Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemburu dan Peramu Terakhir di Kalimantan Perlu Peningkatan Layanan Kesehatan dan Pendidikan

Kompas.com - 04/06/2023, 07:30 WIB
Yunanto Wiji Utomo,
Khairina

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Masyarakat Punan Batu, suku pemburu dan peramu terakhir di Kalimantan, membutuhkan perbaikan layanan kesehatan dan pendidikan.

Hasil wawancara Kompas.com dengan sejumlah warga menunjukkan bahwa minat dan kebutuhan akan dua hal tersebut tinggi tetapi aksesnya hingga kini masih terbatas.

Samsul, salah satu warga Punan Batu, mengatakan, "Kalau mau ke dokter, harus keluar hutan. Sekali jalan bisa habis paling tidak Rp 200.000."

Baginya yang hidup di hutan, uang sebesar itu tergolong besar. Untuk mendapatkannya, mereka harus menukar dengan hasil hutan dan menjadi buruh pengangkut kayu. Itu pun, kesempatannya terbatas. Mayoritas warga tidak memegang uang karena mengandalkan hutan untuk penghidupan.

Baca juga: Ada IKN Ini Kami Merasa Waswas, Khawatir Hak Masyarakat Adat Tak Dihargai

Ukib, salah seorang ibu rumah tangga Punan Batu, menuturkan bahwa dirinya membutuhkan obat-obatan. Selama ini, obat-obatan dibeli langsung lewat perantara.

"Kalau panas, minum paracetamol. Beli lewat Datuk (pendamping lokal masyarakat Punan Batu). Rp 8.000,00 harganya," jelasnya.

Akim Bodon, salah satu tetua adat setempat, mengungkapkan bahwa Punan Batu sebenarnya punya pengetahuan obat-obatan.

"Misalnya akar langsat untuk obati panas. Tetapi kami juga butuh obat. Paracetamol, CTM, itu kami butuh," ujarnya.

Baca juga: Masyarakat Adat yang Semakin Tergerus karena PLTA Batang Merangin (Bagian 2)

Pelayanan kesehatan juga dibutuhkan karena sejumlah warga mengalami masalah kesehatan yang belum bisa dipenuhi oleh obat-obatan lokal.

Taufik Hidayat, Community Engagement and Protected Areas Yayasan Konservasi Alam Nusantara (YKAN) yang dalam dua tahun terakhir melakukan pendampingan, menuturkan, "Ada beberapa kasus tuberculosis. Ada yang sampai meninggal karena sudah menyebar sampai jantung."

Selain tuberculosis, ada pula kasus bayi dan ibu yang meninggal karena proses kelahiran dan bayi sungsang.

Menurut Taufik, pelayanan kesehatan saat ini sebenarnya sudah meningkat daripada sebelumnya.

"Sekarang ada pelayanan kesehatan yang datang tiga bulan sekali. Tetapi ini perlu ditingkatkan frekuensinya," kata Taufik.

Terkait pendidikan, salah seorang remaja Punan Batu, Layis, mengungkapkan bahwa di tengah keterbatasan, dirinya masih berminat untuk belajar.

"Saya punya handphone untuk belajar. Kalau mau belajar jalan dulu 3 jam biar dapat 4G. Buka Youtube, belajar berhitung, membaca," tuturnya saat ditemui Kompas.com di hunian sementaranya di Benau, Bulungan, Kalimantan Utara pada Jumat (2/6/2023).

Pradiptajati Kusuma, peneliti yang mengkaji Punan Batu secara genetik dan budaya, menuturkan bahwa meski kesehatan dan pendidikan perlu diupayakan, pendekatannya harus tepat.

"Kalau tidak bisa meminta mereka ke kota, maka sebenarnya yang perlu kita lakukan adalah menghadirkan layanan kesehatan dan pendidikan langsung ke mereka," ujar peneliti yang kini berkarya di Mochtar Riady Institute ini.

Ia menambahkan, "Pendidikan yang diberikan juga tidak hanya asal baca tulis. Harus lebih dari itu sehingga Punan tidak menjad obrolaan negati di masyarakat."

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

111 Ton Logistik MotoGP Telah Tiba di Sirkuit Mandalika

111 Ton Logistik MotoGP Telah Tiba di Sirkuit Mandalika

Regional
Cerita Orangtua di Jambi Tetap Sekolahkan Anaknya meski Dilanda Kabut Asap

Cerita Orangtua di Jambi Tetap Sekolahkan Anaknya meski Dilanda Kabut Asap

Regional
Cerita La Hasim, Lansia Telantar yang Minta Kamar dan Ingin Mati di Kantor Polsek Nunukan

Cerita La Hasim, Lansia Telantar yang Minta Kamar dan Ingin Mati di Kantor Polsek Nunukan

Regional
Kejar Setoran Pajak di Bangka, Pemkab Hapus Denda Administrasi

Kejar Setoran Pajak di Bangka, Pemkab Hapus Denda Administrasi

Regional
Mengenal Batik Sodagaran, Modifikasi Motif Batik dari Keraton Yogyakarta dan Solo

Mengenal Batik Sodagaran, Modifikasi Motif Batik dari Keraton Yogyakarta dan Solo

Regional
Sempat Dinonaktifkan karena Dugaan Pelecehan, AKP F Kembali Jabat Kasat Lantas Polres Sikka

Sempat Dinonaktifkan karena Dugaan Pelecehan, AKP F Kembali Jabat Kasat Lantas Polres Sikka

Regional
Panik Diancam dengan Sajam, Siswa SMP di Magelang Alami Kecelakaan hingga Patah Tulang

Panik Diancam dengan Sajam, Siswa SMP di Magelang Alami Kecelakaan hingga Patah Tulang

Regional
Wali Kota Surabaya Ingatkan Ketua RT/RW dan Kader KSH Jadi Caleg untuk Mundur

Wali Kota Surabaya Ingatkan Ketua RT/RW dan Kader KSH Jadi Caleg untuk Mundur

Regional
Sepekan Lebih Dugaan Kasus Pemerkosaan Anak di Donggala, Polisi: Mohon Bersabar, Penyidik Terus Bekerja

Sepekan Lebih Dugaan Kasus Pemerkosaan Anak di Donggala, Polisi: Mohon Bersabar, Penyidik Terus Bekerja

Regional
Jasad Pria Ditemukan Mengapung di Perairan Pantai Nelayan Balikpapan

Jasad Pria Ditemukan Mengapung di Perairan Pantai Nelayan Balikpapan

Regional
Pemkot Malang Akan Hentikan Aktivitas Penyeberangan Sungai Gunakan Rakit

Pemkot Malang Akan Hentikan Aktivitas Penyeberangan Sungai Gunakan Rakit

Regional
5 Kasus Warga Digigit Komodo, Ada Fotografer Singapura hingga Balita

5 Kasus Warga Digigit Komodo, Ada Fotografer Singapura hingga Balita

Regional
10 Pelaku Pembakaran Hutan dan Lahan di Jambi Ditangkap

10 Pelaku Pembakaran Hutan dan Lahan di Jambi Ditangkap

Regional
Sempat Bebas, Eks Ketua Parpol di Aceh Kini Jadi Buronan Kasus Pembunuhan

Sempat Bebas, Eks Ketua Parpol di Aceh Kini Jadi Buronan Kasus Pembunuhan

Regional
Sopir Truk Boks Jadi Tersangka Kecelakaan Maut di Situbondo yang Tewaskan 4 Orang

Sopir Truk Boks Jadi Tersangka Kecelakaan Maut di Situbondo yang Tewaskan 4 Orang

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com