Mereka tampak berdatangan dengan menaiki truk komando, mobil pikap, serta ratusan sepeda motor.
Lalu, massa langsung menggelar orasi di depan kantor yang berada di Jalan Gubeng Masjid.
Perwakilan massa aksi, Dimas Yemahura Alfarauq mengatakan, mereka merupakan bagian dari 5.000 kepala keluarga yang menempati rumah dinas KAI di wilayah Surabaya dan Sidoarjo.
"Ada surat peringatan dari PT KAI untuk menertibkan warga, bahkan ada sosialisasi atau wacana untuk menarik sewa masyarakat," kata Dimas saat ditemui di lokasi.
Baca selengkapnya: Ratusan Penghuni Rumah Dinas KAI Geruduk Kantor Daop 8 Surabaya Buntut Adanya Surat Peringatan
Ada kisah orang tua yang mengeluh biaya wisuda yang mahal, sehingga melahirkan polemik tentang manfaat dan tujuannya.
Tapi mengapa sebagian orang tua siswa justru mendukungnya?
Yuli Saputra, memandang dengan mata berbinar-binar saat melihat anak laki-lakinya naik ke atas panggung saat namanya dipanggil kepala sekolah.
Di panggung, Khalif Alvaro, 13, dikalungi medali dan tali topinya dipindahkan dari kiri ke kanan.
Upacara itu menandakan bahwa Khalif telah lulus dari jenjang SD dan akan melanjutkan pendidikannya ke jenjang SMP.
Untuk bisa melihat anaknya berdiri di atas panggung itu, Yuli rela membayar ongkos Rp 600.000 yang sudah termasuk atribut lengkap wisuda dan menyewa aula hotel.
Ia mengatakan bahwa seluruh prosesi wisuda itu diatur oleh komite yang terdiri dari para orang tua murid yang melakukan musyawarah mufakat guna menentukan seperti apa acara wisuda yang akan digelar untuk anak-anak mereka.
“Kemarin sebetulnya biayanya lebih besar dari itu [Rp600.000]. Kemudian setelah dimusyawarahkan dengan semua orang tua, akhirnya tercapailah angka itu,” kata Yuli.
Baca selengkapnya: Polemik Wisuda dari TK sampai SMA, Antara Momen Berkesan dan Biaya yang Mahal
Sumber: Kompas.com (Penulis Kontributor Solo, Labib Zamani, Kontributor Serang, Rasyid Ridho, Kontributor Surabaya, Andhi Dwi Setiawan | Editor Muhamad Syahrial, Dita Angga Rusiana, David Oliver Purba, Andi Hartik, Rachmawati)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.