Selain itu, kata dia, Undana dikenal sebagai kampus dengan uang kuliah yang murah.
Namun, ketika mengetahui uang kuliah tunggal yang ditetapkan untuk anaknya berada di level 10 dengan jumlah yang harus dibayar Rp 15 juta, itu seperti kebahagiaan semu.
"Kami sangat bangga dan senang karena anak kami lolos UTBK di Undana. Kami tahu Undana itu sebagai Universitas Negeri yang sangat identik dengan biaya kuliah yang murah, tetapi saat ini penetapan uang kuliah tunggal ternyata mencapai Rp 15 juta," ujarnya.
Dia berharap, Rektor Undana mengevaluasi kembali proses penetapan kebijakan itu bagi calon mahasiswa baru di Undana Kupang.
"Kami mohon Pak Rektor meninjau kembali penetapan uang kuliah tunggal di Undana. Kami yang PNS saja sudah menjerit apalagi yang petani," kata dia.
Baca juga: Penemuan Tengkorak Manusia di Belakang Lab Undana Kupang, 1 Keluarga Datangi RS
Hendrik Isliko, orang tua lainnya mengaku kaget ketika biaya uang kuliah untuk anaknya berada pada level 7 dengan biaya per semester Rp 4 juta.
"Saya ini hanya sopir, tetapi sangat kaget ketika anak saya ditetapkan di level 7 yang biaya kuliahnya mendekati Rp 4 juta per semester," ujarnya.
Hendrik melihat penetapan uang kuliah tunggal itu tidak ada pertimbangan kemanusiaan sehingga kebijakan rektor dalam tahapan ini menjadi sangat penting.
Hendrik berpendapat, kebijakan rektor yang adil dan manusiawi sangat dinantikan.
Sementara itu, Rektor Undana Max U E Sanam mengatakan, UKT di Undana mengalami penyesuaian karena mengacu pada subsidi silang. Ia membantah adanya kenaikan UKT.
"Sehingga kalau ada yang bilang harus diturunkan, saya turunkan atas dasar apa. Jadi dulu levelnya masih 1-7, sekarang sudah level 8-10 yang sifatnya parabol sehingga tidak semua orang level yang sama, tetapi opini yang dibangun seolah-olah mendapatkan kenaikan uang kuliah tunggal," jelasnya.
Max mengaku, penetapan UKT selalu berujung protes. Ia mengkritik adanya ajakan untuk berunjuk rasa menentang penetapan UKT.
Baca juga: Polres Kupang Bekuk Siswi SMA Pelaku Pembuang Bayi di Kebun Pisang
"Saya juga melihat ada flayer yang mengajak mahasiswa baru untuk menyampaikan aspirasi terkait kenaikan uang kuliah tunggal, itu sebenarnya suatu hal yang tidak baik," tegasnya.
Max menegaskan, organisasi mahasiswa seharusnya datang dan berdiskusi bersama sehingga mereka punya informasi yang lengkap agar bisa disampaikan kepada masyarakat.
"Akhirnya membawa orang-orang dari luar, kita sendiri juga tidak tahu karena semua mengaku orangtua dan kakak dari mahasiswa baru. Jangan-jangan dari orang lain yang memang punya maksud tidak baik," katanya.