Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Boyolali Adukan Pelayanan Kantor Desanya dengan Tandai Ganjar di Twitter, Ini Tanggapan Pemkab

Kompas.com - 24/05/2023, 20:54 WIB
Labib Zamani,
Khairina

Tim Redaksi

BOYOLALI, KOMPAS.com - Seorang warga Boyolali, Jawa Tengah mengadukan terkait pelayanan di kantor desanya kepada Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo melalui media sosial Twitter.

Aduan tersebut disampaikan oleh pemilik akun @ayaacomell pada Selasa (23/5/2023) sekitar pukul 09.38 WIB.

Baca juga: Elektabilitas PDI-P Teratas di Survei Litbang Kompas, Ganjar Ajak Kader Tak Bicara Negatif

Pemilik akun ini mengeluhkan terkait pengurusan surat menyurat di desanya dengan menandai akun orang nomor satu di Jawa Tengah @ganjarpranowo.

"Assalamualaikum Pak Ganjar perkenalkan saya dari Kab. Boyolali, Kec. Musuk, Desa KebonGulo ingin protes saya Pak saya ingin mengurus surat menyurat di desa saya tetapi tidak ada orang seharusnya mereka datang jam 8 tetapi jam 9 tidak ada orang. @ganjarpranowo," tulis akun tersebut seperti dikutip Kompas.com, Rabu (24/5/2023).

Pengaduan warga yang mengaku berasal dari Desa Kebon Gulo, Kecamatan Musuk, Boyolali tersebut direspons oleh Ganjar.

Dengan menandai akun Pemkab Boyolali, Ganjar meminta mengecek dan menindaknya.

"tolong dicek dan ditindak @pemkab_boyolali," tulis Ganjar pada Rabu (24/5/2023) pukul 11.12 WIB.

Baca juga: Bakal Pertemukan Ganjar dengan Relawan, Gibran: Pencoblosan Masih Lama, Bisa Saja Berubah Pikiran

Menanggapi hal tersebut, Kepala Bidang Bina Pemerintahan Desa, Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (Dispermasdes) Boyolali Hafidz Istianto mengatakan, sudah menerima informasi utas di Twitter terkait pengaduan warga terhadap pelayanan di kantor desa.

"Iya tadi pagi agak siang saya sudah menerima informasi itu," kata Hafidz dikonfirmasi Kompas.com, Rabu (24/5/2023).

Pihaknya mengatakan segera menindaklanjuti utas di Twitter dengan berkoordinasi pihak kecamatan setempat.

"Sesuai birokrasinya kita harus lewat kecamatan dulu. Biar kecamatan memantau tahu perkembangannya seperti apa. Kalau bisa hal seperti ini dihindari meskipun ada kepentingan ada yang jaga," jelas dia.

Dikatakan dia, pelayanan kantor desa sesuai dengan surat edaran buka mulai pukul 07.30 - 14.00 WIB. Di mana para petugas bekerja selama enam hari kerja.

Adapun surat edaran ini mengatur terkait jam kerja hingga penampilan petugas di kantor desa.

"Kita sudah buat edaran terkait jam kerja, kemudian disiplin seragam, penampilan itu memang ada (di surat edaran). Surat edaran kita kirim ke desa-desa tentunya lewat kecamatan supaya menaati jam kerja dan lain-lain," kata Hafidz.

Disinggung mengenai sanksi yang diberikan, pihaknya masih akan melihat kondisi terkait pelayanan di kantor desa tersebut.

"Kita lihat dulu seperti apa. Kalau terkait sanksi dan lain-lain kita lihat dulu," ungkap Hafidz.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

10 Kuliner Salatiga yang Legendaris, Ada Enting-enting Gepuk

10 Kuliner Salatiga yang Legendaris, Ada Enting-enting Gepuk

Regional
Curi Sepeda Motor Petani, 2 Pria di Sumba Timur Ditangkap Polisi

Curi Sepeda Motor Petani, 2 Pria di Sumba Timur Ditangkap Polisi

Regional
Kapolda Riau: Tak Ada lagi yang Namanya Kampung Narkoba, Sikat Habis Itu

Kapolda Riau: Tak Ada lagi yang Namanya Kampung Narkoba, Sikat Habis Itu

Regional
Saksikan Pertandingan Timnas U-23 Lawan Korsel, Ibunda Pratama Arhan Mengaku Senam Jantung

Saksikan Pertandingan Timnas U-23 Lawan Korsel, Ibunda Pratama Arhan Mengaku Senam Jantung

Regional
Kisah Ernando Ari, Dididik ala Militer hingga Jadi Kiper Jagoan Timnas Indonesia

Kisah Ernando Ari, Dididik ala Militer hingga Jadi Kiper Jagoan Timnas Indonesia

Regional
Tak Berizin, Aktivitas Pengerukan Pasir oleh PT LIS di Lamongan Dihentikan

Tak Berizin, Aktivitas Pengerukan Pasir oleh PT LIS di Lamongan Dihentikan

Regional
Saksi Pembunuhan Ibu dan Anak di Subang Mengaku Dilempar Pisau oleh Oknum Polisi

Saksi Pembunuhan Ibu dan Anak di Subang Mengaku Dilempar Pisau oleh Oknum Polisi

Regional
Dianggap Bertindak Asusila, PNS dan Honorer Bangka Barat Jalani Pemeriksaan Etik

Dianggap Bertindak Asusila, PNS dan Honorer Bangka Barat Jalani Pemeriksaan Etik

Regional
Bikin 20 Kreditur Fiktif, Mantan Pegawai Bank Korupsi KUR Rp 1,2 Miliar

Bikin 20 Kreditur Fiktif, Mantan Pegawai Bank Korupsi KUR Rp 1,2 Miliar

Regional
Sambil Nangis, Calon Mahasiswa Baru Unsoed Curhat ke Rektor, 'Orangtua Saya Buruh, UKT Rp 8 Juta'

Sambil Nangis, Calon Mahasiswa Baru Unsoed Curhat ke Rektor, "Orangtua Saya Buruh, UKT Rp 8 Juta"

Regional
Menparekraf Sandiaga Uno Kunjungi Kampung Tenun di Bima, Beli Kain Motif Renda

Menparekraf Sandiaga Uno Kunjungi Kampung Tenun di Bima, Beli Kain Motif Renda

Regional
Sempat Menghilang, Pedagang Durian 'Sambo' Muncul Lagi di Demak

Sempat Menghilang, Pedagang Durian "Sambo" Muncul Lagi di Demak

Regional
Diajak Menikah, Mahasiswi Ditipu Marinir Gadungan hingga Kehilangan Uang dan Ponsel

Diajak Menikah, Mahasiswi Ditipu Marinir Gadungan hingga Kehilangan Uang dan Ponsel

Regional
Hilang 9 Hari, Nenek 80 Tahun di Sikka Ditemukan Meninggal

Hilang 9 Hari, Nenek 80 Tahun di Sikka Ditemukan Meninggal

Regional
Kesaksian Penumpang KM Bukit Raya Saat Kapal Terbakar, Sempat Disebut Ada Latihan

Kesaksian Penumpang KM Bukit Raya Saat Kapal Terbakar, Sempat Disebut Ada Latihan

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com