A P Sari

Tim Redaksi

“(Pendidikan) sangat bermanfaat demi kemajuan daerah. Kalau Pemkab Puncak berniat menjalin kerja sama, kami tentu siap mendukung. Sebab, lewat Pendidikan bisa merubah dunia dan cara berpikir,” katanya.

Baca juga: Kerja Sama dengan UAD, Menhan Prabowo Bahas Pengembangan Rudal Anti-pesawat Terbang

Lebih lanjut, Vebian mengungkapkan bahwa kunjungan Pemkab Puncak memiliki makna mendalam untuk perubahan wilayah mereka.

Utamanya, kata dia, perubahan dalam aspek pendidikan bagi anak-anak asli Papua untuk meraih cita-cita mereka.

Menurut Vebian, sistem pendidikan berpola asrama merupakan salah satu cara untuk membangun generasi emas Papua.

Hal itu, kata dia, bisa berjalan dengan baik ketika ada komitmen bersama antara masyarakat, pemerintah, dan swasta.

Baca juga: Gibran Bakal Atur Jam Masuk Kerja ASN, Swasta, dan Sekolah Imbas Penutupan Total Simpang Joglo

“Di SATP ini kami terima semua suku, dua suku Amungme dan Kamoro serta lima suku lainnya, baik Dani, Damal, maupun Mee. Semua bisa sekolah di SATP dengan harapan menciptakan kedamaian untuk orang Papua,” imbuh Vebian.

Apabila di luar sekolah terjadi perang, lanjut dia, hal ini tidak menjadi masalah karena anak akan dididik dengan pola asrama.

Dengan pola tersebut, Vebian meyakini bahwa semangat kekeluargaan itu sudah terbangun sejak dini.

“Tidak ada cara lain untuk merubah Papua, hanya lewat pendidikan. Dengan pengetahuan yang tinggi, mereka akan menciptakan kedamaian. Mereka akan berpikir lebih maju dari pada kita saat ini, karena mereka dididik sejak usia dini,” jelasnya.

Baca juga: Ini Prinsip, Tujuan dan Manfaat Bermain bagi Anak Usia Dini

Kurikulum dengan kearifan lokal di Papua

Sementara itu, Kepala Sekolah SATP Johana Tnunay mengatakan, pihaknya mengembangkan kurikulum untuk para murid dengan memperhatikan nilai-nilai kearifan lokal di Papua.

Pembelajaran yang dikembangkan untuk murid sekolah dasar (SD) dan sekolah menengah pertama (SMP) itu diajarkan dalam bentuk kurikulum berbasis kehidupan.

“(Sebelum mengajarkan kurikulum kepada murid) para guru studi banding ke Bali dan Malang. Kami juga tetap mempertahankan karakteristik Papua di sekolah ini karena anak-anak Papua itu adalah anak yang hidup dekat dengan alam,” ucap Johana.

Baca juga: Plus Minus Teknologi Geofam yang Digunakan di Tol Cisumdawu

Lebih lanjut, ia mengungkapkan, pihaknya menggunakan sistem teknologi terbaru sebagai fasilitas pembelajaran di SATP.

Hal itu, kata Johana, dilakukan karena sekolah ingin mengejar kemajuan bukan ketertinggalan.

“Tentunya dengan cara penjajakan, anak dari SD hingga SMP sudah menggunakan komputer. (Dengan begitu) saat di jenjang yang lebih tinggi, mereka tidak kaget dengan teknologi meski kami tetap memperhatikan nilai-nilai kearifan lokal Papua,” ujarnya.

Dengan menggunakan fasilitas teknologi saat ini, lanjut Johana, guru-guru dari Filipina, maupun Amerika juga bisa mengajar para murid di SATP.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com