Ternyata Mustopa beberapa kali mengirimkan surat berisi ancaman ke Kantor MUI secara langsung, bukan melalui jasa kirim.
Dalam suratnya, Mustopa mengaku sebagai wakil nabi.
Pada surat pertamanya, Mustopa meminta bertemu dengan pimpinan MUI. Namun, tidak ada pernyataan yang secara gamblang menjelaskan tujuan pertemuan itu.
Permintaan tersebut kemudian dibahas di Komisi Pengkajian. Pada surat berikutnya, Mustofa menyampaikan ancaman.
“Karena kami lembaga keagamaan tentu tidak perlu lah kemudian kami membuat laporan segala macam, udah biasalah kami itu menerima surat-surat seperti itu,” ujar Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) MUI bidang Hukum dan Hak Asasi Manusia (HAM), Ikhsan Abdullah, Selasa.
Baca juga: Teror Penembakan Mengejutkan di Kantor MUI pada Siang Hari Bolong...
Ikhsan mengungkapkan, surat terakhir Mustopa berisi ancaman diterima MUI pada periode Juli 2022.
“Antisipasinya udah koordinasi dengan lingkungan dengan RT di sini bahwa ada orang yang datang seperti ini sudah cukup saya kira,” kata Ikhsan.
Terpisah, Ketua MUI bidang Fatwa, Asrorun Niam Sholeh menunjukkan surat yang dikirimkan Mustofa.
Dalam surat itu tertulis keterangan 'surat yang ke 6'. Dalam surat itu, Mustofa mengaku sebagai wakil nabi dan meminta bertemu dengan Ketua MUI untuk mempersatukan umat.
“Merepresentasi pewaris nabi begitu ya, untuk mempersatukan umat. Intinya sih begitu,” kata Asrorun.
Sementara itu hingga Rabu (3/5/2023) pagi, belum ada pihak keluarga yang mengakui dan berencana menjemput jenazah Mustopa. Saat ini jasad Mustopa masih di RS Polri Kramatjati, Jakarta
SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Tria Sutrisna, Syakirun Ni'am | Editor : Nursita Sari, Novianti Setuningsih, Michael Hangga Wismabrata)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.