Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Mahasiswa yang Dipulangkan dari Sudan, Sempat Diperiksa Tentara dan Diminta Hapus Video Perang

Kompas.com - 02/05/2023, 06:28 WIB
Idham Khalid,
Pythag Kurniati

Tim Redaksi

LOMBOK TENGAH, KOMPAS.com - Ihsan Alwan Maulana (23), WNI asal Mataram yang dipulangkan dari Sudan, membagikan kisah ketegangan selama dirinya berada di wilayah konflik. Ihsan akhirnya dipulangkan ke kampung halamannya di NTB pada Senin (1/5/2023).

Menurut mahasiswa tersebut, baku tembak antara tentara Sudan dan Paramiliter Rappid Support Forces (RSF) yang terjadi di Kota Khartoum, Sudan, itu berlangsung selama satu pekan.

Namun, kata Ishan, baku tembak semakin mencekam setelah Idul Fitri pada Sabtu (22/4/2023).

Baca juga: Pelukan Ferawati untuk Putranya yang Dipulangkan dari Sudan, Studi Terpaksa Berhenti karena Perang

Ihsan menceritakan, tempat tinggalnya di Sudan sempat didatangi oleh sejumlah tentara. Mereka mengimbau agar Ihsan dan teman-temannya tidak keluar rumah.

"Suasana sangat mencekam, listrik padam, air mati, kita mau keluar takut terkena peluru nyasar. Jadi waktu itu susah sekali untuk cari makanan, kita sempat juga di-sweeping, tapi syukur tentaranya baik," kata Ihsan di Bandara Lombok, Senin (1/5/2023)

Saat evakuasi

Asap tampak mengepul di Khartoum, Sudan, Sabtu (15/4/2023). Bentrokan sengit antara militer Sudan dan pasukan paramiliter kuat di negara itu meletus di ibu kota dan di tempat lain setelah berminggu-minggu meningkatnya ketegangan antara kedua kekuatan.AP PHOTO/MARWAN ALI Asap tampak mengepul di Khartoum, Sudan, Sabtu (15/4/2023). Bentrokan sengit antara militer Sudan dan pasukan paramiliter kuat di negara itu meletus di ibu kota dan di tempat lain setelah berminggu-minggu meningkatnya ketegangan antara kedua kekuatan.

Ihsan menceritakan, saat dievakuasi dari asramanya menuju Port Sudan, dia beserta rekan-rekannya sempat diperiksa oleh dua kubu yang berkonflik.

Selama 15 jam perjalanan menuju Port Sudan, beberapa tentara melakukan pemeriksaan.

"Kami waktu itu malam berangkatnya pukul 17.00 waktu Sudan. Benar, beberapa kali ada pemeriksaan dari tentara resmi Sudan dan RSF. Bahkan, kami diminta hapus video perang yang direkam supaya tidak terekspos," kata Ihsan.

Baca juga: 24 Warga Banten Dipulangkan dari Sudan, Salah Satunya Bayi 9 Bulan

Setelah tiba di Port Sudan, Ihsan kemudian dievakuasi menuju Jeddah menggunakan pesawat berpenumpang 120 orang. Akhirnya Ihsan tiba di Bandara Internasional Lombok, Senin (1/5/2023).

27 warga NTB dipulangkan

Sebelumnya diberitakan, sebanyak 27 warga negara Indonesia (WNI) asal Nusa Tenggara Barat (NTB) di Sudan dipulangkan, Senin (1/5/2023).

Sebanyak 27 orang itu terdiri dari mahasiswa dan pekerja migran Indonesia (PMI).

Mereka dipulangkan secara berangsur-angsur dalam tiga kloter penjadwalan.

"Untuk hari ini (Senin) ada dua kloter pemulangan, kloter pertama pukul 10 ini ada empat orang, dan nanti kloter kedua pukul 3 sore ada 19 orang terdiri dari mahasiswa dan PMI. Jadi total hari ini ada 23 orang dipulangkan," kata Sekretaris Daerah (Sekda) NTB Lalu Gita Ariadi, Senin.

Adapun empat orang masih berada di Jakarta untuk menunggu jadwal kepulangan berikutnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

6 WNI Jadi Tersangka Penyelundupan WN China ke Australia

6 WNI Jadi Tersangka Penyelundupan WN China ke Australia

Regional
Korban Tungku Meledak di Lampung Bertambah Jadi 4 Orang, Polisi Selidiki Penyebabnya

Korban Tungku Meledak di Lampung Bertambah Jadi 4 Orang, Polisi Selidiki Penyebabnya

Regional
Pilkada Demak: Dua Orang Mendaftar ke Gerindra, Ada yang Diantar Klub Sepak Bola

Pilkada Demak: Dua Orang Mendaftar ke Gerindra, Ada yang Diantar Klub Sepak Bola

Regional
Nekat Rebut Kalung Emas Lansia, Jambret di Brebes Babak Belur Dihakimi Massa

Nekat Rebut Kalung Emas Lansia, Jambret di Brebes Babak Belur Dihakimi Massa

Regional
Mawar Camp Gunung Ungaran di Semarang: Daya Tarik, Aturan, dan Harga Tiket

Mawar Camp Gunung Ungaran di Semarang: Daya Tarik, Aturan, dan Harga Tiket

Regional
Tak Hafal Lagu Indonesia Raya Saat Bikin KTP, Gadis di Nunukan Mengaku Dilecehkan ASN Disdukcapil

Tak Hafal Lagu Indonesia Raya Saat Bikin KTP, Gadis di Nunukan Mengaku Dilecehkan ASN Disdukcapil

Regional
Sabtu, Wali Kota Semarang Bakal Daftar Pilkada 2024 di DPC PDI-P

Sabtu, Wali Kota Semarang Bakal Daftar Pilkada 2024 di DPC PDI-P

Regional
Polisi Tangkap Preman yang Acak-acak Salon Kecantikan di Serang Banten

Polisi Tangkap Preman yang Acak-acak Salon Kecantikan di Serang Banten

Regional
Rumah Pembunuh Pelajar SMK Diserang Puluhan Massa Bersenjata Parang

Rumah Pembunuh Pelajar SMK Diserang Puluhan Massa Bersenjata Parang

Regional
Maju Bakal Calon Wakil Wali Kota Semarang, Ade Bhakti Mendaftar ke PDI-P

Maju Bakal Calon Wakil Wali Kota Semarang, Ade Bhakti Mendaftar ke PDI-P

Regional
Teka-teki Pria Ditemukan Terikat dan Berlumpur di Semarang, Korban Belum Sadarkan Diri

Teka-teki Pria Ditemukan Terikat dan Berlumpur di Semarang, Korban Belum Sadarkan Diri

Regional
Menikah Lagi, Pria di Sumsel Luka Bakar Disiram Air Keras oleh Istrinya

Menikah Lagi, Pria di Sumsel Luka Bakar Disiram Air Keras oleh Istrinya

Regional
Duduk Perkara Rektor Unri Laporkan Mahasiswa yang Kritik Soal UKT

Duduk Perkara Rektor Unri Laporkan Mahasiswa yang Kritik Soal UKT

Regional
Truk Dipalak Rp 350.000 di Jembatan Jalinteng, Polisi 'Saling Lempar'

Truk Dipalak Rp 350.000 di Jembatan Jalinteng, Polisi "Saling Lempar"

Regional
9 Orang Daftar Pilkada 2024 di PDIP, Tak ada Nama Wali Kota Semarang

9 Orang Daftar Pilkada 2024 di PDIP, Tak ada Nama Wali Kota Semarang

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com