"Support orang tua luar biasa, karena saya bukan dari Keluarga yang mampu atau kaya dalam arti saya hanya latihan bola seadanya saja, semampunya aja," jelasnya.
Karirsnya di dunia sepak bola profesional memang terbilang cepat. Hanya dalam tiga tahun Rio Fahmi bisa menembus Timnas U-22 bahkan berlaga di Sea Games sampai membawa pulang medali emas.
Akan tetapi, sejatinya Rio telah menginvestasikan waktu masa kecilnya untuk berlatih sepak bola untuk bisa semahir sekarang.
"Kalau dibilang cepat di karir professional iya, tapi saya dari kecil dari kelas 4 SD udah latihan di SSB. Hanya saja rejekinya ke professional baru 3 tahun belakangan. Kalau untuk usaha saya kira dari kecil juga udah berusaha latihan sekeras mungkin," tuturnya.
Meski tidak mencetak gol dalam pertandingan final melawan Thailand, ia sangat bangga kerja kerasnya mampu menguatkan tim dan berkontribusi dalam peraihan emas.
Pencapaian itu dinilai sangat memuaskan mengingat lawannya adalah tim raksasa gajah putih yang sulit dikalahkan. Begitu pun di laga Sea Games sebelumnya Timnas baru memperoleh Perunggu.
Baca juga: Ikut Arak-arakan Timnas U-22, Erick Thohir: Ayo Bangkitkan Sepak Bola Indonesia!
"Agak emosional saat final, karena keduanya (indonesia dan Thailand) rival bebuyutan. Terus setelah Sea Games kemarin mendapat perunggu, Alhamdulillah tahun ini bisa mendapat emas untuk Indonesia," katanya.
Ini juga menjadi rekor emas pertama Timnas Indonesia setelah 32 tahun berpuasa.
Rasa bangga warga Banjarnegara ditunjukkan sepulang Rio Fahmi dari Kamboja. Selama 2 hari berturut-turut tamu berdatangan ke rumahnya sejak pagi hingga malam untuk berfoto dan meminta tanda tangannya. Ia bahkan mengaku tak memiliki waktu istirahat yang cukup saat tiba di rumah.
Kini di sela kesibukan berlatih, dirinya juga menempuh studi sarjana jurusan manajemen di Universitas Dian Nuswantoro (Udinus) Semarang.
Meski terbilang terlambat ketimbang anak seumurannya, ia sangat bersykur akhirnya dapat berkuliah secara gratis. Tahun ini menjadi pertama kalinya Rio duduk di bangku perkuliahan.
Rio sangat bersyukur atas apresiasi dan beasiswa yang diberikan oleh pihak Udinus. Pemain bek Timnas itu mengaku senang mendapat beasiswa hingga pasca-sarjana atau S2.
Baca juga: Banyak Pengendara Tak Gunakan Helm Saat Ikuti Arak-arakan Timnas U-22
Ia bersama ketiga pemain timnas lainnya yang juga mahasiswa Udinus memperoleh uang pembinaan masing-masing sebesar Rp 10 juta atas peraihan medali emas di ajang SEA Games 2023.
Mereka adalah Pratama Arkhan, Ernando Ari, Irfan Jauhari. Mereka juga mendapat hadiah berupa perangkat tablet untuk menunjang perkuliahan.
"Alhamdulillah dapat beasiswa dari Udinus sampai S2. Buat pacuan lagi ke depannya agar saya bisa lebih semangat belajar. Pokoknya saya pengen keduanya berjalan beriringan, sepak bola jalan, akademik saya juga jalan," ungkapnya.
Selai gigih dan bekerja keras, Rio juga sangat memikirkan masa depannya. Saat bertamu ke rumah Ganjar, Rio mengajukan permohonan agar dirinya bisa menjadi Pegawai Negeri Sipil nantinya.
Pasalnya atlet seperti dirinya tidak selamanya dapat bermain bola sampai tua. Sehingga ia harap pemerintah memberi perhatian khusus kepada para atlet agar mereka tidak terkatung katung tanpa pekerjaan dan penghasilan yang jelas di masa tuanya.
"Iya meminta bisa jadi PNS ke Pak Ganjar, direspon baik akan dibuatkan surat rekomendasi, tapi saya tidak tahu karena belum ketemu Pemkab Banjarnegara sendiri, mungkin nanti kalau sudah pulang bisa saya omongkan lebih lanjut," tandasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.