Aprianita (50), PNS Kementerian PU Balai Besar Jalan dan Jembatan wilayah V Satker Metropolis Palembang yang dilaporkan hilang sejak 9 Oktober 2019.
Ia kemudian ditemukan tewas dengan masih menggunakan pakaian lengkap di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Kandang Kawat, Kecamatan Ilir Timur II, Palembang, Sumatera Selatan pada Jumat (25/10/2019).
Bahkan, tubuh korban dicor menggunakan semen dan pasir agar tak diketahui oleh warga.
Belakangan diketahui jika Aprianita dibunuh oleh Yudi Tama Redianto (50) yang tak lain adalah honorer di tempat korban bekerja.
Yudi pun saat ini telah ditangkap Unit Jatanras Polda Sumatera Selatan untuk menjalani pemeriksaan bersama satu rekannya lagi yakni Ilyas (26) yang berperan sebagai eksekutor.
Baca juga: Duduk Perkara Pembunuhan PNS Kementerian PU, Dibunuh Teman Dekat hingga Dicor Tukang Gali Kubur
Kasus tersebut berawal saat Yudi menawarkan bisnis jual beli ke korban pada 26 Agustus 2019.
Saat itu, ia mengaku ada lelang mobil di Jakarta, jenis Toyota Innova tahun 2016. Mobil tersebut rencananya akan kembali dijual ke Palembang dengan harga tinggi.
Tawaran itu akhirnya membuat korban tergiur dan menerima tawaran dari Yudi. Pelaku pun meminta Aprianita untuk mentransfer uang sebesar Rp 145 juta untuk mengikuti lelang.
Setelah uang ditransfer, tersangka menggunakannya untuk foya-foya dan karaoke bersama dua perempuan.
Saat ditanya oleh korban, pelaku hanya mengembalikan uang Rp 50 juta.
Lalu tersangka Ilyas menjerat leher korban hingga tewas.
Kepala Bidang Hubungan Masyarakat (Kabid Humas) Polda Sumatera Selatan Kombes Pol Supriadi mengatakan, Nopi dan Amir diupah oleh Yudi sebesar Rp 11 juta.
Adapun korbannya yakni Zainudin (60), Siti Romlah (45), Wawan (55), dan Z (5). Empat korban ditemukan tewas dalam septic tank. Sementara satu korban, yakni Juwanda (26), ditemukan tewas terkubur di kebun singkong.
Kedua pelaku diketahui merupakan anak dan cucu dari korban Zainudin. Dari hasil pemeriksaan, aksi keji E dipicu masalah perebutan harta warisan milik Zainudin.
Pembunuhan Zainudin dan istri serta anak serta cucunya terjadi pada Oktober 2021. Saat itu E mendatangi rumah korban dan membunuhnya secara sadis dengan kapak.
Setelah tewas, keempat mayat korban dibuang di septic tank yang berada di belakang rumah.
Lalu E menutup septic tank dengan cara dicor dengan semen.
Sementara pembunuhan terhadap Juwanda terjadi pada Februari 2022. Saat itu Juwanda datang untuk mencari ibu kandungnya, Siti Romlah.
"E waktu itu bilang Zainudin dan istrinya pergi meladang di gunung," kata Kepala Desa Marga Jaya, M Yani.
Juwanda dibunuh oleh E dan anaknya, DW (17) saat korban terlelap tidur.
Kasus pembunuhan tersebut terungkap saat Juwanda dilaporkan hilang ke pihak kepolisian pada 1 Juli 2022. Disebutkan Juwanda tak diketahui keberadaannya sejak 24 Februari 2022.
SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Achmad Faizal, Slamet Priyatin, Ahmad Winarno, Tresno Setiadi, Aji YK Putra | Editor: Farid Assifa, Reni Susanti, David Oliver Purba, Khairina, Gloria Setyvani Putri)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.