Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS DAERAH

Rasio Ketergantungan Penduduk di Kota Metro Capai 42,32 Persen, Siap Menuju Metro Emas 2037

Kompas.com - 30/05/2023, 18:52 WIB
Dwi NH,
A P Sari

Tim Redaksi

Pemkot Metro capai UHC 99,94 persen

Pemerintah Kota (Pemkot) Metro diketahui sudah mencapai Universal Health Coverage (UHC) 99,94 persen. Dengan capaian ini, Kota Metro sudah melampaui target UHC Indonesia 2024 sebesar 95 persen.

Demikian pula dalam hal pendidikan, Pemkot Metro sudah memberikan beasiswa kepada anak didik berprestasi melalui "Kartu Metro Ceria."

Kartu Metro Ceria telah direalisasikan kepada 706 siswa sekolah dasar (SD) dan 1.584 siswa sekolah menengah (SMP), atau sebanyak 2.290 anak didik di Kota Metro.

Baca juga: Diduga Terjatuh Saat Latihan Silat, Pelajar SMP di Klaten Meninggal

Beasiswa tersebut merupakan salah satu tujuan Pemkot Metro menuju Generasi Emas Metro Cemerlang (Gemerlang).

Wali Kota Metro Wahdi Siradjuddin mengatakan, Metro lahir pada 9 Juni 1937 yang berarti bahwa kota ini masuk masa keemasan pada 2037 atau 100 tahun Kota Metro.

Menurutnya, upaya percepatan pembangunan harus dilakukan melalui sinergi berbagai pihak, seperti pemerintah, masyarakat, dan dunia usaha secara keseluruhan dalam polihelix.

“Sebab, saya (hanya) diberi amanah kepemimpinan bersama bapak Wakil Wali Qomaru Zaman hingga November 2024 dari masa kepemimpinan 26 Februari 2021,” ujar Wahdi dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Selasa (30/5/2023).

Percepatan pembangunan tersebut, lanjut dia, juga harus sesuai dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2021-2026.

Baca juga: Jelang Lengser, Wagub DKI Klaim Hampir Semua Program RPJMD Sudah Direalisasikan

Peningkatan penduduk lansia di Kota Metro

Pada kesempatan tersebut, Wahdi menjelaskan, Kota Metro diperkirakan mengalami peningkatan penduduk lansia dan menuju ageing population menuju 2037 berdasarkan skenario optimistis.

“Apabila Metro berhasil menyiapkan penduduk lansia yang sehat dan produktif pada masa depan, maka kota ini dapat memperpanjang periode bonus demografi yang berlanjut ke tahap kedua,” imbuhnya.

Proporsi penduduk non-produktif pada tahap tersebut, lanjut dia, lebih banyak disumbang oleh penduduk lansia yang jumlahnya semakin meningkat.

Dengan demikian, sebut Wahdi, Kota Metro harus mulai menerapkan kebijakan yang menunjang penuaan penduduk.

“Beberapa program yang dapat dipertimbangkan untuk dilaksanakan, antara lain perluasan jaminan sosial (jamsos), pengembangan program long-term care (LTC), memperpanjang usia pensiun, mempromosikan jaminan hari tua, serta mengembangkan skema lapangan pekerjaan ramah lansia,” ucapnya.

Baca juga: Herman Deru Minta Semua Pihak Dukung Program Sosial dan Pemberdayaan bagi Lansia

Lebih lanjut, Wahdi mengungkapkan, perubahan struktur penduduk juga berdampak pada faktor lain, seperti sarana pendidikan, kesehatan, dan kebutuhan pangan.

Dengan bertambahnya jumlah penduduk, kata dia, perlu dilakukan penghitungan ulang terkait kebutuhan sarana pendidikan dan kesehatan.

“Sarana pendidikan tingkat awal seperti taman kanak-kanak (TK) dan SD tidak perlu dibangun di daerah yang mengalami penurunan TFR. Sebaliknya, daerah yang masih memiliki tingkat TFR tinggi,” jelas Wahdi.

Demikian juga dengan sarana kesehatan, kata dia, penambahan jumlah lansia yang signifikan pada masa mendatang membutuhkan rumah sakit (rs) ramah lansia atau RS Geriatrik.

Selain itu, dibutuhkan juga pusat kesehatan masyarakat (puskesmas) yang memiliki program pendampingan terhadap lansia.

Baca juga: Intervensi untuk Kesehatan Lansia

“Ke depan RS Sumber Sari memfokuskan sebagai pelayanan lansia,” imbuh Wahdi.

Sediakan sarana dan prasarana lain

Selanjutnya sebagai kota, Wahdi menjelaskan, Kota Metro harus menyediakan dan memberi ruang selebar-lebarnya untuk pejalan kaki, sepeda sebagai sarana aktivitas yang menyehatkan.

“Sekarang ini banyak orang yang sakit karena kakinya sedikit melangkah. Hal lainnya tentu kita juga harus pikirkan kendaraan massal, seperti Bus Sekolah untuk Kota Layak Anak (KLA) dalam perlindungan dan pemenuhan hak anak,” ucapnya.

Selain itu, lanjut Wahdi, dibutuhkan pula sistem transportasi yang menggambarkan masyarakat berada di ruang kota serta trotoar jalan utama yang walkable menuju kota inklusif.

Halaman:
Baca tentang


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com