SALATIGA, KOMPAS.com - Sebuah mobil masuk ke tempat cucian mobil dan diarahkan oleh pegawai ke tempat penyemprotan. Pegawai tersebut tak berkata-kata hanya memberi aba-aba.
Dua pegawai lalu beranjak dari tempat duduk dan langsung mengambil seperangkat alat cuci mobil. Dengan cekatan, mobil yang kotor tersebut dibersihkan.
Tak lebih dari satu jam, mobil yang semula kotor tersebut telah menjadi kinclong. Bagian-bagian yang kotor telah menjadi bersih, luar dalam mobil menjadi bersih. Para pencuci tersebut hanya fokus dengan mobil, tak ada suara yang keluar.
Baca juga: Cerita Petani di NTT, Jual 40 Sapi karena Ditipu Keponakannya, Sang Anak Dijanjikan Jadi Polwan
Ternyata, para pencuci mobil tersebut bisu tuli. Saat berkomunikasi, menggunakan bahasa isyarat. Termasuk dengan para konsumen yang mencucikan mobil.
Para pekerja di Salam Motor Car Wash yang berada di Jalan Nakula Sadewa Kembangarum, Kecamatan Sidomukti, Kota Salatiga tersebut semuanya tuna rungu wicara.
"Setiap hari ada lima orang yang bekerja di sini, tapi kalau hari libur, bisa bertambah pekerjanya. Mereka mengajak teman-temannya," kata Franky Sadewo Priyanggono, pemilik Salam Motor Car Wash, Rabu (7/6/2023).
Franky mengatakan dia membuka usaha cuci mobil sejak 2012. Saat itu, semua pekerjanya tidak ada yang tuna rungu.
"Kemudian ada satu orang pekerja yang tuna rungu wicara. Lalu dua tahun lalu saat saya butuh tambahan pegawai, yang tuna rungu tersebut mengajak temannya," ujarnya.
"Sejak itu kalau saya butuh pegawai, mereka mengajak temannya juga. Sehingga sejak saat itu semua pegawai saya tuna rungu wicara," kata Franky.
Baca juga: Cerita Warga Dusun Natarita Sikka, Krisis Air dan Terpaksa Konsumsi Air Keruh
Franky mengakui sempat ada miskomunikasi dengan para pegawai. Tapi seiring waktu, dia mulai memahami bahasa mereka. "Mau tidak mau ya harus belajar, sekarang saya bisa mengerti," ungkapnya.
Dia juga meminta pegawainya untuk tetap ramah kepada konsumen meski mengalami keterbatasan dalam komunikasi. "Banyak juga konsumen yang kaget, tapi akhirnya bisa memahami. Kalau ada permintaan khusus juga disampaikan, pekerja bisa mengerti," kata Franky.
Menurut Franky, dirinya menerapkan manajemen terbuka dalam mengelola tempat cuci mobilnya.
"Saya tidak setiap waktu standby di sini, jadi mereka sendiri yang mencatat mobil atau motor yang masuk. Sistem bayaran diberikan per minggu dengan sistem persenan, mobil antara Rp 45.000 hingga Rp 60.000 sementara motor Rp 15.000 hingga Rp 25.000," paparnya.
Baca juga: Cerita Polantas di Riau Ditampar dan Dimaki Usai Tegur Pensiunan TNI Tak Pakai Helm
Franky menilai secara kinerja pegawainya yang tuna rungu wicara sangat bagus. "Mereka semangat bekerja sangat tinggi. Tidak ada konsumen yang komplain karena memang hasil kerjanya bersih," ucapnya.
Menurutnya, dia memberi ruang kepada pegawai yang tuna rungu wicara semata untuk membantu mencari nafkah.
"Kalau kemudian mereka mendapat pekerjaan yang lebih baik, tentu saya dukung. Mantan pegawai disini ada juga yang menjadi sekuriti di pabrik, dan sampai saat ini masih sering main ke cucian ini," kata Franky.
Seorang konsumen cuci mobil di Salam Motor Car Wash, Dwi Handayani mengaku sudah menjadi langganan dua tahun terakhir ini. "Hasil cuciannya bersih, selain itu juga terhitung cepat sehingga di sini banyak yang antre," ujarnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.