Saat itu sejumlah lagu daerah seperti ‘Rasa Sayange’ yang dinyanyikan musisi lokal dan direkam ke dalam piringan hitam, lalu dibagikan kepada kontingen Asian Games 1962 sebagai cinderamata.
Selepas itu, Lokananta mulai memproduksi piringan hitam dari musisi terkenal, seperti Waldjinah, Titiek Puspa, Bing Slamet, Sam Saimun, dan maestro jazz Buby Chen.
Tak pelak, Lokananta disebut sebagai “Titik Nol” musik Indonesia, karena telah menerbitkan berbagai rekaman dari legenda musik di tanah air.
Waldjinah tercatat sebagai musisi pertama yang merekam suaranya di Lokananta, pada 1959, saat membawakan lagu Kembang Katjang karya Gesang Martohartono alias Gesang, maestro legendaris yang menciptakan lagu Bengawan Solo.
Rekaman perdana di Lokananta itu sebagai hadiah yang ia terima setelah memenangkan kontes menyanyi "Ratu Kembang Katjang".
Lokananta juga ikut merekam Bengawan Solo dan beberapa lagu ciptaan Gesang lainnya seperti Jembatan Merah dan Sapu Tangan.
Pasang surut Lokananta mengikuti perkembangan industri musik di tanah air, seperti pada tahun 1972 saat produksi audio mulai beralih dari piringan hitam ke kaset.
Sehingga sejak 1983, Lokananta membentuk unit penggandaan film dalam format pita magnetik Betamax dan VHS.
Pada dekade 1970-an hingga 1980-an, Lokananta sempat meraih masa kejayaan sebagai sentra produksi rekaman audio kaset dan penggandaan film terbesar di Indonesia.
Keheningan di Lokananta berawal di tahun 1999 saat semakin banyak rekaman audio dilakukan dalam format CD, sehingga rekaman dalam bentuk kaset mulai ditinggalkan. Beberapa tahun berikutnya, Lokananta seakan terbengkalai.
Pada akhirnya, di tahun 2004 Lokananta diambil alih Perum Percetakan Negara RI dan berganti nama menjadi PNRI Cabang Surakarta-Lokananta.
Untuk melindungi aset berharga yang bernilai sejarah, Pemerintah Kota Surakarta telah menetapkan Lokananta sebagai cagar budaya melalui Surat Keputusan Kepala Dinas Tata Ruang Kota nomor 646/40/I/2014.
Upaya revitalisasi Lokananta juga dilakukan, hingga pada Hari Sabtu, 3 Juni 2023 Lokananta kembali dibuka diresmikan langsung oleh Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir.
Dengan wajah baru Lokananta, diharapkan tempat ini tak hanya menjadi destinasi wisata sejarah, namun juga dapat berfungsi sebagai sentra kreativitas bagi para musisi, seniman, serta Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).
Sumber:
indonesia.go.id
surakarta.go.id
jatengprov.go.id