Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gubernur NTB soal Kontraktor Ancam Gembok Mobdinnya karena Tagihan Utang: Kami Akan Lunasi

Kompas.com - 05/05/2023, 13:24 WIB
Idham Khalid,
Pythag Kurniati

Tim Redaksi

MATARAM, KOMPAS.com- Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB) Zulkieflimansyah menanggapi ancaman dari sejumlah pihak kontraktor (rekanan) yang akan menggembok mobil dinasnya karena utang Pemerintah Provinsi (Pemprov) NTB.

Terkait total utang Rp 223 miliar yang belum terbayar tersebut, Zulkieflimansyah menegaskan bahwa Pemprov NTB akan segera melunasinya.

"Akan kita selesaikan, tetapi harus disesuaikan juga dengan kemampuan keuangan daerah, InsyaAllah di bulan Juni atau Juli mendatang akan kita selesaikan," kata Gubernur Zul melalui pesan WhatsApp, Jumat (5/5/2023).

"Kami akan melunasi utang itu, namun kita harus bijak dengan kondisi yang ada," lanjut dia.

Baca juga: Kontraktor di NTB Ancam Gembok Mobdin Gubernur Buntut Pemprov Tak Kunjung Bayar Utang

Anggap ada kepentingan politik

Zul, sapaan akrab gubernur, memastikan perkara utang tersebut sudah rampung sebelum dirinya purna tugas pada 19 September 2023.

Menurut Zul, aksi para kontraktor yang menagih utang kepada Pemprov juga disusupi kepentingan politik.

"Tapi karena sangat tendensius dan sudah sangat politis, perlu juga nampaknya diberi sedikit penjelasan agar tidak digoreng ke sana kemari untuk tujuan yang sifatnya sangat politis. Tapi karena memang tahun politik, ya dimaklumi saja lah," kata dia.

Baca juga: Tak Hanya Ancam Segel Mobdin Gubernur NTB, Kontraktor Bakal Berkemah di Kantor Zulkieflimansyah

Zul memaparkan, kontraktor biasanya mengerjakan proyek pemerintah jika anggaran telah disahkan. Walau dana belum cair, pekerjaan itu akan dilakukan dengan modal pribadi atau pinjaman.

"Biasaya karena sudah ada jaminan anggaran ya enggak ada masalah. Jadi ketika dananya cair ya segera pinjaman bisa dilunasi," ungkap Zul.

Dampak wabah Covid-19

Gubernur mengakui akar permasalah ialah tatkala wabah Covid-19 melanda. Dana yang sudah dialokasikan untuk banyak pekerjaan terpaksa dipangkas.

"Dan dipangkasnya kadang dari pusat sehingga wajar kita semua jadi kelabakan. Karena banyak rencana awal jadi tidak mungkin dieksekusi, sebab dananya sudang dipotong untuk mengatasi Covid-19," kata Zul.

Dirinya sangat memahami kondisi para kontraktor yang meminta untuk dibayar, namun demikian ada hal yang tak kalah penting menyelamatkan jiwa manusia saat wabah Covid-19.

"Kita paham bahwa sudah banyak pekerjaan yang kadung dikerjakan, tapi menyelamatkan jiwa kita semua jauh lebih penting dan menjadi prioritas," sambungnya.

Kondisi demikian, membuat pembayaran sejumlah pekerjaan tertunda.

Menurut Gubernur, hal itu bukan karena kesengajaan tapi memaang kondisi membuat Pemprov memilih keputusan itu.

Halaman:


Terkini Lainnya

Video Viral Pajero Dipasangi Senapan Mesin di Kap, Polisi Pastikan Benda Itu Mainan

Video Viral Pajero Dipasangi Senapan Mesin di Kap, Polisi Pastikan Benda Itu Mainan

Regional
Kronologi Penangkapan WNA Bangladesh yang Selundupkan 5 WN Asing ke Australia lewat NTT

Kronologi Penangkapan WNA Bangladesh yang Selundupkan 5 WN Asing ke Australia lewat NTT

Regional
Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024, dan Besok : Pagi ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024, dan Besok : Pagi ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Petir

Regional
Kepala BPBD Siak Ditahan karena Korupsi Dana Bencana Rp 1,1 M

Kepala BPBD Siak Ditahan karena Korupsi Dana Bencana Rp 1,1 M

Regional
Penyelundupan Puluhan Botol Miras dan Ratusan Kosmetik Ilegal Asal Malaysia Dibongkar

Penyelundupan Puluhan Botol Miras dan Ratusan Kosmetik Ilegal Asal Malaysia Dibongkar

Regional
Oknum Dosen di Palopo Dipecat karena Diduga Lecehkan Mahasiswi

Oknum Dosen di Palopo Dipecat karena Diduga Lecehkan Mahasiswi

Regional
Sakau, Penumpang 'Speedboat' dari Malaysia Diamankan, Ditemukan 142 Gram Sabu

Sakau, Penumpang "Speedboat" dari Malaysia Diamankan, Ditemukan 142 Gram Sabu

Regional
TNI AL Tangkap Penumpang 'Speedboat' dari Malaysia Saat Sakau

TNI AL Tangkap Penumpang "Speedboat" dari Malaysia Saat Sakau

Regional
Kakak Kelas Diduga Setrika Dada Juniornya di Semarang Diduga karena Masalah Salaman

Kakak Kelas Diduga Setrika Dada Juniornya di Semarang Diduga karena Masalah Salaman

Regional
Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024, dan Besok : Siang Ini Cerah

Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024, dan Besok : Siang Ini Cerah

Regional
[POPULER REGIONAL] Soal Dugaan BAP 8 Pembunuh Vina Dirubah | Bobby Sentil Anggota Dishub Medan

[POPULER REGIONAL] Soal Dugaan BAP 8 Pembunuh Vina Dirubah | Bobby Sentil Anggota Dishub Medan

Regional
Tak Ada Petahana, PKB Optimistis Gus Yusuf Bisa Menang Pilkada Jateng

Tak Ada Petahana, PKB Optimistis Gus Yusuf Bisa Menang Pilkada Jateng

Regional
Kebakaran Rumah di Bantaran Rel Kereta Api Solo, 25 Warga Mengungsi

Kebakaran Rumah di Bantaran Rel Kereta Api Solo, 25 Warga Mengungsi

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com