Tetangga menyebut Mustopa kerap ikut kegiatan sosial di desanya dan sering bercengkrama dengan para tetangga.
“Namun, pelaku ini punya topik kalau ngobrol, kalau nggak nyambung dia pergi,” katanya.
Tetangga Mustopa lainnya, Gustam mengatakan kehidupan sehari-hari Mustopa seperti warga lainnya.
Menurutnya pelaku bekerja sebagai petani dan memiliki usaha menjual minyak eceran.
Baca juga: Rekam Jejak Pelaku Penembakan Kantor Pusat MUI, Mengaku Wakil Nabi dan Rusak DPRD Lampung
"Kalo kehidupannya itu normal, dia petani pernah juga jual minyak eceran. Dia punya kebun coklat," kata Gustam.
Tak pelak, Gustam mengaku kaget jika Mustopa melakukan penembakan di Kantor MUI Pusat.
Jauh sebelum melakukan penembakan, Mustopa pernah mendatangi rumah warga di desanya untuk menggelar hajatan. Saat ini ia mengaku hajatan dilakukan untuk pengangkatannya dirinya sebagai nabi.
Namun, mendengar maksud hajatan tersebut, warga pun menolak mentah-mentah ajakan Mustopa.
"Dulu memang pernah dia mendatangi warga door to door mau ngadain hajatan. Tapi ya gak ada yang mau mengakui, bahkan sudah banyak juga dinasehati oleh warga sejak saat itu," kata Gustam.
Gustam juga mengungkapkan pengakuan Mustopa sebagai nabi didapat ketika bermimpi bertemu Nabi Muhammad.
Mustopa, kata Gustam, juga sempat menceritakan mimpinya yang disebut diminta Nabi Muhammad SAW untuk memperjuangkan risalah kenabian.
Baca juga: Geger Penembakan di Kantor MUI Pusat, Pelaku Meninggal Tak Lama Setelah Ditangkap
"Sejak saat itu memang dia selalu minta diakui bahwa dia yang melanjutkan perjuangan Nabi Muahmmad SAW," pungkasnya.
Sementara itu tahun 2016, pelaku sempat ditangkap oleh Polsek Telukbetung Selatan atas dugaan perusakan kantor DPRD Lampung dan dipidana selama lima bulan.
Motif M menyerang gedung DPRD itu adalah untuk meminta pengakuan atas statusnya sebagai wakil Nabi Muhammad.
"Pelaku ingin pemerintah mengakui dia menjadi wakil nabi. Tapi kan nggak ada yang percaya hal itu," kata Kapolres Pesawaran AKBP Pratomo Widodo, Selasa.